Sabtu, 15 Juni 2013

AMUK MASSA LDII RUSAK MIMBAR MASJID AL-HIJRI II UIKA BOGOR

Massa LDII melakukan tindakan anarkis dengan berusaha menggagalkan acara Seminar Aqidah Islam dan Pelatihan Ruqyah yang diadakan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Universitas Ibn Khaldun Bogor, pada Sabtu, 15 Juni 2013. Acara yang menghadirkan Ustadz Adam Amrullah, mantan Ketua Pemuda LDII Jakarta Timur pun terhenti. Suasana berubah ricuh di menit-menit awal.
Beberapa orang jamaah tak luput dari sasaran kekerasan yang dilakukan massa LDII. Dalam kesaksiannya, salah seorang peserta yang menjadi sasaran tindakan anarkis tersebut menjelaskan bahwa amuk jamaah LDII bermula ketika seorang peserta seminar memotong penjelasan pemateri di menit awal. Dengan nada keras dan seolah telah diatur skenarionya, kemudian peserta tersebut memberi aba-aba kepada massa untuk merengsek maju dan menyerang ke depan mihrab masjid ke tempat duduk panitia. Tak ayal, Ahmad (salah satu Mahasiswa UIKA) yang berada tidak jauh dari pemateri menjadi sasaran cakaran dan pukulan massa LDII yang memadati hingga sudut-sudut ruangan masjid.

Malam sebelum acara seminar, panitia mengaku telah mendapat teror sms dan telepon yang berisi ancaman agar tidak melaksanakan acara tersebut. Telepon langsung yang diterima Ketua Panitia menanyakan kekuatan panitia pelaksana.

Kelompok Islam Jamaah yang didirikan Nurhasan Ubaidah Lubis di Surabaya pada 1 Juli 1972 tersebut di era Ketua Umum MUI, Prof Dr Hamka telah menyatakan bahwa ajaran Islam Jamaah, Darul Hadits atau yang pernah bernama Lemkari yang dipakainya telah difatwa sesat. Karenanya dihimbau kepada umat Islam agar tidak mengikuti ajarannya. Fatwa yang telah dikeluarkan MUI tidak mungkin dicabut kembali.

Kesesatan ajaran LDII antara lain selalu mengkafirkan umat Islam lain yang tidak menjadi anggota LDII, tidak pernah mau sholat dibelakang umat Islam selain LDII, menganggap selain anggota LDII masuk neraka, bagi mereka yang keluar dari LDII dianggap murtad dan sebagainya.
Sangat disayangkan bahwa aliran ini juga bahkan dianut oleh sebagian mahasiswa dan mahasiswi perguruan tinggi yang dikenal kritis dan memiliki sistematika berfikir yang ilmiah. “Kriteria aliran sesat sebenarnya sudah sangat jelas sebagaimana yang pernah dikeluarkan oleh MUI, tinggal kita, umat Islam yang perlu ta’awun dan lebih gencar mensosialisasikannya kepada masyarakat.” Kata Faisal, Mahasiswa yang turut hadir. [fysal]

Jumat, 14 Juni 2013

Ikatan Ulama Muslim Sedunia: Krisis Suria Tanggung Jawab Seluruh Umat Islam

Ketua Ikatan Ulama Muslim Sedunia, Syekh Amin al-Haj hafidzahullah menyampaikan bahwa krisis Suria merupakan tanggung jawab seluruh umat Islam, bukan tanggung jawab umat Islam di Suria saja. Hal ini disampaikan oleh Syekh al-Haj dalam sambutannya pada muktamar ulama dunia yang diselenggarakan di Kairo, kamis (4/10/1434 atau 13/6/2013). Oleh karena itu beliau memfatwakan bahwa jihad Ke Suria hukumnya wajib bagi setiap Muslim. Beliau juga menyerukan/mengajak untuk memberangkatkan kafilah jihad ke Suria, sebagaimana dilansir oleh almoslim.net.

Syekh Amin juga mengajak para penguasa untuk mendukung para Mujahidin. ”Kami nasihatkan kepada para penguasa agar mereka bertakwa kepada Allah serta menunaikan tugas dan tanggung jawab mereka. Hendaknya mereka memberikan bantuan kepada para Mujahidin berupa senjata dan tidak melarang siapapun yang ingin berjihad membela kaum Muslimin”, ujarnya. Sementara kepada para Mujahidin beliau mewasiatkan agar mereka meluruskan niat dalam berjihad. “Berjihadlah untuk meninggikan kalimat Allah, berperanglah demi meninggikan agama Allah”, tegasnya.

Statement Syekh al-Haj turut diamini oleh Syekh. Dr. Yusuf al-Qaradhawi yang turut menyampaikan sambutan dalam muktamar tersebut. “Perang yang terjadi di Suria adalah perang terhadap Islam. Oleh karena itu jihad di sana hukumnya wajib”, kata Ketua Persatuan Ulama Muslimin Sedunia [al-Ittihad ‘Alami Li ‘Ulama Muslimin] tersebut. Selain itu Syekh al-Qaradhawi juga mengajak para penguasa Arab dan umat Islam untuk menunjukan solidaritas terhadap ahlussunnah di Suria.

Muktamar  yang diadakan untuk membantu Suria tersebut diprakarsai oleh  bebebrapa lembaga Islam Internasional seperti al-Ittihad ‘Alami Li ‘Ulama Muslimin, Rabithah Ulama Muslimin, Rabithah Ulama Ahlussunnah, dan lembaga Islam lainnya. Salah satu keputusan muktamar ini adalah seruan agar segera diberangkatkan kafilah da’wah dan jihad ke Suria.

Muktamar yang mengambil tema “Sikap dan Peran Ulama Umat terhadap Masalah Suria” ini dihadiri pula oleh Dr. Muhammad ‘Arifi, Dr.’Imad ‘Abdul Ghafur (staf presiden Mesir), Syekh ‘Abdullah Syakir (ketua Jam’iyyah Ansharussunnah al-Muhammadiyah, Syekh Abdurrahman ‘Abdul Khaliq (pendiri madrasah Salafiyah di Mesir), dan ulama-ulama lain dari berbagai penjuru dunia Islam, termasuk dari Indonesia yang diwakili oleh Ustad Harman Tajang Lc (WI) dan ustad Farid Ahmad Oqbah, Lc, MA (MIUMI). (diolah dari almoslim.net/sym).

Selasa, 04 Juni 2013

Ustad Zaitun: Tarbiyah Qur’aniyah Melalui Tadabbur al-Qur’an


Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat  Wahdah Islamiyah (DPP WI) Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin menyampaikan bahwa tadaabbur al-Qur’an merupakaan bagian dari dari proses tarbiyah qur'aniyah.  Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara dalam Tabligh Akbar Indonesia Bertadabbur Ak-Qur’an di Masjid Istiqlal Jakarta (2/06/2013).

Di hadapan jamaah tabligh akbar yang memadati ruang utama masjid Istiqlal ustad Zaitun menguraikan secara singkat tujuan tadabbur al-Qur’an. Pertama, Melahirkan kesadaran beramal shaleh. “Inilah tujuan pertama dan utama dari tadabbur Qur’an”, tegasnya.  Sebagaimana dahulu para sahabt Nabi. Mereka membaca Al-Qur’an 10 ayat-10 ayat. Mereka baca 10 ayat tersebut, lalu mereka pahami, hapal, dan amalkan. Mereka tidak melangkah ke ayat berikutnya sebelum menghafal, memahami, dan mengamalkan ayat tersebut.

Kedua, Untuk membentuk pribadi yang shaleh. Sebagaimana didiyaratkan  dalam surat al Hujurat ayat 14. Dan yang ketiga membentuk masyarakat dan umat yang shaleh.  Kalau pribadi-pribadi tersebut terbentuk, maka akan terbentuk kelompok dan umat yang shaleh.  Sebagaimana disinyalir dalam Surat al Jumu'ah ayat 2.

Oleh karena itu wakil ketuan MIUMI ini memandang pentingnya gerakan tadabbur al-Qur’an di tengah-tengah masyarakat Muslim Indonesia. “Harus diupayakan ada gerakan Tadabbur Al Qur'an, baik dalam bentuk yang paling sederhana seperti menghadiri kajian Al Qur'an. Termasuk bagi yang mampu mendalami bahasa Arab untuk selanjutnya mendalami Al Qur'an. Kita berharap agar muncul dai yang mengembangkan Tadabbur Al Qur'an”, tegasnya.

Selain itu tabligh akbar yang dihadiri oleh menteri agama ini dirangkaikan pula dengan pengukuhan Lembaga Tadabbur Qur’an Indonesia. Pengukuhan ditandai dengan  penandatanganan prasasti oleh Prof. Dr. Nashir  Al ‘Umar, Menteri Agama, Ustad Bachtiar Nasir (ketua), dan ustad Muhammad Zaitun Rasmin (ketua Pembina). Lembaga Tadabbur ini  diharapkan dapat menggugah dan memberikan spirit kepada umat dan bangsa Indonesia. Lembaga Tadabbur al-Qur’an Indonesia sendiri merupakan bagian dari Lembaga Tadabbur tingkat dunia yang dipimpin oleh Priof. Nashir. Lembaga ini telah beranggotakan sekitar 40 negara Muslim. Direncanakan, pada bulan awal juli lembaga ini akan mengadakan muktamar tadabbur tingkat internasional di Qatar. (Sym)