Kaum muslimin rahimakumullah,
Siapakah di antara kita yang tidak mencintai Rasulullah?
Siapakah di antara kita yang tidak mau berkorban demi membela Rasulullah?
Kita semua yakin, bahwa setiap jiwa dan qalbu yang menyimpan kepada Allah dan Hari Akhir, pasti juga menyimpan kecintaan yang mendalam kepada sang pembawa ajaran Allah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Kita mencintai beliau, karena mencintainya juga berarti mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Katakanlah: jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan Allah itu Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (Ali Imran: 31)
Kita mencintai beliau, karena kita yakin bahwa beliau adalah sang pembawa ajaran kebaikan paripurna. Kita yakin bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mungkin mengajarkan keburukan kepada umat manusia.
Kita mencintai beliau, karena kita tahu bahwa Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia terbaik yang pernah ada di mayapada ini. Kehidupannya dipenuhi dengan kebaikan, dan hanya dipenuhi keluhuran dan kemuliaan.
Ia mengajarkan bagaimana memuliakan Sang Pencipta diri ini dengan seharusnya.
Ia mengajarkan bagaimana memuliakan sesama manusia, bahkan bagaimana memperlakukan makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Ia mengajar kita bagaimana memuliakan dan menghargai perempuan secara benar. Ia mengajar kita bagaimana membelai rambut anak kita penuh kasih. Ia mengajar kita memuliakan tamu dan tetangga. Ia mengajar kita bagaimana menjaga hak orang-orang kafir yang telah menyatakan siap untuk menghormati dan menjaga hak-hak kaum muslimin. Ia mengajarkan kita untuk membela dan menolong yang lemah. Ia mengajarkan kita untuk selalu berani melawan dan menghadapi kezhaliman.
Sungguh, ia mengajarkan kepada kita –bahkan kepada seluruh umat manusia- bagaimana hidup sebagai manusia mulia dan terhormat.
Itulah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam! Bahkan semua itu, baru menggambarkan secuil kecil kemuliaannya.
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Tapi dengan semua kemuliaan itu, mengapa masih saja ada manusia yang membenci beliau, bahkan menumpahkan kebenciaannya begitu rupa melalui film seperti yang kita dengarkan belakangan ini?
Jawabannya adalah firman Allah Ta’ala:
“Dan demikianlah, Kami (Allah) telah menetapkan setiap Nabi itu (selalu) mempunyai musuh dari kalangan syetan manusia dan jin…” (al-An’am: 112)
Penyebab lainnya adalah karena mereka sama-sekali tidak mengenal Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan sebenarnya. Dan karena itu, kita hanya ingin mengatakan kepada mereka:
“Tuan-tuan!! Andai kalian mengenal Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sebenarnya, maka kalian pasti akan mencintainya! Jiwa-jiwa kalian tidak akan punya pilihan selain mencintai dan terus mencintainya hingga akhir hayat kalian!”
Karena itu, melalui mimbar Jum’at yang mulia ini, kita menitipkan dan mengirimkan pesan Allah berikut ini kepada mereka dan siapa pun yang secara sadar maupun tidak sadar telah menyakiti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan RasulNya, Allah pasti akan melaknat mereka di dunia dan akhirat, dan Ia akan menyiapkan adzab yang menghinakan untuk mereka.” (al-Ahzab: 57)
“Dan orang-orang yang menyakiti Rasulullah itu bagi mereka adzab yang menyakitkan.” (al-Taubah: 61)
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Tentu saja kita semua wajib marah terhadap penghinaan tersebut. Kemarahan kita adalah bukti bahwa masih ada iman di dalam jiwa kita. Kemarahan juga menjadi bukti bahwa kita mencintai Allah dan RasulNya. Karena itu, kita patut memberikan apresiasi kepada kaum muslimin di penjuru dunia yang telah menunjukkan kemarahan itu. Agar dunia tahu, bahwa kita kaum muslimin mencintai perdamaian, tapi tidak akan membiarkan kehormatan kita diinjak-injak oleh siapa pun.
Justru kita harus prihatin jika hati dan jiwa kita sama sekali tidak bereaksi terhadap penghinaan tersebut. Jika ternyata hati dan jiwa kita lebih asyik mengikuti gosip infotainment, atau info gadget terbaru, daripada merespon penghinaan terhadap Rasulullah ini. Jika sudah begitu kondisinya, maka pertanyakanlah kepada diri kita sendiri: “Sebenarnya saya masih beriman atau tidak? Apakah di dalam dada saya masih ada iman atau tidak?”
Tentu saja kemarahan kita bukan kemarahan yang merusak. Kemarahan kita tidak akan membuat kita menyakiti orang-orang yang tidak bersalah. Kemarahan kita adalah kemarahan yang sejalan dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya.
Ingatlah, bahwa sebab utama kebencian mereka kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah karena mereka tidak mengenal beliau dengan benar. Karena itu, kemarahan ini seharusnya mendorong dan memotivasi kita semua untuk bergerak dan berperan menjadi agen-agen yang memperkenalkan Rasulullah kepada dunia!
Momentum ini seharusnya menjadi kesempatan emas kita untuk menyebarkan semua kebaikan yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Gunakan blog, facebook, twitter, dan media apapun yang Anda miliki untuk misi ini: misi menyebarkan sosok pribadi dan ajaran mulia Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam!
Beginilah cara kita menunjukkan kemarahan kita. Kemarahan yang akan selalu melekat bersama keimanan kita. Kemarahan yang membuat kita berkata kepada mereka: “Andai kalian mengenal Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan benar, maka kalian pasti akan mencintainya!”
KHUTBAH KEDUA
Kaum muslimin rahimakumullah!
Kemarahan kita terhadap penghinaan atas diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini juga seharusnya membuat kita bertanya dengan jujur kepada diri kita sendiri: “Apakah aku sendiri telah benar-benar mengenal Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam? Bagaimanakah kisah kehidupannya? Apa saja ajaran-ajaran mulianya?”
Kemarahan ini seharusnya diawali dengan upaya kita sendiri untuk lebih mendalami tentang kekasih kita ini, dan juga mendalami sunnah-sunnah yang diwariskannya kepada kita. Jangan sampai kita marah kepada orang lain, lalu melupakan bahwa kita sendiri sebenarnya belum terlalu mengenal sosok dan ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan baik.
Karena itu, buktikanlah kemarahan itu dengan memulainya pada diri sendiri. Lalu kepada keluarga kita, kemudian kepada orang-orang yang di sekeliling kita.
Inilah saatnya untuk memulai gerakan “Mengenal Rasulullah dan Sunnahnya”!
Semoga Allah memberkahi semua kemarahan dan usaha perjuangan kita. Amin.
Sumber: http://wahdah.or.id/.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar