Anak-anak Islam Terpadu Wahdah Islamiyah (SMA IT WI) kembali berkiprah, memperlihatkan bahwa mereka sudah layak diperhitungkan dalam lomba Kreativitas Remaja tingkat provinsi Sulselbar.
Ini dibuktikan dengan meraih Juara II lomba Korang Dinding (Koding) yang digelar Harian Fajar, masuk dalam Top Ten Sekolah pilihan Juri pada acara pengumuman, Jumat 18 Februari di Graha Pena Makassar.
Fadli, Ketua Tim Koding SMA IT Wahdah bersama beberapa anggota timnya yang memberikan info di Kantor DPP, Sabtu 19 Februari, menuturkan bahwa berdasarkan info dari panitia lomba sebenarnya secara subtansi isi dan berbagai aspek penilaian Juri, koding SMA Wahdahlah yang juara I, namun kalah dalam Voting Jumlah Pendukung sekolah.
Voting Jumlah pendukung ini dilihat dari banyaknya jumlah karcis tanda masuk yang dibeli siswa pendukung dari sekolah masing-masing, mulai tanggal 14-18 Februari. Bahkan menurut fadli, Voting ini presentase penilaiannya lebih besar dibanding penilaian subtansi materi koding. Info adanya voting ini agak lambat diterima tim dari panitia, dan juga fadli mengatakan kondisi di tempat acara, mereka tidak sangka sebelumnya, yang tidak kondusif.
Tim sempat merasa optimis bisa juara 1 setelah melihat secara sekilas Penilaian juri dari Dosen Seni UNM, memberi nilai plus setelah tim presentasi, dan juga terlihat dari antusias pengunjung pameran dan panitia melihat Koding SMA Wahdah. Pada saat pengumuman 10 Top Ten, sampai penyebutan 3 besar SMA Wahdah belum disebut, dan perhatian sebagian besar para pengunjung ke Koding SMA Wahdah, sebagai tanda secara umum pengunjung menilai koding SMA Wahdah yang pantas juara I.
Sebanyak 25 sekolah ikut dalam lomba ini, Sekolah yang masuk Top Ten : SMA IMMIM Putra, SMA Wahdah, SMA 18, SMK Kesehatan Plus Prima Mandiri, SMA 4, SMA 1 Tanralili Maros, SMK Kehutanan, SMA 12, SMA Ummul Mukminin dan SMA 21.
Tema yang ditetapkan Panitia keker Koding ini adalah tentang Pemimpin Masa Depan (Leader Wanna Be). Tim Koding SMA IT WI memberi judul kodingnya dengan nama “Green Leader”, Menurut Fadli, judul ini diharapkan pemimpin masa depan adalah pemimpin yang peduli terhadap alam. Ketika Pemimpin itu bersahabat dengan alam, maka rakyat akan mudah untuk cinta alam yang pada akhirnya alam juga akan bersahabat dengan manusia, sebagai hubungan timbal balik yang positif.
Dalam Koding ini sarat dengan tulisan-tulisan yang berkenaan dengan seorang pemimpin, mulai dari tulisan tentang tujuh prinsip kepemimpinan, Komunikasi seorang Pemimpin hingga menampilkan sosok Jusuf Kalla sebagai seorang pemimpin yang berasal dari Sulsel, yang dikutip beberapa ungkapan-ungkapannya.
Dalam kodingnya, anak-anak SMA IT WI membuat replika “Kota Modern” yang bernuansa Alam. Dimana setiap yang ditampilkan nampak hidup dan punya makna tersendiri yang hubungannya dengan seorang pemimpin dalam mengambil pelajaran dari alam.
Sebagai contoh, adanya air terjun, yang berasal dari atas ke bawah, air akan mengalir, jika terhambat, maka akan mencari celah sekecil apapun untuk bisa dilalui. Seorang pemimpin hendaknya turun ke rakyatnya untuk berinteraksi, jika ada masalah, tidak cepat menyerah, akan tetapi memikirkan celah-celah penyelesaian yang bisa ditempuh sehingga aktifitas dapat terus dilaksanakan dengan baik.
Ada juga penggambaran samudera dalam koding tersebut, hendaknya seorang pemimpin bersifat seperti samudera, air yang kotor yang memasuki samudera maka akan menjadi bersih. Sesuatu yang negatif bagi seorang pemimpin harus bisa diolah sehingga bisa memberikan pemikiran positif bagi rakyat dan alam.
Begitupula, digambarkan filosofi tanah. Tanah itu relah diinjak ditempatkan pada posisi di bawah, seolah-olah terkesan dihinakan, akan tetapi tanah memberikan sebaliknya kepada manusia, sebagai tempat tumbuhnya tumbuh-tumbuhan dan pepohonan yang bermanfaat bagi manusia dan berbagai bahan yang bisa diolah yang berasal dari dalam tanah. Begitupula pemimpin yang diharapkan, berbagai macam saran dan kritikan yang diberikan, hendaklah semua itu dapat diterima dengan lapang dada, yang dengannya, pemimpin dapat bekerja memberi bukti yang nyata kepada masyarakat.
Hendaknya juga seorang pemimpin seperti udara, yang lembut, memasuki setiap ruang, sehingga dapat mengetahui keadaan rakyatnya, yang mengalami penderitaan dapat segera diberi bantuan.
Juga ada nuansa warna subuh di dalam replika tersebut, sebagai penggambaran waktu subuh sebagai awal aktifitas produktif bagi para pemimpin dan rakyatnya dalam kehidupan ini.
Bangunan Graha Pena sebagai ikon Fajar sebagai pelaksana lomba ini, Fadli DKK menempatkannya berdekatan dengan istana Negara, dengan maksud, Gedung sebagai perwakilan media massa ini, selain bisa jadi jembatan komunikasi pemimpin dan rakyatnya juga bisa memainkan perannya sebagai media kontrol pemimpin.
Sebagai gambaran suatu kota modern, di tengah-tengah kota tersebut ditempatkan masjid, sebagai sarana pemimpin dan rakyatnya tidak melupakan misi hidupnya, yakni hubungan vertikalnya dengan Sang Khalid. Dengan menjaga dengan baik hubungan vertikal ini, maka hubungan horisontal ke rakyat dan alam akan sejalan dan harmonis.
Tim Koding ini beranggotakan 10 orang: Ketua Fadli Darmawan, Anggota: Abdul Hadi Qasim S,Fadil Husain, Aidil Ihsan, Wahyu Usamah, Shaiful Akbar, Muhammad Rusli, Amar Ma’ruf, Dzulfikar Chandra, Ahmad Farizal. Tim menyelesaikan karya ini selama 10 hari dengan biaya sebesar 500 ribu, biaya bahan dan biaya penyelesaian. Biaya ini jauh lebih kecil dibanding juara I, menghabiskan biaya 1,5 Juta. Tim Koding SMA IT WI selain mendapat piala, juga mendapat hadiah dana sebesar 700 ribu sedang Juara I sebesar 1 juta.
Tim Koding yang dapat juara ini juga merupakan anggota dari Club Remaja Muslim el Wahdah, Ketua TIM Koding Fadli Darmawan, juga Ketua CRM el Wahdah. Tim Koding dalam membuat karyanya ini juga mendapat sumbang saran dari berbagai pihak diantara guru SMA IT WI Zainal Abidin dan Drs.Alimuddin, MM, AK salah seorang Dosen Unhas, Orang tua salah satu anggota tim. (wahdah.or.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar