Selasa, 30 November 2010

Jika Wanita Mendapatkan Kesuciannya di waktu Ashar Apakah Ia Harus Melaksanakan Shalat Zhuhur

Tanya :

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya: Jika seorang wanita mendapatkan kesuciannya dari haidh atau nifas pada waktu Ashar, apakah diharuskan baginya untuk shalat Zhuhur bersama shalat Ashar, ataukah tidak diwajibkan baginya kecuali shalat Ashar saja?

Jawab :

Pendapat yang kuat dalam masalah ini adalah tidak diwajibkan baginya kecuali shalat Ashar saja karena tidak ada dalil yang mewajibkan untuk melaksanakan shalat Zhuhur. Kaidah pokok-pokok ilmu Fiqh mengatakan: "Asal dari segala sesuatu adalah bebas dari tanggung jawab", kemudian pula bahwa Nabi ¥ telah bersabda: " Barangsiapa yang dapat melaksanakan shalat Ashar satu rakaat sebelum terbenam matahari, maka berarti ia telah mendapatkan shalat Ashar" Beliau tidak mengatakan: "Berarti ia telah mendapatkan shalat Zhuhur", seandainya shalat Zhuhur diwajibkan pula (untuk kondisi yang ditanyakan) maka pasti Nabi telah menerangkannya, dan juga seandainya seorang wanita mendapatkan haidh setelah masuk waktu Zhuhur maka ia harus melaksanakan shalat Zhuhur atau mengqadha shalat Zhuhur itu tanpa melaksanakan shalat Ashar, padahal shalat Zhuhur itu bisa dijama' dengan shalat Ashar, hal ini tidak ada bedanya dengan yang digambarkan dalam perta-nyaan. Berdasarkan ini dapat diketahui bahwa pendapat yang benar adalah tidak ada kewajiban bagi wanita itu kecuali melaksanakan shalat Ashar saja berdasarkan petunjuk nash serta kiyas yang dilakukan berdasarkan petunjuk nash itu, begitu juga halnya jika seorang wanita mendapatkan kesuciannya sebelum habis waktu Isya maka yang harus ia lakukan adalah shalat Isya saja dan tidak diharuskan untuk melaksanakan shalat Maghrib.

Sabtu, 27 November 2010

Sempurnakanlah tiga hal untuk menjadi Mukmin (sejati)

Sempurnakanlah tiga hal dengan tiga hal engkau termasuk orang yang beriman :
Pertama ;Melawan kesombongan diri dengan rendah hati
Kedua ;Membunuh sifat rakus dan tamak dengan rasa puas (qanaa 'ah)
Ketiga ;Menghilangkan sifat iri hati dan dengki dengan mau mendengarkan nasihat.
(Malik bin Dinar rahimhullah)

53 Amalan Pintu Pahala dan Pelebur Dosa

Al-Hamdulillahi rabbil ‘Aalamiyn ,wash –Shalaatu was Salaamu ‘Ala asyrafil Anbiyaa I Wal mursalin,Wa ba’d.

Berikut Ini adalah risalah kepada setiap Muslim yang mengesakan Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun,dimana tujuan puncak setiap muslim adalah keluar dari dunia ini dalam keadaan semua dosa-dosanya diampuni oleh Allah dan Allah tidaklagi menanyainya tentang dosa tersebut pada hari kiamat kelak,serta dimasukkan ke dalam surga yang penuh dengan keni’matan, ia kekal abadi didalamnya tidak keluar darinya selamanya.Dalam risalah yang singkat ini kami akan menyebutkan amalan-amalan pelebur dosa dan memiliki pahala yang besar dari hadits-hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam yang shahih.

Kami memohon kepada Allah Alhayyu Al-Qayyum yang tidak ada Ilah selain Dia ,semoga Dia menerima amalan-amalan kita,Sesungguhnya Dia Maha mendengar lagi Maha mengetahui.

1.Bertaubat;

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:{ من تاب قبل أن تطلع الشمس من مغربها تاب الله عليه }.Barangsiapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari sebelah barat ,Allah akan menerima taubatnya(HR Muslim 2703).Dalam hadits lain Beliau bersabda:) إن الله عز وجل يقبل توبة العبد ما لم يغرغر }.Sesungguhnya Allah menerima taubat seorang hamba selama ia belum sekarat.

2.Keluar dalam rangka thalabul ‘ilmi. { من سلك طريقاً يلتمس فيه علماً سهل الله له به طريقاً إلى الجنة } [مسلم:2699].(Barangsiapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.(HR Muslim 2699).

3.Dzikrullah.Rasulullah shallaahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada para sahabat; [Maukah kalian kuberitahukan amalan kalian yang terbaik,paling suci disisi Allah,paling tinggi pada derajat kalian,lebih baik bagi kalian daripada berinfaq dengan uang emas dan perak,lebih baik bagi kalian daripada bertemu musuh lalukalian memukul leher-leher mereka dan mereka memukul leher-leher kalian?Para Sahabat menjawab;’’tentu wahai Rasulullah” ,Rasul bersabda;Dzikrullah=berdzikir kepada Allah].)HR Tirmidziy:3347).

4.Melakukan kebaikan(Al-Ma’ruf) dan Menunjukkan kepada kebaikkan.Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:[Setiap kebaikkan merupakan shadaqah dan orang yang menunjuki kebaikkan sama (pahalanya) dengan pelaku kebaikkan tersebut.(HR Bukhari10/347,Muslim2674).

5.Keutamaan berda’wah di jalan Allah.Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda;[Barangsiapa yang mengajak kepada kebaikkan ,maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengukti kebaikkan tersebut tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun”].(HR Muslim 2674).

6.Amar ma’ruf nahi munkar.Barangsiapa diantara kalian yang melihat kemunkaran ,hendaknya ia merubahnya dengan tangannya,jika tidak (snggup) hendaknya (ia merubahnya) dengan lisannya,jika tidak maka dengan hatinya,dan itu adalah selemah-lemah iman.(HR Muslim 49).

7.Membaca Al-Quran.Bacalah Al-Qura’an karena ia akan datang pada hari kimat sebagai pemberi syafa’at kepada para sahabatnya.(HR Muslim 804).

8.Mempelajari dan Mengajarkan Al-Qur’an.Sebaik-baik kalian adalah yang belajar al- Qur’an dan mengajarkannya.(HR Bukhari:9/66).

9.Menebarkan Salam.Kalian takkan masuk surga hinnga kalian beriman,kalian tidak beriman hingga kalian saling mencintai,maukah kalian kutunjukkan suatu amalan jika kalian melakukannya niscaya kalian saling mencintai? Tebarkan salam diantara kalian.(HR Muslim;54).

10.Cinta karena Allah Ta’ala;Karena Allah Ta’ala berkata padahari kiamat ;Di mana orang-orang yang saling mencintai dibawah keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan menaungi mereka ,dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Ku.(HR Muslim:2566).

11.Menziarahi(membesuk) Orang sakit.Tidaklah seorang muslim membesuk muslim lainnya yang sedang sakit dipagi hari melainkan tujuh puluh Malaikat akan mendoakannya hingga sore hari,dan jika Ia membesuk disore hari maka tujuhpuluh ribu Malaikat mendoakannya hingga pagi hari,dan baginya seekor domba di surga,(HR Tirmidziy;969).

12.Menolong Orang yang berutang.Barangsiapa yang mempermudah orang yang kesulitan maka Allah akan memudahkan nya di dunia dan di akhirat.(HR Muslim:2699).

13.Menutupi (aib) Manusia.Tidaklah seorang hamba menutupi aib sesamanya di dunia melainkan Allah pasti akan menutupi(aib)nya pada hari kiamat.(HR.Muslim 2590).

14.(Menjalin) silaturrahim.Ar-Rahim tegantung di atas Arsy dan mengatakan;barangsiapa yang yang menyambungku maka Allah akan menyambung (silaturrahim) dengannya,dan barangsiapa yang memutuskanku maka Allah pun memutuskan nya.(HR Bukhari ;10/350,Muslim:2555).

15.Husnul Khuluq (akhlak yang baik).Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam tentang amalan yang paling banyak memasukkan manusia kesyurga?Beliau menjawab : Bertakwa kepada Allah dan akhlak yang baik(تقوى الله وحسن الخلق). HR Tirmidzi 2003.

16.Jujur (shidq).Hendaknya kalian selalu berkata jujur karena kejujuran mengantarkan kepada kebaikan ,dan kebaikan mengantarkan ke syurga.(HR 10/243,Muslim 2607).

17.Menahan Amarah.Barangsiapa yang menahan amarah(nya),padahal ia sanggup untuk melampiaskannya maka Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat kelak untuk (persilahkan) memilih bidadari yang ia kehendaki (sukai).(HR Tirmidzi 2022).

18.(Membaca) Doa’ Kaffaaratul Majlis.Barang siapa yang duduk di suatu majelis lalu banyak hirukpikuknya ,lalu sebelum bangkit dari majelis tersebut dia membaca:سبحانك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك(Mahasuci Engkau Ya Allah dan Segalapuji bagi-Mu Aku bersaksi bahwa tiada Ilaah Yang berhak disembah melainkan Engkau Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu) ,melainkan Allah ampuni (dosa/kesalahan) yang terjadi dalam majelis tersebut.(HR Tirmidziy:3/153).

19.Bersabar.Tidak ada satu musibah yang menimpa seorang muslim baik berupa rasa capek(نصب),sakit terus menerus(وصب) ,gelisah(همّ) ,kesedihan (حزن),sakit(أذي),kesusahan(غمّ),hingga duri yang menusuk kakinya melainkan dengan musibah itu Allah menghapuskan kesalahan-kesalahannya.(HR Bukhari:10/91).

20.Birrulwaalidain(Berbuat baik kepada kedua Orang tua).Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Celaka dia,celaka dia ,kemudian celaka dia,[ditanyakan kepada beliau;Siapa wahai Rasulullah?],Beliau menjawab;Orang yang mendapati kedua orang tuanya atau salahsatunya dalam usia lanjut (‘indal kibar) ,kemudian ia tidak masuk syurga (tidak berbuat baik kepada mereka-pent).(Muslim:2551)

21.Membantu Janda dan anak Yatim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;”Orang yang berjalan untuk menolong janda dan anak yatim bagaikan mujahid fi sabilillah [aku megira] dan orang yang shalat malam tidak letih serta shaim yang tidak berbuka”.(HR Bukhari:10/366).

22.Menanggung(biaya hidup) Anak Yatim.Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:”Aku dan orang yang menanggung anak yatim di syurga seperti ini, beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya.”(HR Bukhari:10/365).

23.Berwudhu.Barangsiapa yang berwudhu .lalu memperbagus wudhunya ,maka kesalahan-kesalahannya keluar dari jasadnya hingga keluar dari kukunya.(HR Muslim 245).

24.Membaca Syahadat Setelah Berwudhu.Barangsiapa yang berwudhu ,lalu memperbagus wudhunya ,kemudian ia mengucapkan: أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، اللهم اجعلني من التوابين واجعلني من المتطهرين ,maka akan dibukakan untuknya pintu-pintu syurga ,ia dapat masuk melalui pintu mana ia mau”.(HR Muslim:234).

25.Berdoa’ setelah adzan.Barang siapa (setelah) mendenagarkan muadzin menucapkan:

( اللهم رب هذه الدعوة التامة والصلاة القائمة، آت محمداً الوسيلة والفضيلة، وابعثه مقاماً محموداً الذي وعدته)

Maka ia berhak mendapat syafa’atku di hari kiamat kelak.(HR Bukhari:2/77).

26.Membangun Masjid.Barangsiapa yang membangun masjid dengan nya ia mengharap wajah Allah maka akan dibangunkan untuknya yang semisalnya di syurga.(HR Bukhari:450).

27.Bersiwak.Andaikan tidak memberatkan ummatku ,niscaya kuperintahkan mereka bersiwak (meggosok gigi) setiap (hendak) shalat.(HR Bukhari:2/331,Muslim:252.

28.Pergi Ke Masjid.Barangsiapa yang berangkat ke masjid di waktu pagi dan sore ,maka disediakan untknya tempat tinggal di syurga setiap dia pergi atau kembali.(HR Bukhari:2/142,Muslim 669.

29.Shalat Lima waktu.Tidaklah seorang Muslim memasuki waktu shalat ,lalu ia membaguskan wudhunya ,(memperbagus)kekhusukan shalatnya,memperbaiki ruku’nya ,melainkan (hal tersebut) akan menjadi penghapus dosa-dosanya yang telah lalu selama ia tidak melakukan dosa besar ,halt u berlangsung sepanjang masa.(HR Muslim:228).

30.Mengerjakan Shalat Fajr(subuh) dan ‘Ashr.Barang siapa yang melakukan shalat Bardain dia masuk syurga.(HR Bukhari:2/43).Yang dimaksud dengan Shalat bardain adalah shalat shubuh dan ‘ashar (Fathul Baariy II/66).-pent-

31.Shalat Juma’t.Barangsiapa yang berwudhu lalu menyempurnakan wudhunya,kemudian mendatangi shalat jum’at lalu mendengarkan (khutbah )sambil diam ,maka diampuni dosa-dosanya yang terjadi diantara jumat itu dan jumat berikutnya ditambah tiga hari .(HR Muslim:857).

32.(Berdo’a) Pada Saat Di Ijabah (dikabulkan) nya Doa’ pada hari Jum’at.pada hari jumat ada satu saat ,tidaklah seorang hamba yang muslim shalat dan meminta sesuatu kepada Allah melainkan Allah pasti memberikan permintaannya.(HR Bukhari:2/344,Muslim:852).Waktu yang dimaksud (menurut Ibnu Qayyim);akhir waktu setelah shalat ‘ashar.-pent-

33.Shalat sunnat Rawatib Yang menyertai Shalat fardhu.Tidaklah seorang hamba yang Muslim mengerjakan shalat duabelas raka’at ,shalat sunnat bukan wajib semata-mata karena Allah ,melainkan Allah bangunkan untuknya rumah di syurga.(HR Muslim:728).Duabelas raka’at yang dimaksud adalah: 2 raka’at sebelum shubuh,4 raka’at sebelum dzuhur dan 2 raka’at setelahnya,2 raka’at setelah magrib,dan 2 raka’at setelah ‘isya.(pent).

34.Shalat dua raka’at setelah terjatuh ke dalam dosa.Tidaklah seorang hamba melakukan satu dosa lalu bersuci dengan baik kemudian shalat dua raka’at dan beristighfar melainkan ia akan diampuni.(HR Abu Daud :1521).

35.Shalat Lail.Shalat yang paling afdhal setelah shalat fardhu adalah shalat lail(malam).(HR Muslim 1163).

36.Shalat dhuha.Bagi masing-masing ruas dari anggota tubuh salahseorang diantara kalian mesti dikeluarkan shadaqah,setiap tasbih adalah shadaqah,setiap tahmid adalah shadaqah,setiap shadaqah,bernahimunkar juga shadaqah.Dan semua itu dapat disetarakan balasannya dengan du raka’at shalat dhuha.(HR Muslim:720).

37.Bershalawat Atas Nabi.Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.(HR Muslim:384).

38.Berpuasa.Tidaklah seorang Muslim berpuasa sehari dijalan Allah melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya dari neraka sejauh tujuhpuluh tahun.(HR Bukhari 5/635,Muslim:1153).

39.Berpuasa tiga hari dalam setiap bulan.Berpuasa tiga hari daam setiap bulan sama dengan berpuasa seumur hidup.(HR Bukhari:4/192,Muslim:1159).

40.Berpuasa pada bulan Ramadhan.Barangsiapa yang berpuasa pada bulan ramadhan karena keimanan dan ihtisab(mengharap pahala) maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.(HR Bukhari:4/221,Muslim:760).

41.Berpuasa pada bulan syawwal.Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadhan kemudian menyusulnya dengan (berpuasa) enam hari pada bulan syawwal maka sama dengan puasa seumur hidup.(HR Muslim:1164).

42.Puasa ‘Arafah.Puasa ‘arafah menghapusan dosa setahun yang lalu dan akan datang.(HR Muslim:1162).

43.Puasa ‘Asyura.Puasa ‘Asyura ,saya berharap kepada Allah ,ia dapat menghapuskan dosa selama setahun lalu.(HR Muslim :1162)

44.Memberikan suguhan buka puasa.Barangsiapa yang memeberikan suguhan buka puasa maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa,dengan tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun”.(HR Tirmidzi:807).

45.Qiyam laialatilqadr.”Barang siapa yang menghidupkan malam lailatul qadr karena iman dan ihtisab,akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.(HR Bukhari:4/221, Muslim:1165).

46.Shadaqah.” Shadaqah dapat menghapuskan kesalahan-kesalahan sebagaimana air memadamkan api”.(HR Tirmidzi:2616).

47.Haji dan ‘Umrah.” Antara umrah dengan umrah berikutnya ,dapat menghapuskan dosa-dosa diantaranya dan haji mabrur tidak ada balasannya kecuali sorga”.(HR Muslim:1349).

48.Beramal (shalih) pada sepuluh hari pertama bulan dzulhijah.”Tiada hari-hari dimana ‘amal shalih padanya lebih dicintai oleh oleh Allah malebihi (amal shalih) yang dikerjakan pada hari –hari ini (maksudnya sepuluh pertama dzulhijah) ,para sahabat bertanya;tidak juga jihad fiy sabililillah? Nabi berkata:Tidakjuga jihad fiy sabilillah ,kecuali orang yang yang keluar dengan jiwa dan hartanya lalu tidak kembali (syahid).”(HR Bukhari:2/381).

49.Jihab Fiy Sabilillah.”Ribath sehari di jalan Allah lebih baik dari dunia dan segala yang ada di atasnya,dan tempat cambuk salahseorang dari kalian di surga kelak lebih baik dari dari dunia dan apa yang diatasnya”.(HR Bukhari:6/11).

50.Berinfaq fiy Sabilillah.”Barang siapa yang membantu persiapan pasukan perang,maka ia telah berperang,dan barang siapa yang mengutus keluarganya untuk untuk berperang ,maka ia telah berperang”.(HR Bukhari:6/37).

51.Menyolati dan Mengantar Jenazah.” Barang siapa yang melayat jenazah hingga dishalatkan maka baginya satu qirath,dan barang siapa melayat sampai mengantar jenazah ke kuburan ,maka baginya dua qirath,(ditanyakan kepada beliau;apa dua qirath itu?) beliau menjawab; Seperti dua gunung besar “.(HR Bukhari:3/158,Muslim:945).

52.MenjagaLisan dan Kemaluan,”Baransiapa yang menjaga apa yang ada diantara jenggot dan kumisnya (mulut) dan diantara dua kakinya (kemaluannya) maka aku jaminkan baginya surga”.(HR Bukhari:11/264,Muslim:265).

53.Keutamaan Laa Ilaaha Illallaah dan Subhanallaahi Wa bihamdihi.”Barangsiapa yang mengucapkan ; “لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد، وهو على كل شيء قدير” dalam sehari seratus kali ,maka baginya baginya pahala seperti memerdekakan sepuluh orang budak,dicatat untuknya pahala seratus kebaikkan,dan akan dilindungi dari syetan pada hari itu hingga sore hari,dan tidak akan ada yang dating dengan membawa pahala seafdhal dia melainkan oragang yang mengerjakan amalam yang sama.Beliau juga bersabda;Barangsiapa yang mengucapkan; seratus kalidalam sehari,maka Allah akan diampuni kesalahan-kesalahannya meski sebanyak buih di lautan”. (HR Bukhari 11/168,Muslim:2691).

Diterjemahkan dari (http://www.kalemat.org).
Catatan :Angka 53 bukan untuk membatasi ,tentu masih banyak amalan-amalan yang lain.

Jumat, 26 November 2010

Ad-Dayyuts; Laki-laki tak Punya Rasa Cemburu

Disebutkan di dalam hadits, bahwa Saad bin Ubadah Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Sekiranya aku melihat seorang laki-laki bersama dengan isteriku, niscaya akan kutebas ia dengan pedang,” ucapan itu akhirnya sampai kepada Rasulullah. Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Apakah kalian merasa heran terhadap kecemburuan Saad? Demi Allah, aku lebih cemburu daripadanya, dan Allah lebih cemburu daripadaku.” (HR. Bukhari)

Dalam kesempatan lain Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah itu pencemburu dan seorang mukmin juga pencemburu. Kecemburuan Allah itu terjadi bila ada seorang hamba datang kepada-Nya dengan perbuatan yang diharamkan-Nya.” (HR. Bukhari).

Salah satu sifat orang beriman adalah cemburu. Sebab, cemburu merupakan isyarat adanya cinta kasih. Islam memuji lelaki yang punya rasa cemburu dan mencela orang yang tidak memilikinya. Tentu saja selain menganjurkan cemburu, Islam memberikan batas-batasnya. Bila batas tersebut dilanggar, rusaklah kebahagian rumah tangga.
“Ada jenis cemburu yang dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala, adapula yang dibenci-Nya. Yang disukai, yaitu cemburu tatkala ada sangkaan atau tuduhan. Sedangkan yang dibenci, yaitu adalah yang tidak dilandasi keraguan” (HR. al Baihaqi)

Makhluk paling buruk.
Makna ad-dayyuts adalah seorang suami atau ayah yang membiarkan kemaksiatan terjadi dalam keluarganya. Yaitu ketika dia melihat kemungkaran oleh anggota keluarganya, dia hanya diam saja dan tidak merubahnya.

Lawannya adalah al-ghayyur, yaitu orang yang memiliki kecemburuan besar terhadap keluarganya sehingga dia tidak membiarkan mereka berbuat maksiat.

Dalam sebuah hadits marfu’, dari Ibnu Umar radliyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Ada tiga golongan yang tidak akan dilihat oleh Allah pada hari kiamat nanti, yaitu orang yang durhaka kepada kedua orangtuanya, perempuan yang menyerupai laki-laki, dan ad-dayyuts . . .” (HR. an-Nasa’i dan lainnya, dishahihkan oleh Al-Albani).

Ancaman keras dalam hadits di atas menunjukkan bahwa perbuatan ini termasuk dosa besar yang dimurkai Allah. Salah satu ciri dosa besar adalah apabila perbuatan tersebut diancam akan mendapatkan balasan di akhirat berupa siksaan, kemurkaan, atau ancaman keras lainnya.
Imam Ad-Dzahabi dalam kitabnya, Al Kabair (kumpulan dosa-dosa besar) menempatkan perilaku diyatsah/dayyuts dalam urutan dosa besar ketiga puluh empat.

Beliau mengatakan dalam bab liwath, “Jika dia mengetahui istrinya telah berselingkuh (berzina) dan dia hanya diam saja (membiarkannya), maka Allah telah haramkan surga atasnya karena Allah telah menulis di pintu surga: ‘Kamu haram dimasuki seorang dayyuts’. Yaitu orang yang mengetahui perbuatan buruk (zina) pada istrinya, tapi dia diam saja dan tidak cemburu.”

Seorang suami yang dayyuts akan menyebabkan rusaknya agama dan akhlak anggota keluarga, sehingga layaklah suami dayyuts ini mendapatkan ancaman keras sebagaimana yang disebutkan dalam hadits di atas.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah ketika menjelaskan dampak buruk perbuatan maksiat di antaranya perbuatan ad-diyatsah/ad-dayyuts (membiarkan perbuatan buruk dalam keluarga) yang timbul karena lemah atau hilangnya sifat ghiirah (cemburu dan marah ketika syariat Allah dilanggar) dalam hati pelakunya. Beliau berkata, “. . . . oleh karena itulah, ad-dayyuts adalah makhluk Allah yang paling buruk dan diharamkan masuk surga. Demikian juga orang yang membolehkan dan menganggap baik perbuatan dzalim dan melampaui batas bagi orang lain. Maka perhatikanlah akibat yang ditimbulkan karena lemahnya sifat ghiirah (dalam diri seseorang).”

Beliau melanjutkan, “ini semua menunjukkan bahwa asal pokok agama seseorang adalah sifat ghiirah. Barangsiapa yang tidak memiliki sifat ghiirah maka berarti dia tidak memiliki agama (iman). Karena sifat ghiirah inilah yang akan menghidupkan hati (manusia) yang kemudian akan menghidupkan anggota tubuhnya, sehingga anggota tubuhnya akan menolak perbuatan buruk dan keji. Sebaliknya, hilangnya sifat ghiirah akan mematikan hatinya, yang kemudian akan mematikan kebaikan anggota tubuhnya, sehingga sama sekali tak ada penolakan terhadap keburukan dalam dirinya. . .” (kitab Ad-Da-u wad Dawaa’, hal. 84).

Suami buruk, keluarga terpuruk
Ad-Dayuts akan membiarkan keburukan pada agama istri dan anak-anaknya. Membiarkan atau menuruti kemauan mereka dalam perkara yang bertentangan dengan syari’at. Dia tidak punya rasa cemburu ketika keluarganya (istri dan anaknya) bermaksiat. Misalnya, dia membiarkan istrinya keluar rumah tanpa berjilbab, membiarkannya nongkrong di pinggir jalan bersama laki-laki lain, yang paling parah adalah membiarkan istrinya bergaul bebas dengan teman lakinya sampai melakukan zina. Apa yang bisa dibanggakan dari laki-laki seperti ini? Apalagi terhadap bentuk pelanggaran syari’at yang lainnya tentu ia lebih tidak peduli lagi.

Sungguh tak layak suami berperilaku dan bermental seperti ini. Karena Allah telah menetapkannya sebagai pemimpin dalam rumah tangganya, pemimpin atas anak dan istrinya, dan kelak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.

Dari Ibnu Umar radliyallah ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bersabda:
“Setiap kalian ra’in (penanggung jawab) dan masing-masing akan ditanya tentang tanggungjawabnya. Penguasa adalah penanggung jawab atas rakyatnya, dan akan ditanya tentangnya. Suami menjadi penanggung jawab dalam keluarganya, dan akan ditanya tentangnya.” (Muttafaq ‘Alaih)

Seorang istri, bagaimanapun baik sifat asalnya, tetap saja dia seorang perempuan yang lemah dan susah untuk diluruskan.
“Sesungguhnya perempuan diciptakan dari tulang rusuk (yang bengkok), (sehingga) dia tidak bisa terus-menerus (dalam keadaan) lurus jalan (hidup)nya.” (HR. Muslim)

Dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyifati perempuan sebagai,
…Orang-orang yang kurang (lemah) akal dan agamanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka seseorang yang keadaannya sedemikian ini tentu sangat membutuhkan bimbingan dan pengarahan dari seorang laki-laki yang memiliki akal, kekuatan, kesabaran, dan kasih sayang. Karena itu, jangan pernah bosan menasihati keluarga Anda.

“Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka . . .” (QS. At-Tahrim: 6)

Tidak boleh dengan alasan kasih sayang ataupun cinta sehingga seorang suami membiarkan istri atau anaknya larut dalam kemaksiatan, sebab itu bukanlah kasih sayang dan cinta sejati.

Kita dapati kebanyakan orang salah menempatkan arti cinta dan kasih sayang kepada istri dan anak-anak, dengan menuruti semua keinginan mereka meskipun dalam hal-hal yang bertentangan dengan syariat Islam, yang pada gilirannya justru akan mencelakakan dan merusak kebahagiaan hidup mereka sendiri.

Karena cinta kepada istri dan anak-anak merupakan fitrah yang Allah tetapkan pada jiwa setiap manusia. Allah Ta’ala berfirman,
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS Ali ‘Imran: 14)

Bersamaan dengan itu, nikmat keberadaan istri dan anak ini sekaligus juga merupakan ujian yang bisa menjerumuskan seorang hamba dalam kebinasaan. Allah mengingatkan hal ini dalam firman-Nya,
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka…” (QS At Taghaabun: 14)

Menurut ibnu Katsir makna “menjadi musuh bagimu” adalah melalaikan kamu dari melakukan amal shaleh dan bisa menjerumuskanmu ke dalam perbuatan maksiat kepada Allah Ta’ala.

Barangsiapa yang mengharapkan cinta dan kasih sayangnya terhadap keluarganya kekal abadi di dunia sampai di akhirat nanti, maka hendaknya dia melandasi cinta dan kasih sayangnya karena Allah semata, serta mengisinya dengan saling menasehati dan tolong menolong dalam ketaatan kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman,
“Orang-orang yang berkasih sayang pada waktu itu (di akhirat) menjadi musuh satu sama lainnya, kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (QS Az-Zukhruf: 67)

Ayat ini menunjukkan bahwa semua jalinan cinta dan kasih sayang di dunia yang bukan karena Allah maka di akhirat nanti berubah menjadi kebencian dan permusuhan, dan yang kekal abadi hanyalah jalinan cinta dan kasih sayang karena-Nya.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya pada diri kita sendiri maupun keluarga kita.

Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri dan keturunan kami sebagai penyejuk (pandangan) mata (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.[]

Sumber :Buletin al-Balagh Edisi 72 Sya’ban 1431 H

Rabu, 24 November 2010

EMPAT DERAJAT WARA'

Ada seorang wanita shalihah berkonsultasi kepada Imam Ahmad Bin Hanbal. Dia menceritakan sekelompok kafilah singgah di dekat rumahnya. Mereka mendirikan tenda dan membuat api unggun untuk melawan dingin. Pada malam itu, kebetulan ia sedangmenjahit pakaian pesanan. Sebenarnya kejadian itu sudah berlalu. Tapi, ada satu hal yang masih mengganjal hatinya. Ia merasa memanfaatkan fasilitas yang bukan miliknya. Apa itu? Ternyata cahaya dari api unggun yang dibuat kafilah.

Secara tidak langsung sinar api unggun membuat pekerjaanya lebih mudah. Karena itu ia menanyakan, “Apakah saya boleh menggunakan upah saya menjahit pakaian di malam tersebut?”. Pertanyaan yang sangat unik dan jarang dikemukakan. Imam ahmad pun balik bertanya untuk mengetahui identitas wanita `afifah tersebut. “Siapakah kamu?” tanya Imam Ahmad. “Saya adalah fulanan binti fulanah dari keluarga si fulan.” wanita itu menyebutkan bahwa nasabnya dari keluarga orang shalih. “Kalau begitu, khusus untuk kamu, jangan!” jawab Imam Ahmad.

Sebenarnya Imam Ahmad bisa memberi fatwa ‘boleh’. Bahkan tidak perlu mencaraai kafilah yang sudah pergi guna membayar ‘ongkos’ nyala api yang masuk ke ruangannya. Tapi, setelah tahu bahwa wanita tersebut berasal dari keluarga yang shalih dan menjaga sifat wara’ jawabannya berubah. Tidak aneh jika Imam Ahmad berfatwa demikian karena beliau terkenal menjaga wara’.

Wara’ bisa digambarkan sebagai usaha menahan diri dari yang diharamkan AllahSubhanahu wa Ta 'ala Sehingga hati merasa risih jika menemui sesuatu yang terlarang atau ‘meragukan’. Wara’tumbuh karena menyakini bahwa semua hal yang kita gunakan dan manfaatkan harus bersih dan halal. Karena itu, setiap makanan-minuman yang dikonsumsi, harta benda dan pakaian yang dikenakan selalu diperhatikan asal usulnya. Apakah dari jalan yang halal atau haram?

Dari Abu Hurairah Radhiyallaahu 'anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

“Wahai manusia, sesungguhnya AllahSubhanahu wa Ta 'ala maha baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Sungguh, perintah Allah Subhanahu wa Ta 'ala kepada orang-orang beriman sama dengan perintah-Nya kepada para nabi. Dia berfiman ‘Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ (al-Mu’minun: 51)

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al-Baqarah: 172)

Kemudian menyebutkan ada seseorang yang berjalan jauh, rambutnya kusut berdebu, dia mengangkat tangan ke langit (berdoa). ‘Ya rabbi… ya rabbi…’. Padahal, makanannya haram, minumanannya haram dan pakaian yang dikenakannya haram. Bagaimana doanya akan dikabulkan?” (HR. Muslim)

Wara’ juga berarti cara memelihara kesucian diri. Karenanya, perintah ini berlaku untuk semua orang tanpa kecuali. Tidak benar jika wara’itudikatakan sebagai derajat tinggi yang hanya dimiliki oleh orang-orang shalih atau maqam khususpara wali. Bukankah perintah Allah Subhanahu wa Ta 'ala.
kepada para nabi dan ummatnya adalah sama? Hadits diatas menegaskan demikian.

Baik merasa atau tidak, ada sikap wara’ dalam diri semua orang. Hanya saja, tingkat dan kadarnya berbeda-beda. Orang yang memiliki tingkat pemahaman ulumuddin yang dalam dan iman yang kuat tentu lebih mampu menjaga sikap wara’ daripada orang jahil.Karena itu, Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qasidin mengelompokkan orang ke dalam beberapa tingkatan wara’.

Pertama, Menjauhi yang haram dan mengambil yang halal.

Ada kaitan erat antara makan-minum yang halal dengan kualitas keimanan. Jika seseorang merasa bahwa doanya tak kunjung dikabulkan atau keinginan yang tak kunjung terwujud. Bisa jadi hal itu adalah pengaruh makanan haram yang masuk ke lambungnya.

Saad bin Abi Waqqas dikenal sebagai sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang paling manjur doanya? Hal itu adalah buah dari wara’. Beliau mengatakan, “Aku tidak pernah menyuapkan makanan ke mulutku. Kecuali aku tahu dari mana makanan itu datang?”

Sungguh benar ucapan para istri salafus shalih sesaat sebelum suaminya pergi bekerja. “Setiap kali menyusui anak kita, aku dalam keadaan suci dengan berwudhu. Karena itu janganlah menyuapi kami dengan makanan haram. Sungguh, kami bisa sabar menahan lapar daripada menahan panasnya api neraka.”

Kedua, Menjauhi syubhat.

Syubhat adalah hukum antara halal dan haram atau kondisi dimana halal bercampur dengan yang haram sehingga menimbulkan keraguan. Karena itu, Imam Ahmad mengatakan, “orang yang meninggalkannya berarti telah menyelamatkan agamanya.”

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketiga,meninggalkan hal mubah yang dapat berubah menjadi haram.

Sifatini merupakan tanda kesempurnaan takwa.Perlu diperhatikan, bahwa perkara mubah jika dilakukan berlebihan dapat melalaikan dari ibadah wajib. Karena itu, cara ini sering digunakan setan dalam menjauhkan manusia dari hidayah. Ketika manusia tidak mempan saat dibisikkan kekafiran. Juga tidak bisa digoda dengan bidah, dosa besar lalu dosa kecil. Setan menggodanya dengan hal mubah. Banyak yang tak merasa jatuh dalam perangkapnya karena menganggap bahwa yang dilakukannya bukan dosa.

Kadang patokan melakukan sesuatu bukan hanya dosa atau bukan dosa. Unsur manfaat juga perlu diperhatikan. Sehingga, sebelum melakukan sesuatu bertanyalah di hati, “Apa manfaatnya bagi agama saya?”

Dari Abu Hurairah, dia berkata, Bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda “Di antara baiknya keislaman seseorang adalah dia meninggalkan hal yang tidak bermanfaat bagi dirinya.” (HR. at-Tirmidzi)

Keempat, Menghindari semua yang bukan karena Allah Subhanahu wa Ta 'ala.

Menurut Yahya bin Muadz, wara’ adalah kombinasi amalan dhalir dan batin. Adapun dhahir yaitu tidak menggerakkan anggota tubuh kecuali untk Allah Ta'ala. Sedangkan batin, yaitu menjaga hati dari keinginan selain Allah Ta'ala.

Misalnya para sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam . Allah Subhanahu wa Ta 'ala memberi mereka harta dunia yang melimpah. Tapi, materi tersebut hanya ada di tangan, tak sampai masuk ke hatinya. Bahkan penampilan merekapun tak menandakan kemasyhuran orang kaya. Dalam suatu kisah disebutkan bahwa ada orang yang mengira Abdurrahman Bin Auf sebagai budak. Sebab, saat beliau berada diantara budaknya, penampilan mereka tak bisa dibedakan.

Inilah gambaran sempurnasifat wara’. Sungguh, beruntung orang yang dapat menjaganya, karena sifat ini merupakan ciri para nabi dan orang shalih. Karena itu, semoga kita termasuk di dalamnya. Amin.Subhanahu wa Ta 'ala.
disalin dari : http://www.arrisalah.net/

Selasa, 23 November 2010

Warga Palestina Diusir dari Rumahnya di Yerusalem Timur


Pasukan polisi Israel pada Selasa kemarin (23/11) mengusir keluarga Palestina dari rumah mereka di sekitar Yerusalem Timur Jabil Mukabir, setelah aktivis sayap kanan Israel mengklaim telah membeli bangunan rumah itu.

Kelompok nirlaba Elad, yang campur tangan atas nama pemukim, mengatakan bahwa keluarga Palestina itu telah setuju untuk mengungsi setelah menjual rumah mereka.

16 penghuni rumah mengatakan bahwa penjualan adalah terlarang pada saat nama pemilik rumah yang tertulis dalam kesepakatan sudah tidak lagi hidup. Mereka juga mengklaim bahwa pemilik meninggalkan rumah untuk keluarganya.

Sekelompok besar pasukan polisi berada di lokasi untuk memantau situasi, namun tidak ada kekerasan dilaporkan.

Rumah tersebut dibeli oleh kelompok Investasi Wohl. Para aktivis sayap kiri Israel menuduh kelompok ini sebagai pelayan ujung tombak dari perusahaan untuk Elad dalam merampas properti milik warga Palestina di Yerusalem Timur.

Asosiasi Elad telah beroperasi di Yerusalem Timur selama sekitar 20 tahun. Mereka telah berhasil memperoleh dan menerima banyak properti milik warga Palestina di Kfar Silwan, yang berdekatan dengan Kota tua Yerusalem, dan mengelola taman nasional di Kota Daud atas nama negara.

Dalam beberapa tahun terakhir, asosiasi ini telah menginvestasikan banyak jutaan uang untuk membiayai penggalian arkeologi yang dilakukan oleh Otorita Purbakala di Silwan. Warga Palestina di Silwan mengecam hal itu dengan mengatakan bahwa Elad telah "mengambil alih" bagian substansial dari desa mereka. (fq/hrzt).http://www.eramuslim.com/berita/palestina/warga-palestina-diusir-dari-rumahnya-di-yerusalem-timur.htm


Hafidz Cilik Pertama Negeri Samurai


Oleh LIzsa Anggraeny

"Kono tabi, hajimete no Qur`an zen-ankisha (danshi 11-sai) ga tanjoushimashita" "Telah 'lahir,' seorang hafidz Qur`an pertama di Jepang (anak laki-laki 11 tahun)."Begitu kira-kira terjemahan kalimat di atas.

Sebuah berita yang saya terima melalui e-mail dari salah satu Masjid di Jepang. Tentu, membaca berita tersebut, sontak mata terbelalak.

Antara gembira, terharu dan tak percaya. 11 tahun? Anak laki-laki? Hafidz cilik pertama di Jepang? Allahu Akbar! Ada kebanggaan tersendiri meyelusup di hati. Ingatan saya lalu mulai berjalan pada seorang anak laki-laki berkaca mata. Sama dengan anak-anak sebaya lainnya, Ia polos dan kadang penuh dengan ulah.

Saya biasa bertemu dengan lelaki cilik tersebut di tangga masjid. Dengan santainya ia duduk, kadang menyapa saya, sambil sesekali mulutnya komat-kamit. Iseng sering saya tanya "Lagi ngapain? Sudah sampai mana hapalannya?" Dengan santai ia akan menjawab ala kadarnya "Wakaranai... !" (Ngga tahu) Kalau akhirnya, laki-laki cilik tersebut menjadi seorang hafidz di usianya yang masih belia. Tentu betapa gembiranya saya, yang selalu bertemu dengannya di tangga masjid.

Saya membayangkan kedua orang tua laki-laki cilik tersebut. Melebihi saya, sudah tentu mereka memiliki kebanggaan dan kebahagiaan yang berlipat-lipat dari saya.Tinggal di Jepang, mencetak anak menjadi seorang penghapal Qur'an?

Tentu bukan perjuangan yang mudah. Di mana lingkungan kadang tidak mendukung, kendala menggunung dan rintangan menggulung.Belum lagi tarikan kuat teman-teman Jepang yang kadang mengalahkan niatan.

Selain lelaki cilik berkacamata yang saya kenal, ada juga beberapa anak usia belia lainnya yang kini tengah mengikuti program kelas hafidz hafidzah di masjid tersebut.

Kadang, ada perasaan kasihan melihat mereka yang masih belia, datang di sore menuju kelas hafidz Qur`an. Tentu mereka lelah, sedari pagi dan siang berada di sekolah umum Jepang, dan sorenya pergi ke kelas Qur`an di masjid. Perjalanan yang mereka tempuhpun tidaklah dekat. Turun naik bus ataupun kereta harus dijalani. Namun, tak ada sedikitpun keluhan yang pernah saya dengar dari mereka.

Di usia belia, sepertinya mereka menikmati "adventure" perjalanan menuju kelas Qur`an. Tetap ceria, penuh polah dan lincah berlari-lari. Bertemu dengan teman sebaya sesama muslim - bagi mereka yang tinggal di lingkungan Jepang non muslim- sepertinya menjadi sesuatu yang dinanti dan memiliki daya tarik tersendiri. Layaknya bertemu sahabat lama, mereka akan langsung saling bercerita dengan penuh semangat.

Bergugurlah konsep-konsep "kasihan" saya yang selama ini kadang tak sengaja muncul di benak. Batapa naifnya saya. Bukankah sebuah kebanggaan jika anak-anak tersebut nantinya yang akan menancapkan peradaban Islam Jepang?

Bukankah merupakan sebuah aset berharga jika nantinya banyak hafidz hafidz cilik menggaungkan kalimat Allah di negeri samurai? Untuk mewujudkan itu semua tidak akan mungkin bisa tanpa mengkondusifkan anak-anak dalam suasana qur`ani, bukan?

Saya teringat si kecil yang kini genap berusia 2 tahun? Akan saya jadikan apa si kecil yang menjadi amanah saya saat ini? Akan saya wariskan apa padanya untuk menapaki kehidupan? Akan saya hadiahkan apa padanya yang dapat membuatnya bahagia dunia akhirat? Mampukah saya mencetaknya menjadi generasi qurani? Menjadi barisan generasi hafidz di negeri samurai ini?

Betapa bahagianya jika suatu saat nanti si kecil mendapatkan hadiah berupa "Tajul Karamah." Hadiah dari Allah berupa "Mahkota Kemuliaan" yang diberikan bagi mereka para penghapal Al Qur`an.

Dan betapa bahagianya saya jika di akhirat kelak mendapatkan "Tajan min Nur." Hadiah berupa "Mahkota Bercahaya"yang cahayanya lebih gemerlap dari cahaya mataharibagi orang tua yang telah mencetak si buah hati menjadi generasi Qur`ani.

Subhanallah.... Betapa luar biasanya balasan yang disediakan oleh Allah Ta`ala. Saya percaya, setiap orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Dan saya percaya tentu banyak orang tua yang menginginkan tajul karamah bagi si buah hati dan tajan min nur bagi dirinya. Menggiring diri, buah hati dan suami menuju jalan ke surga-Nya. Meski mungkin jalan untuk mewujudkan impian tersebut tidaklah semudah yang dipikirkan.

Terutama bagi keluarga muslim di negeri samurai khususnya, dan negeri minoritas secara umum, yang dimana lingkungan kadang tidak mendukung. Tapi saya lebih percaya jika niat membentuk generasi qurani sudah tertanam, Allah akan memudahkan segalanya. Faidza azamta fa tawakal alallah "Ketika sudah bertekad, bertawakallah kepada Allah" Suatu karunia paling berharga jika suatu saat negeri samurai akan penuh dengan tabuhan genderang, suara-suara indah para hafidz hafidzah dari negerinya sendiri.

Allahu Akbar! Barang siapa belajar Al-Qur’an, mengajarkan dan mengamalkannya, kelak akan dikenakan padanya mahkota yang bercahaya di hari kiamat. Sinarnya menyamai terang matahari dan kedua orang tuanya pun diberi dua pakaian yang tidak dapat dibandingi dengan gemerlap dunia.

Mereka berdua kemudian bertanya keheranan: “Karena amalan apakah kami berdua berhak diberi pakaian ini? lalu dikatakan: “Karena buah hati kalian telah belajar, mengajar dan mengamalkan Al-Qur’an” (HR. Al-Hakim)

Wallahu`alam bishowab

Sepenggal catatan aishliz et multiply.com

http://www.eramuslim.com.

Senin, 22 November 2010

DAKWAH DI LERENG MERAPI

Oleh: Dr. Adian Husaini*



Prof. Dr. Hamka pernah menulis sebuah artikel menarik berjudul “Islam dan Majapahit”, yang dimuat dalam buku Dari Perbendaharaan Lama (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982). Bagi pengkaji sejarah Islam di Indonesia, artikel Hamka ini teramat sayang untuk dilewatkan. Hamka memulai artikelnya dengan ungkapan pembuka:


“Meskipun telah hidup di zaman baru dan penyelidik sejarah sudah lebih luas dari pada dahulu, masih banyak orang yang mencoba memutar balikkan sejarah. Satu di antara pemutarbalikkan itu ialah dakwah setengah orang yang lebih tebal rasa Hindunya daripada Islamnya, berkata bahwa keruntuhan Majapahit adalah karena serangan Islam. Padahal bukanlah begitu kejadiannya. Malahan sebaliknya.”


Hamka menjelaskan, bahwa Kerajaan Majapahit pada zaman kebesarannya, terutama semasa dalam kendali Patih Gajah Mada, memang adalah sebuah kerajaan Hindu yang besar di Indonesia, dan pernah mengadakan ekspansi, serangan dan tekanan atas pulau-pulau Indonesia yang lain. Dalam kitab “Negarakertagama” disebutkan daftar negeri taklukkan Majapahit. Berbagai Kerajaan, baik Hindu, Budha, maupun Kerajaan Islam ditaklukkan.

Kerajaan Islam Pasai dan Terengganu pun dihancurkan oleh Majapahit. Pasai tidak pernah bangkit lagi sebagai sebuah kerajaan. Tapi, Pasai kaya dengan para ulama. Di dalam sejarah Melayu, Tun Sri Lanang menulis, bahwa setelah Kerajaan Malaka naik dan maju, senantiasa juga ahli-ahli agama di Malaka menanyakan hukum-hukum Islam yang sulit ke Pasai. Dan jika ada orang-orang besar Pasai datang ziarah ke Malaka, mereka disambut juga oleh Sultan-sultan di Malaka dengan serba kebesaran.

Menurut Hamka, jika Pasai ditaklukkan dengan senjata, maka para ulama Pasai kemudian datang ke Tanah Jawa dengan dakwah, dengan keteguhan cita-cita dan ideologi. Para ulama datang ke Gresik sambil berniaga dan berdakwah. Terdapatlah nama-nama Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ibrahim Asmoro, atau Jumadil Kubro, ayah dari Maulana Ishak yang berputera Sunan Giri (Raden Paku) dan Sunan Ngampel (Makhdum Ibrahim).

“Dengan sabar dan mempunyai rancangan yang teratur, guru-guru Islam berdarah Arab-Persia-Aceh, itu menyebarkan agamanya di Jawa Timur, sampai Giri menjadi pusat penyiaran Islam, bukan saja untuk tanah Jawa, bahkan sampai ke Maluku. Sampai akhirnya Sunan Bonang (Raden Rahmat) dapat mengambil Raden Patah, putra Raja Majapahit yang terakhir (Brawijaya) dikawinkan dengan cucunya, dan akhirnya dijadikan Raja Islam yang pertama di Demak,” tulis Hamka.

Tindakan para wali dalam penyebaran Islam di Jawa itu tidak dapat dicela oleh raja-raja Majapahit. Bahkan, kekuasaan dan kewibawaan mereka di tengah masyarakat semakin meluas. Ada wali yang diangkat sebagai adipati Kerajaan Majapahit. Hamka menolak keras pandangan yang menyatakan, bahwa Majapahit runtuh karena diserang Islam. Itu adalah pemutarbalikan sejarah yang sengaja disebarkan oleh orientalis seperti Snouck Hourgronje. Upaya ini dilakukan untuk menjauhkan bangsa Indonesia agar tidak menjadikan Islam sebagai basis semangat kebangsaan. “Maksud ini berhasil,” papar Hamka.

Akibatnya, dalam pentas sejarah nasional Indonesia yang diajarkan di sekolah-sekolah, nama Sunan Ampel dan Sunan Giri tenggelam oleh nama Gajah Mada. Nama Raden Patah dan Pati Unus yang mencoba mengusir penjajah Portugis dari Malaka tenggelam oleh nama Raja Airlangga. Upaya sistematis untuk memecah belah bangsa Indonesia yang mayoritasnya Muslim dilakukan dengan berbagai cara oleh penjajah Belanda. Salah satunya dengan menjauhkan Islam dari semangat kebangsaan Indonesia. Seolah-olah Indonesia adalah kelanjutan Kerajaan Majapahit.

Simaklah paparan Hamka selanjutnya berikut ini:


“Marilah kita jadikan saja segala kejadian itu, menjadi kekayaan sejarah kita, dan jangan dicoba memutar balik keadaan, agar kokohkan kesatuan bangsa Indonesia, di bawah lambaian Merah Putih!

Kalau tuan membusungkan dada menyebut Gajah Mada, maka orang di Sriwijaya akan berkata bahwa yang mendirikan Candi Borobudur itu ialah seorang Raja Budha dari Sumatra yang pernah menduduki pulau Jawa.

Kalau tuan membanggakan Majapahit, maka orang Melayu akan membuka Sitambo lamanyab pula, menyatakan bahwa Hang Tuah pernah mengamuk dalam kraton sang Prabu Majapahit dan tidak ada kstaria Jawa yang berani menangkapnya.

Memang, di zaman jahiliyah kita bermusuhan, kita berdendam, kita tidak bersatu! Islam kemudiannya adalah sebagai penanam pertama jiwa persatuan. Dan Kompeni Belanda kembali memakai alat perpecahannya, untuk menguatkan kekuasaannya.

Tahukan tuan, bahwasanya tatkala Pangeran Diponegoro, Amirul Mukminin Tanah Jawa telah dapat ditipu dan perangnya dikalahkan, maka Belanda membawa Pangeran Sentot Ali Basyah ke Minangkabau buat mengalahkan Paderi? Tahukah tuan bahwa setelah Sentot merasa dirinya tertipu, sebab yang diperanginya adalah kawan sefahamnya dalam Islam, dan setelah kaum Paderi dan raja-raja Minangkabau memperhatikan ikatan serbannya sama dengan ikatan serban ulama Minangkabau, sudi menerima Sentot sebagai “Amir” Islam di Minangkabau? Teringatkah tuan, bahwa lantaran rahasia bocor dan Belanda tahu, Sentot pun diasingkan ke Bengkulu dan disana beliau berkubur buat selama-lamanya?

Maka dengan memakai paham Islam, dengan sendirinya kebangsaan dan kesatuan Indonesia terjamin. Tetapi dengan mengemukakan kebangsaan saja, tanpa Islam, orang harus kembali mengeruk, mengorek tambo lama, dan itulah pangkal bala dan bencana.”



Peringatan Hamka, ulama terkenal, ini kiranya sangat patut dicamkan! Upaya sebagian kalangan, baik LSM dalam dan luar negeri maupun sebagian unsur pemerintah untuk menjauhkan Islam dari masyarakat – dengan cara membangkitkan kembali tradisi-tradisi pra-Islam atau menanamkan paham sekularisme – sejatinya akan membawa Indonesia ke jurang bencana.

Fenomana ini menunjukkan, bahwa tantangan dakwah Islam di Tanah Jawa sejatinya masih belum berubah. Jika Wali Songo dan para pendakwah Islam lainnya di Tanah Jawa telah memulai langkah-langkah yang spektakuler, mengubah agama penduduk mayoritas negeri ini menjadi Muslim, maka kaum Muslim selanjutnya berkewajiban melanjutkannya. Dalam buku terkenalnya, Fiqhud Da’wah, M. Natsir menegaskan, bahwa dakwah adalah kewajiban setiap muslim. “Tidak boleh seorang Muslim dan Muslimah menghindarkan diri dari padanya.”

*****
Semangat dakwah yang membara dari generasi awal Islam dan generasi-generasi sesudahnya itulah yang kemudian – dengan izin Allah – mampu menghantarkan Islam menjadi agama yang dipeluk di berbagai pesolok bumi. Sejumlah catatan menunjukkan, bahwa sejak abad ke-7 Masehi, sejumlah pendakwah Islam sudah mulai menginjakkan kakinya di bumi Nusantara. Dakwah berupa pengislaman suatu masyarakat kadangkala memerlukan proses yang sangat panjang, bisa sampai ratusan tahun, yang berlanjut dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Jurnal Islamia-Republika edisi 18 November 2010 mengangkat tema tentang dakwah Islam dan tantangan Kristenisasi serta Nativisasi di sekitar Lereng Merapi. Sejumlah artikel yang ditulis para alumni Program Kaderisasi Ulama Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia di Program Magister Pemikiran Islam –Universitas Muhammadiyah Surakarta menguraikan sejarah panjang perjalanan dakwah di lereng salah satu gunung berapi teraktif di dunia tersebut.

Menarik misalnya menyimak kisah “Mbah Petruk”, yang namanya sempat popular di Indonesia menyusul bencana Merapi di tahun 2010 ini. Mbah Petruk makin populer setelah seorang warga memotret asap solvatara Gunung Merapi yang menyerupai kepala Petruk. Karena hidung Petruk mengarah ke Yogya, maka ada paranormal yang menyatakan, bahwa bencana akan mengarah ke Yogya. Selama ini di sebagian kalangan, mitos Mbah Petruk sering dikaitkan dengan pemuka jin dan tanda-tanda bencana Merapi.

Hasil penelitian Susiyanto, peneliti INSISTS bidang sejarah Islam dan Jawa, terhadap tradisi lisan di salah satu kawasan lereng Merapi, menunjukkan, bahwa nama asli Mbah Petruk sebenarnya adalah Kyai Handoko Kusumo. Nama ini dikenal sebagai penyebar Islam di kawasan lereng Merapi pada era 1700-an. Kyai Handoko Kusumo adalah seorang keturunan Arab, berhidung mancung. Karena soal hidung mancung itulah, sosoknya dikaitkan dengan tokoh punakawan dalam pewayangan bernama Petruk yang mempunyai ciri khas hidung panjang. Di duga, Mbah Petruk yang ini adalah murid generasi kedua dari Sunan Kalijaga. Pada masa tuanya, Mbah Petruk diperkirakan meninggal di Gunung Bibi dan jasadnya tidak pernah diketahui. Hal inilah yang memunculkan anggapan spekulatif bahwa dirinya telah moksa.

Sejumlah penelitian menunjukkan, sampai tahun 1700-an, penduduk daerah di sekitar Merapi masih menganut Agama Hindu dan berbagai bentuk kepercayaan kuno. Pada era Perang Diponegoro (1825-1830), Kyai Mojo, ulama dan penasihat spiritual Pangeran Diponegoro telah memobilisasi pasukan yang berasal dari lereng Merapi. Hal ini menunjukkan bahwa proses Islamisasi di kawasan ini telah berjalan beberapa tahun sebelumnya.

Dakwah di masa itu menghadapi tantangan yang sangat berat. Berbagai ritual kuno yang dijalankan sebagian penduduk sangat jauh dari nilai-nilai Islam dan kemanusiaan. Misalnya, adanya ritual pengorbanan manusia, dengan menyembelih atau melemparkannya ke kawah Merapi, sebagai persembahan kepada “dewa” agar bencana tidak terjadi. Hasil penelitian Muhammad Isa Anshory, alumnus Program Magister Pemikiran Islam UMS tentang ritual-ritual kuno di sekitar Lereng Merapi mencontohkan ritual aliran Bhairawa Tantra.

Aliran ini punya percaya bahwa cara menghentikan godaan hawa nafsu adalah dengan cara memperturutkan hawa nafsu itu sendiri. Sebab bila manusia terpuaskan nafsunya, maka jiwanya akan menjadi merdeka. Bhairawa Tantra muncul kurang lebih pada abad ke-6 M di Benggala sebelah Timur. Dari sini, lalu tersebar ke Utara melalui Tibet, Mongolia, masuk ke Cina dan Jepang. Sementara itu cabang yang lain tersebar ke arah Timur memasuki daerah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Selain di Jawa, sekte ini juga menyebar di Sumatra serta berangsur-angsur bersatu dengan tenung dan kepercayaan pada kanibalisme. Seorang raja terkenal dari kerajaan Melayu kuno, diceritakan menerima pelantikannya di tengah-tengah lapangan bangkai, sambil duduk di atas timbunan bangkai, tertawa minum darah, dan menghadap korban manusia yang menebarkan bau busuk. Akan tetapi, semua ini bagi Adityawarman sangat semerbak baunya.

Bentuk ritual Bhairawa Tantra meliputi apa yang dikenal dengan sebutan ma-lima atau pancamakara. Ritual Ma-lima tersebut terdiri dari matsiya (ikan), mamsa (daging), madya (minuman keras), mudra (ekstase melalui tarian yang terkadang bersifat erotis atau melibatkan makhluk halus hingga “kerasukan”), dan maithuna (seks bebas). Dalam bentuk yang paling esoterik, pemujaan yang bersifat Tantrik memang memerlukan persembahan berupa manusia. Ritualnya meliputi persembahan berupa meminum darah manusia dan memakan dagingnya. Ada juga ritual seks bebas dan minum minuman keras yang dilakukan ditempat peribadatan berupa lapangan (padang) bernama Lemah Citra atau Setra. Ritual tersebut dilakukan untuk mendapatkan cakti. Oleh karena itu aliran ini juga sering disebut sebagai saktiisme. Pada era selanjutnya dapat dijumpai sisa-sisanya dalam apa yang disebut dengan istilah kasekten.

Praktik mistik yang lain yang masih eksis di lereng Merapi adalah ritual telanjang yang dilakukan di Candi Lumbung pada setiap awal bulan Suro. Ritus ini dilakukan tengah malam selepas pukul 00.00 WIB dengan bertelanjang bulat mengelilingi Candi Lumbung sambil membaca mantra-mantra khusus di bawah panduan seorang pemimpin upacara. (Majalah Liberty, 11-20/1/2008).

Ritual ini juga masih memiliki kemiripan sebagai sisa ritual Bhairawa Tantra. Di daerah sekitar Merapi, bekas-bekas setra (tempat pengorbanan manusia dan area persetubuhan masal dalam ritus Bhairawa) yang lain juga dapat ditemukan. Sampai sekitar tahun 2006, tempat pemujaan berupa Setra masih dapat ditemui di Bon Bimo. Namun di tempat petilasan itu saat ini telah didirikan sebuah masjid oleh masyarakat setempat. Konon, berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat, saat tempat itu hendak didirikan masjid, batu yang menjadi “altar” penyembelihan gadis perawan di Bon Bimo itu mengeluarkan suara tangisan di malam hari. Banyak penduduk sekitar bisa mendengarnya. Namun masyarakat setempat kini telah memilih Islam dan sebuah masjid berdiri atas kehendak warga desa di tempat itu.

Tradisi ritual semacam ini tentu saja sudah ditinggalkan masyarakat sekitar lereng Merapi. Sebagian besar mereka kini memeluk agama Islam. Bahkan, tradisi-tradisi sesudahnya, seperti penanaman kepala kerbau juga berangsur ditinggalkan. Islam telah mengubah persepsi mereka tentang makna ibadah dan “kurban”. Inilah salah satu bukti bahwa dakwah Islam terus berjalan, perlahan-lahan mengubah tradisi masyarakat sekitar Lereng Merapi.

Tentu saja, dakwah harus tetap wajib dijalankan dan dilanjutkan oleh generasi-generasi berikutnya. Apalagi, kini tantangan dakwah di sekitar lereng Merapi menghadapi dua tantangan sekaligus, yaitu gerakan Kristenisasi dan Nativisasi. Jika kita berkeliling di sejumlah daerah Lereng Merapi, akan dengan mudah mendapati berbagai pusat gerakan Kristenisasi.

Gerakan nativisasi kini dilakukan juga dengan massif melalui berbagai cara. Tradisi-tradisi ritual kuno yang bertentangan dengan ajaran Islam, sengaja dimunculkan kembali bahkan dipromosikan yang kadangkala bermotifkan promosi wisata. Hal-hal yang jelas merupakan perbuatan syirik dikatakan oleh sebagian orang sebagai bentuk kearifan lokal (local wisdom) yang harus dilestarikan. Jika tradisi menanam atau melarung kepala kerbau dikatakan sebagai bentuk kearifan lokal, mestinya praktik persembahan manusia ke kawah Merapi atau praktik ritual telanjang juga bisa dimasukkan dalam daftar kearifan lokal.

Tentu kita berharap para ulama, tokoh masyarakat, dan pejabat yang Muslim lebih mengedepankan cara pandang Islami, dalam menentukan mana tradisi yang perlu dilestarikan dan mana yang tidak. Sebab, akhirnya hanya kepada Allah juga kita akan bertanggung jawab atas amal-amal kita. [Depok, 19 November 2010/hidayatullah.com]

Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini adalah hasil kerjasama antara Radio Dakta 107 FM dan www.hidayatullah.com
http://www.hidayatullah.com/kolom/adian-husaini/14244?task=view

N A R S I S

Pernahkah anda mendengar kata narsis? Pasti pernah bahkan mungkin sudah biasa menggunakannnya.Kata ini sudah menjadi bagian dari bahasa gaul yang tengah ngetrend saatini.Kalu ada yang belum ngeh apa maksud bahasa gaul satu ini,tidak perlu mencari di kamus bahasa gaul.Soalnya, kata narsis sebenarnya lahir dari rahim istilah ilmu psikologi.Bahkan konon,kata ini merupakan istilah kuno yang telah ada sejak zaman sigmen freud pakar psikologi yang lahir tahun 1856 M.

Narsis atau narsisme dalam defenisi njlimetnya menurut ilmu psikologi adalah perasaan cinta atau kagum terhadap diri sendiri secara berlebihan .Rasa ini melahirkan pola sikap egosentris atau berpusat ada diri sendiri,penuh obsesi,dan hasrat yang besar untuk diakui dan tekenal.Untuk itu,mereka cenderung manipulatif dan selalu berusha mengeksploitasi diri atau bahkan orang lain.

Sedang defenisi plesetannya ,narsis adalah “ketika anda mulai suka merekam atau memotret diri sendiri dengan kamera HP dari sudut kanan atas dan menyebarkan hasilnya diinternet,salahsatunya melalui facebook”.Tapi itu Cuma plesetan,tidak perlu tersinggung kalau kebetulan anda pernah melakukannya.Namun bisa jadi,yang semacam itu merupakan gejala awal narsisme yang hari ini menggejala dengan berbagai bentuknya dan mulai mengarah ke taraf akut.Dan internet menjadi media yang paling bertanggung jawab terhadap pesebaran sindom ini .Lebih-lebih,hari ini internet bisa diakses dengan mudah melalui HP.
Dalam taraf akut ,sindrom ini berhbahaya karena mampu mendorong seseorang untuk menhalalkan segala cara demi terkenal dan diakaui keberadaannya atau biasa disebut “ngeksis”.Menjadi terkenal dengan modal bakat bukanlah pilihan yang yang ‘baik’ karena prosesnya lama dan spekulatif.Jalan pintas untuk terkenal adalah dengan membuat sensasi,misalnya saja dengan mengekspos kemolekan tubuh ,melakukan hal-hal kontroversial seperti mendukung artis terkenal yang terkena ‘kasus’ disaat semua orang mencercanya,sampai mengaku terlibat skandal dengan pejabat tinggi,artis terkenal atau bahkan kyai atau Dai yang sudah masyhur.Dengan bantuan media negri ini yang telah mengalami penurunan kredibilitas karena suka mengekspos hal-hal yang tidak penting ,usaha untuk narsis dan ngeksis semacam itu akan mendapat laluan yang sangat lempang.Dan wujud nyatanya seperti yang kita simak di berita harian.Tidak sedikit yang mencoba bikin sesuatu yang paling sensasional baik yang porno,konyol,sangat norak dan sebagainya.

Fenomena ini bukan murni efek samping perkembangan teknologi,tapi akibat dari kemunduran moral yang disebabkan lemahnya iman dan meningkatnya syahwat materialisme.Iman mendorong sikap tawadhu’ dan menjaga kewibawaan diri (haibatun nafsi) .Dua hal inilah yang akan menjaga seseorang dari sikap rakus serta mampu melihat sesuatu dari sudut pandang moral dan iman.Sedang materialisme membutakan mata dari semua hal selain materi,dan memandang bahwa popularitas adalah kuda terbaik untuk memburunya.Yang menghkawatirkan ,narsisme adalah pohoon akhlak tercela ,yang berakar pada rasa ujub dan cinta popularitas yang benihnya ada dalam diri setiap manusia ,tidak akan merusak asal tidak dibiarkan tumbuh.Nah,kiranya kita perlu menengok ke kebun sanubari,adakah benih itu telah merekah dan berdaun?(aviv)
Disalin dari Majalah ar Risalah No.133/Vol.X/05 dzulqa’dah-dzulhijjah 1431 H

Menggunakan Fasilitas Negara Untuk Kepentingan Pribadi

Hukum menggunakan Fasilitas Pemerintah [Kantor] Untuk Keperluan Pribadi
Pertanyaan :
Bgaimana hukum menggunakan fasilitas pemerintah yang kecil-kecil tersedia di Kantor untuk keperluan pribadi,seperti pena.amplop,penggaris dan sebagainya? Semoga Allah member anda kebaikkan.
Jawaban:
Menggunakan peralatan Negara yang ada di kantor –kantor pemerintah untuk keperluan pribadi hukumnya haram,karena perbuatan ini bertentangan dengan amanat yang diperintakan Allah untuk dipelihara .Kecuai hal-hal yang tidak berpengaruh dan tidak merugikan .Adapun penggunaan pena,kertas,mesin ketik,mesin photo copy dan sejenisnya untuk keperluan pribadi,maka hukumnya tidak boleh karena itu semua merupakan milik pemerintah
(Fatawa Lilmuwadzafin Wal Ummah,Syaikh Ibnu ‘Utsaimin,hal 31-32).

Menggunakan Mobil Dinas Untuk Keperluan Pribadi
Pertanyaan :
Bolehkah seorang Muslim karyawan instansi pemerintah menggunakan mobil dinas (untuk urusan pribadi) padahal ia sendiri memilki mobil ?
Jawaban :
Karyawan pemerintah adalah seperti pekerja yang diupah ,ia dipercaya untuk memegang tugas yang dibebankan dan diserahkan kepadanya. Ia juga diamanahi berbeagai perlengkapan dan dan peralatan untuk melaksanakan tugas yang diserahkan kepadanya.maka ia tidak boleh digunakan kecuali dalam tugas perintahan atau yang berkaitan dengan itu. Karena itu,ia tidak boleh menggunakan mobil tersebut untuk keperluan-keperluan pribadinya,tidak juga telepon atau yang lainnya untuk keperluan pribadinya.Demikian juga buku catatan,kertas,pena,dan sebagainya.Tidak menggunakan hal tersebut untuk kepentingan dirinyasendiri merupakan kesempurnaan pelaksanaan amanat.Allah Ta’ala berkata:

. dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya.(QS Al Mukminun :8).
(Fatawa Lilmuwadzafin Wal Ummah,Syaikh Ibnu ‘Utsaimin,hal 32-33).

Disalin dari :Fatwa-Fatwa Terkini 1/580 -581

Lima Tanda Orang Bertakwa

Ada lima tanda orang yang bertakwa:
Pertama,Tidak suka bergaul kecuali dengan orang –orang yang dapat memperbiki agamanya.
Kedua,Jika mendapat musibah besar dalam urusan duniawi,dia mengaggapnya sebagai hukuman atas kesalahan nya terdahulu.
Ketiga,Jika mendapat musibah dalam masalah agama meskipun sedikit,ia bersedih.
Keempat ,Dia tidak suka memenuhi perutnya dengan makanan yang halal sekalipun karena khawatir tercampur dengan sesuatu yang haram.
Kelima,Dia selalu memandang orang lain lebih baik dari dirinya dalam hal agama.
(‘Utsman bin ‘Affan radhiyallaahu ‘anhu)

Sabtu, 20 November 2010

Hukum membawa mushaf dan kertas bertuliskan nama allah ke dalam WC.

T:Apa hukumnya masuk Wc/kamar mandi sambil membawa mushaf Al Qur’an?
J: Para ahli ‘Ilmu (‘Ulama) mengatakan ;tidak boleh bagi seseorang masuk WC sambil membawa Mushaf .Karena mushaf memiki kehormatan dan kedudukan yang agung sehingga tidak selayaknya dibawaserta kedalam tempat-tempat semacam itu.
T:Apa hukumnya masuk ke dalam WC sambil membawa kertas bertuliskan nama Allah?
J:Boleh masuk ke dalam WC bersama kertas bertuliskan Nama Allah selama kertas tersebut tersimpan di dalam saku dan tidak nampak.Bahkan diusahakan ditutupi dan disembunyikan.Karena nama-nama orang terkadang tidak lepas dari nama Allah sperti Abdullah ,Abdul Aziz dan semacamnya.

(fatwa Rukun islam syaikh utsaimin hal:212)

MENJEMPUT JODOH

Oleh :Syarifah Lestari
Menikah adalah tangung jawab masyarakat,tak banyak yang tahu.Yang sedikit pun kerap lupa ,meski beberapa kasus terhampar di di depan mata .Telat menikah adalah salah satunya.Maka menjamurlah bermacam biro jodoh ,dari sekedar penggugur kewajiban sampai kelas professional.Ada yang semata lewat lisan ,menjaga adab dan rahasia.Ada pula yang tak tahu malu ,menjadi tontonan seluruh dunia di layar kaca.
Ada beberapa organisasi dan lembaga Islam yang memiliki semacam biro jodoh untuk anggotanya.Sayang ,dalam banyak kasus ,para anggota dan juga pengurusnya telalu fanatik berlebihan terhadap aturan organisasi .Sehingga ,hal yang semula hanya sebagai sarana pendukung ,berubah menjadi syarat mutlak .Jodoh di tangan lembaga atau Murabbi,begitu jadinya.

Perjodohan Dalam Islam
Islam tidak mewajibkan suatu perjodohan menuju pernikahan ,dan Islam pun tidak mmelarang .Yang ditekankan adalah proses syar’I menuju pernikahan tersebut.Pemilihan calon ,prosesi akad,hingga pengabaran kepada masyarakat dengan walimatul ‘ursy.
Seorang Muslim(ah) boleh berikhtiar untuk menikah melalui atau tanpa mediator.Menyerahkan nasib semata-mata pada proposal adalah tawakkal yang keliru.Pada zaman Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam ada yang menikah melalui perantaraan beliau dan ada pula yang tidak .Sebab ,Rasul diutus tidak semata-mata untuk mengurusi pernikahan.
Jika melalui mediator,muslim(ah) harus memilih orang yang bisa dipercaya .Seperti orang tua yang paham agama,murobbiy (ah) ,teman dekat,atau biro jodoh Islami yang diyakini amanah.Tapi jika yang bersangkutan terlanjur cenderung pada seseorang ,maka hendaklah ia (mengirim utusan untuk ) mengutarakan niyat baiknya setelah lebih dulu beristikharah untuk memastikan bahwa yang ia rasakan bukan sebatas nafsu syahwat saja.Hal ini untuk menghindarkannya dari pacaran sebelum menikah.
Menanggapai lamaran atau tawaran menikah ,maka pertimbangan utamanya adalah agama,sesuai amanah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam :”Jika datang meminang kepada kalian orang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya ,maka nikahkanlah ! Jika tidak ,dikhawatirkan terjadi fitnah atu kerusakan yang besar”.(HR Tirmidziy dan Ahmad).

Bersegera Menikah
Orangtua yang pada zaman Rasulullah shallallaahu ‘laihi wasallam adalah perantara paling dipercaya ,pada masa kini lebih sering menjadi penghalang bersegeranya anak menikah .Hal ini disebabkan pemahaman yang keliru terhadap syariat.Banyak yang beranggapan bahwa mengikuti aturan Islam (dalam pernikahan) ibarat membeli kucing dalam karung.Karena Islam melarang keras pacaran ,yang menurut sebagian orang tua merupakan satu-satunya proses seleksi calon.Padahal pernikahan dalam Islam melalui proses ta’aruf (perkenalan),nadzar (Melihat calon) ,khithbah (melamar),dan akad yang kesemuanya insya Allah jauh lebih bersih daripada pacaran.
Pernikahan termasuk salah satu dari tiga hal yang harus segera disegerakan (dua lainnya ; Menguburkan jenazah,dan membayar utang” – (HR Ahmad,Hakim dan Baihaqi).Penyegeraan yang penuh perhitungan ,mengikuti tahap-tahap yang tidak telalu lama dan tidak pula menyulitkan.
Menunda pernikahan ,sementara syarat yang ditetapkan agama telah terpenuhi,sama saja dengan menghancurkan diri dan masyarakat.Sebab hal itu dapat mengakibatkan tumbuhnya kebiasaan pacaran yang berujung pada free sex,bersambung pada aborsi,lalu depresi,dan dosa berkepanjangan yang memancing turunnya ‘adzab Allah.

Ihktiar Syar’i
Laki-laki konon lebih mudah mendapatkan jodoh daripada perempuan.Selain sebab perbedaan jumlah ,juga sifat perempuan yang pasif.Perempuan timur utamanya ,tidak agresif terhadap lawan jenis.Hal tersebut sebenarnya merupakan sebuah kekuatan ,yang menyebabkan posisi tawar perempuan lebih tinggi.Tidak mudah ditaklukan,sehingga tak sembarang orang bisa mendapatkannya.
Tapi posisi tawar yang kelewat tinggi kadang membuat seorang wanita muslimah betul-betul tak terjangkau.Syarat sekufu’ (sepadan) yang juga disyariatkan dalam Islam adalah lebih pada agama,bukan hal-hal duniawi.Meski tak menutup pertimbangan demikian.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda ; “Barangsiapa yang menikahkan (putrinya)karena kekayaan laki-laki ,meskipun buruk agama dan akhlaknya,maka tidak akan pernah pernikahan itu diberkahi-Nya.Siapa yang menikahi wanita karena kedudukannya,Allah akan menambahkan kehinaan kepadanya.Siapa yang menikahinya karena kekayaan,Allah hanya akan memberinya kemiskinan.Siapa yang menikahi wanita karena bagus nasabnya Allah akan menambahkan kerendahan padanya,namun barangsiapa yang menikah karena ingin menjaga pandangan dan nafsunya atau karena ingin memeprerat kasih sayang ,Allah senantiasa memberi berkah dan menambah keberkahan itu padanya’’ (HR Thabrani).
Telah diketahui bahwa mencari jodoh adalah dengan pertimbangan agamanya,maka cara terbaik mendapatkan jodoh yang baik adalah dengan memperbaiki diri. “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). …” (QS an Nur [24]:26).
Selamat berikhtiar !!!
Sumber : Majalah Sabili edisi 10 TH XVI 2009

Jumat, 19 November 2010

Saudi Siapkan 3 Juta Al-Quran Hadiah Untuk Para Jamaah Haji

Kementerian Urusan Islam, Wakaf dan dakwah Saudi akan memberikan hadiah dari dua penjaga Masjid Suci berupa Al-Qur'an serta berbagai hadiah haji lainnya termasuk buku-buku Islam dan kaset untuk para jamaah yang berangkat meninggalkan Saudi melalui bandara Internasional King Abdulaziz International Airport dan bandara di Jeddah.

Penasehat kementerian Urusan Islam dan Ketua urusan media untuk meningkatkan kesadaran Haji Syaikh Thalal bin Ahmad Al-Aqil, menyatakan bahwa pembagian hadiah akan terus berlanjut sampai pertengahan bulan Muharram mendatang, sehingga total Al-quran yang dikeluarkan dan dipersiapkan oleh Kementerian haji untuk hadiah adalah sekitar tiga juta eksemplar termasuk hadiah terjemah Al-Quran dari penjaga Dua Masjid Suci untuk para jamaah haji dalam berbagai bahasa yang diterjemahkan ke dalam bahasa Urdu, Hausa, Inggris, Perancis, Thailand, Indonesia, Cina, Spanyol, Rusia, Turki, Jerman dan Albania.
"Hadiah Haji terdiri dari sebuah paket yang di dalamnya terdapat kaset bacaan shalat pada Tarawih di Masjid Suci, dan empat buku yang menjelaskan rukun Islam dan bimbingan Islam yang akan membantu umat muslim untuk mengetahui ketentuan dan prinsip-prinsip dasar dan hukum agama Islam,"kata Syaikh Al-Aqil kepada kantor berita Saudi.

Dia menekankan bahwa program-program media untuk meningkatkan kesadaran para jamaah haji pada tahun ini tercapai dengan sukses, menambahkan bahwa pelayanan akan bekerja pada musim haji selanjutnya dan akan memberikan pelayanan yang bervariasi baik dalam hal advokasi dan pelayanan lainnya sejak kedatangan jamaah haji ke Saudi dan akan terus berlanjut sampai keberangkatannya mereka kembali ke negaranya.(fq/imo)
http://www.eramuslim.com/berita/dunia/saudi-siapkan-3-juta-al-quran-hadiah-untuk-para-jamaah-haji.htm

Senin, 15 November 2010

Ibrahim -'alaihissalam'PEMBANGUN KELUARGA PEJUANG

Khutbah Seragam DPP Wahdah islamiyah

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا.
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأََرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
أَمَّا بَعْدُ:
فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ, وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ, وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا, وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ, وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ, وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar…..
Laa Ilaha illalllah wallahu Akbar ,
Allahu Akbar walillahil hamd.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah !
Di pagi hari ini, seiring dengan tasbih semesta alam raya, seiring dengan ketundukan semua makhluk ciptaan Allah, kita kembali melantunkan pujian dan takbir pengagungan kepada Sang Maha Pencipta…Maha Pemelihara…Penguasa Jagad raya,….Dialah Allah tabaraka wata’ala , satu-satunya yang berhak untuk disembah dan ibadahi….
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar…..
Laa Ilaha illalllah wallahu Akbar ,
Di sana,… di Padang Arafah , ketika berjuta tangan menengadah pada Sang Ilahi, ketika berjuta bibir bergetar menyebut namaNya, maka di pagi hari ini kita menyempurnakan semua itu, maka biarkan gema takbir ini membahana di angkasa, menyatu dengan tasbih semesta, membuang semua yang membuncah di dada,….
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar…..
Laa Ilaha Illalllah wallahu Akbar ,
Allahu Akbar walillahil hamd
Kaum Muslimin a’azzakumullah !

Setiap kita menyebut Haji, Idul Adha dan peristiwa-peristiwa yang mengiringinya, maka ada satu nama yang tak mungkin terlewatkan, dialah Ibrahim –alaihissalam.
Hari ini kembali kita mengenang manusia agung utusan Allah subhanahu wata’ala ini, Nabi Ibrahim alaihissalam beserta anak dan istrinya, Ismail alaihissalam dan Hajar alaihassalam. Keagungan pribadinya yang telah Allah perintahkan agar kita menjadikannya suri tauladan , Allah Ta’ala berfirman:
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِى اِبْرَاهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهُ
Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia (QS. al-Mumtahanah :4).
Pelajaran demi pelajaran, hikmah demi hikmah selalu dan senantiasa kita petik dari perjalanan hidup pribadi yang agung ini.
Diantara hikmah dan pelajaran terpenting dari perikehidupannya adalah : Perjuangan menegakkan Aqidah dan Tauhid, yang selalu melandasi dan mewarnai segala gerak dan tingkah lakunya, semua sepak terjang dan bahkan derap langkahnya.
Awal kemunculan Ibrahim di tengah kaumnya langsung menohok pada inti permasalahan yang dihadapi kaumnya yaitu penyimpangan dari tauhid, dimana mereka menyembah berhala-berhala yang tidak berdaya apa-apa, perhatikanlah bagaimana Ibrahim dengan piawai mengajak kaumnya beradu argumen tentang siapa yang sebenarnya berhak disembah
وَإِبْرَاهِيمَ إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاتَّقُوهُ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ . إِنَّمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا وَتَخْلُقُونَ إِفْكًا إِنَّ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ . وَإِنْ تُكَذِّبُوا فَقَدْ كَذَّبَ أُمَمٌ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ ( العنكبوت:16-18(
Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan. (17) Dan jika kamu (orang kafir) mendustakan, maka umat yang sebelum kamu juga telah mendustakan. Dan kewajiban rasul itu, tidak lain hanyalah menyampaikan (agama Allah) dengan seterang-terangnya". (18).” (QS. al-‘Ankabut: 16-18)
Jawaban kaumnya bukanlah jawaban yang menyenangkan, bahkan ancaman dan kecaman .. Allah berfirman :
فمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَن قَالُوا اقْتُلُوهُ أَوْ حَرِّقُوهُ فَأَنجَاهُ اللَّـهُ مِنَ النَّارِ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (العنكبوت: 24 )
“Maka tidak ada lagi jawaban kaum Ibrahim selain mengatakan: ‘Bunuhlah atau bakarlah dia!’, lalu Allah menyelamatkannya dari api (yang membakarnya). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman.” (QS.al-‘Ankabut: 24)
Demikinlah konsekuensi dakwah yang kadang tidak menyenangkan, bahkan menuntut pengorbanan, namun pertolongan Allah tidak pernah terlambat, Allah berfirman :
قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ . وَأَرَادُوا بِهِ كَيْدًا فَجَعَلْنَاهُمُ الْأَخْسَرِينَ
Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim", (69) mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi.” (QS.al- Anbiya:69-70)
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar…..
Laa Ilaha illalllah wallahu Akbar ,
Keteguhan prinsip dan ketegaran dalam bertauhid dan beraqidah pada pribadi Ibrahim tidak hanya dimonopoli oleh diri beliau sendiri, namun ternyata seorang Ibrahim alaissalam sangat memperhatikan dakwah pada keluarganya dan karib kerabatnya, bahkan beliau mewujudkan hubungan yang paling indah antara anak dengan ayahnya dengan berwujud dakwah kepada kepada orang tua untuk aqidah dan tauhid :
إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ وَلَا يُغْنِي عَنكَ شَيْئًا ﴿٤٢﴾ يَا أَبَتِ إِنِّي قَدْ جَاءَنِي مِنَ الْعِلْمِ مَا لَمْ يَأْتِكَ فَاتَّبِعْنِي أَهْدِكَ صِرَاطًا سَوِيًّا ﴿٤٣﴾ يَا أَبَتِ لَا تَعْبُدِ الشَّيْطَانَ ۖ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلرَّحْمَـٰنِ عَصِيًّا ﴿٤٤﴾ يَا أَبَتِ إِنِّي أَخَافُ أَن يَمَسَّكَ عَذَابٌ مِّنَ الرَّحْمَـٰنِ فَتَكُونَ لِلشَّيْطَانِ وَلِيًّا
“Ingatlah ketika ia (Ibrahim) berkata kepada bapaknya: ‘Wahai bapakku, mengapa engkau menyembah sesuatu yang tiada dapat mendengar, tiada pula dapat melihat dan menolongmu sedikitpun? Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian dari ilmu yang tidak datang kepadamu. Maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah menyembah setan, sesungguhnya setan itu durhaka kepada Allah Dzat Yang Maha Pemurah. Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa engkau akan ditimpa adzab dari Allah Dzat Yang Maha Pemurah, maka engkau akan menjadi kawan bagi setan.” (QS. Maryam: 42-45)

Keluarga ….sekali lagi keluarga, orang terdekat di sekeliling kita yang kadang luput dari perhatian dan pemenuhan hak atas mereka sebagai amanah Allah Ta’ala.
Ibrahim alaihissalam adalah tipe manusia yang sangat memperhatikan keluarganya, namun... perhatian di sini bukanlah sekedar perhatian untuk pemenuhan kebutuhan duniawi semata, namun yang lebih sejati adalah bagaimana seorang Ibrahim membangun keluarganya dengan pondasi iman dan aqidah …sehingga dengan taufiq dari Allah melahirkan keluarga pejuang yang tangguh, pantang menyerah , tauhid dan aqidah menjadi landasan dari segala tindakannya, ……
Hasil ini bukanlah datang begitu saja tentunya, namun ia adalah buah perjuangan panjang manusia yang diberkati ini…..perhatikanlah doanya yang diabadikan dalam AlQ uran :
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Wahai Tuhanku karuniakanlah padaku dari (keturunan) yang shalih “ (QS.Ash Shaffat;100)
Penantian panjang seorang Ibrahim alaihissalam dengan tidak berputus asa, membuahkan hasil dengan dikaruniakannya seorang anak yang didamba-dambakan, dialah Ismail alaihissalam.
Namun ternyata proses tarbiyah ilahiyah menghendaki lain, seorang Ismail dalam masa kecil ternyata harus berpisah dengan ayahandanya, ditinggal di negeri tandus yang kering kerontang, semuanya adalah lillah wafie sabilillah, dalam menjalankan perintah Allah seorang Ibrahim alaihissalam tidak ada kata tidak, bahkan dengan penuh keyakinan dan harapan serta optimisme ia bertawakkal pada Allah Ta’ala :
رَّبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُم مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ رَبَّنَا إِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نُخْفِي وَمَا نُعْلِنُ ۗ وَمَا يَخْفَىٰ عَلَى اللَّـهِ مِن شَيْءٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ ( ابراهيم: (38-37
Wahai Rab kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Wahai Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (37) Wahai Rabb kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit. (QS. Ibrahim:37-38)
Semangat ketaatan dan optimisme ini pula yang mengalir kepada istrinya Hajar, perhatikanlah riwayat berikut ini :
Diriwayatkan dari Sahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata: “Kemudian Ibrahim membawa Hajar dan sang putra Ismail dalam usia susuan menuju Makkah dan ditempatkan di dekat pohon besar, di atas (bakal ) sumur Zamzam di lokasi (bakal) Masjidil Haram. Ketika itu Makkah belum berpenghuni dan tidak memiliki sumber air. Maka Ibrahim menyiapkan satu bungkus kurma dan satu qirbah (kantong) air, kemudian ditinggallah keduanya oleh Ibrahim di tempat tersebut. Hajar, Ibu Ismail pun mengikutinya seraya mengatakan: ‘Wahai Ibrahim, hendak pergi kemana engkau, apakah engkau akan meninggalkan kami di lembah yang tak berpenghuni ini?’ Diulangnnya kata-kata tersebut, namun Ibrahim tidak menoleh kepadanya. Hingga berkatalah Hajar: ‘Apakah Allah yang memerintahkanmu berbuat seperti ini?’ Ibrahim menjawab: ‘Ya.’ Maka (dengan serta-merta) Hajar mengatakan: ‘Kalau begitu Dia (Allah) tidak akan menyengsarakan kami.’ Kemudian Hajar kembali ke tempatnya semula.” (Lihat Shahih Al-Bukhari, no. 3364)
Demikianlah kepribadian istimewa dari suami istri ini dengan Rahmat dan Taufiq Allah juga mengalir pada anak keturunan mereka, di saat -saat sejuknya pandangan seorang Ayah melihat anaknya mulai tumbuh besar, ujian Allah pun datang lagi , tidak tanggung-tanggung, perintah untuk mengorbankan anak sendiri :
لَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّـهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".(QS.as-Shaffat :102)
Demikianlah keluarga yang agung ini , meraih keagungan dan ketinggian derajatnya dengan tauhid, pengamalan aqidah dan ketaatan tiada henti atas setiap titah Ilahi.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar…..
Laa Ilaha illalllah wallahu Akbar ,
Allahu akbar walillahil hamd.
Akan tetapi ternyata Allah Maha Kasih dan Sayang kepada ayah dan anak ini dan mendapat pengakuan Allah sendiri tabaraka wataa’la:
فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ ﴿١٠٣﴾ وَنَادَيْنَاهُ أَن يَا إِبْرَاهِيمُ ﴿١٠٤﴾ قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا ۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ ﴿١٠٥﴾ إِنَّ هَـٰذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ ﴿١٠٦﴾ وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ ﴿١٠٧﴾ وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ ﴿١٠٨﴾ سَلَامٌ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ ﴿١٠٩﴾ كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). (103) Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, (104) sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (105) Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. (106) Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (107) Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (108) (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". (109) Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. ".(QS.as-Shaffat :103-110)
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Allahu akbar walillahil hamd.
Kaum Muslimin yang semoga dimuliakan Allah
Alangkah rindunya kita untuk mewujudkan keluarga seperti keluarga Ibrahim alaihissalam, alangkah rindunya kita dengan istri seperti Hajar alaihassalam, yang dengan tegar menggendong anaknya yang masih bayi, hanya berbekal sekantong korma dan sedikit air, di tanah asing, tiada berpenghuni, tandus tiada tetumbuhan... Namun dengan lugas bertanya kepada suami tercinta AALLAHU AMARAKA BIHADZA ? ketika sang suami menjawab ;Ya, maka saat itu pula iman dan tawakkal itu menyata dengan perkataannya :Idzan la yudlayyi’unaa – jika demikian Ia tak menyia-yiakan kami.
Seorang istri da’i dan pejuang seharusnya selalu menjadikan momentum ini segar di pelupuk matanya, selalu hidup dalam catatan batinnya, bahwa istri pejuang harus tegar setegar Hajar, yang lebih tegar dari batu karang… dan jangan sampai justru menjadi penghalang suami memenuhi panggilan suci berjuang dan berdakwah di jalanNya.
Namun sebelum itu tentunya seorang suami da’i dan pejuang harus pula menorehkan sejarah Ibrahim ini dalam sanubarinya, agar terpatri pada jiwa semangat ketaatan dan optimisme serta qawwamah (kepemimpinan) yang mumpuni dengan izin Allah Ta’ala.
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Allahu akbar walillahil hamd.
Kaum Muslimin yang semoga dimuliakan Allah
Mengambil pelajaran dari Ibrahim dan keluarganya adalah berarti belajar untuk taat dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah , dan inilah yang seharusnya menyertai kita setiap saat, semangat selalu mawas diri dari penyimpangan- penyimpangan dalam beragama, tidakkah kita perhatikan parade penyimpangan mulai dari tataran aqidah, hingga moral dan akhlak seakan disambut oleh alam ini dengan parade bencana dan musibah?
Negeri yang indah ini, dengan laut, gunung, sungai dan airnya, tidaklah melainkan makhluk-makhluk Allah yang taat, yang selalu bertasbih dan memuji Allah Tabaraka wata’ala:
سَبَّحَ لِلَّـهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۖ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴿١﴾
Telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS.as-Shaf :1)
Isyarat alam ini seakan memberi kita pesan bahwa bumi makhluk Allah ini enggan berjalan di atasnya manusia-manusia congkak dan durjana.
Sudah tiba masanya kita kembali mengintrospeksi diri, secara individu dan kolektif, sejauhmana kita melangkah jauh dari yang seharusnya....
Namun......
Ketika musibah datang dan sebagian penduduk negeri ini justru semakin merapat kepada kesyirikan dan takhayul,
Ketika musibah datang justru datang pula sokongan dan dukungan pada nabi-nabi palsu dan para pengikutnya seperti Ahmadiyah dan Qadiyaniyah,
Ketika musibah datang justru celaan, kecaman, dan bahkan pengkafiran pada generasi terbaik umat ini (Sahabat Rasulullah )menyelip dan menikam dari belakang oleh kaum Syi’ah Rafidlah
Ketika musibah datang menjelang sebagian kita bahkan dengan bangga memamerkan kedurhakaannya pada Allah, menginjak-injak harga diri dan kehormatannya sendiri.
Sungguh ini adalah musibah di atas musibah !
Wallahul musta’an
Jalan keluar tiada lain dan tiada bukan adalah kembali bertobat, kembali menapak tilasi perjalanan juang Ibrahim dan para keluarganya, menapak tilasi perjuangan Nabi dan Rasul akhir zaman Muhammad shallallahu alaihi wasallam, yang Ibrahim alaihiissalam berdoa untuk kehadirannya.
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (البقرة: 129)
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seseorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (QS. al-Baqarah:129)

Ya… bertobat, dan Ibrahim sendiri bertobat walau ia seorang khalilullah (kekasih Allah):
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (البقرة: 128)
“Ya Rabb kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (QS. al-Baqarah:128).
Mawas diri dari kesyirikan dan penyimpangan aqidah adalah sikap mukmin sejati, bukankah Ibrahim sendiri khawatir dan minta perlindungan Allah dari kesyirikan:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَـٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ (ابراهيم:35)
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.(QS.Ibrahim:35)
Kita tidak boleh lengah , setiap saat syaithan dan bala tentaranya siap menggelincirkan dan menjerumuskan kita.
Olehnya itu benteng aqidah harus berwujud pada keluarga kita, panji-panji tauhid harus terpancang dalam dan kuat pada diri, anak dan istri kita….semangat perjuangan harus selalu menggelora pada setiap dada anggota keluarga kita
Wahai para muslimah, ibunda dan saudari kita, bercerminlah selalu pada Hajar-alaihassalam yang tegar setegar hajar (batu), siap untuk berjuang dan mendampingi seorang suami pejuang dalam kondisi apapun, dan semangat perjuangan itu insya Allah akan dibalasi Allah dengan sejuknya mata memandang anak-anak anda berbaris rapi dalam shaf perjuangan
Wahai para pemuda , jadilah “Ismail-ismail” zaman ini, yang ditempa dalam perjuangan, di dalam keluarga pejuang, bahkan anda lahir dari rahim perjuangan…bersiaplah untuk berkorban di jalan perjuangan ini….”korbankanlah” beberapa kesenangan masa muda untuk memmpuh jalan perjuangan ini, percayalah kelezatan berjuang jauh lebih nikmat daripada kenikmatan semu fatamorgana dari hiruk pikuknya dunia kemaksiatan dan penyimpangan….
Munculkan semangat dan kekuatan Ismail di zaman kini. Jadilah generasi pendobrak yang memiliki prinsip hidup yang kokoh di jalan taqwa. Bukan generasi latah yang menjadi korban situasi dan kondisi. Dan bukan generasi yang mudah terombang ambing kemana angin berhembus. Jadilah Ismail baru yang mewarisi semangat tauhid dan keteguhan diri dalam menerima semua titah perintah Allah. Sekalipun nyawa adalah taruhannya.
Dan anda wahai para bapak dan suami, bercerminlah pada Ibrahim bagaimana ia menjadi kepada keluarga teladan, didiklah keluarga anda dengan tidak pantang menyerah, usaha anda yang tidak pantang menyerah adalah bagian dari perjuangan itu sendiri…..lihatlah Nuh alaihissalam, hingga detik terakhir masih saja menyeru anaknya untuk kembali ke jalan yang benar.
وَنَادَىٰ نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَب مَّعَنَا وَلَا تَكُن مَّعَ الْكَافِرِينَ
Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir".(QS. Hud:42)
Namun Akhirnya kita kembalikan semuanya kepada Allah yang menggenggam hati semua hambaNya.
Dan kepada para pemimpin negeri yang indah mempesona ini, ingatlah bahwa setiap kita akan dimintai pertanggung jawaban akan apa yang dipimpinnya.
Ingatlah ketika bencana dan musibah datang bergelombang, bahwa semua itu adalah pengingat dari pemilik hakiki negeri ini dan setiap jengkal bumi dan langit untuk kembali bertahkim kepada ajaran yang diturunkanNya,firman Allah Ta’ala
وَبَلَوْنَاهُم بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (الأعراف:168)
Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). (QS.al-A’raf:168)
Pertegas keberpihakan anda pada kebenaran, keadilan, dan jangan justru semakin menggandeng penggusung kezaliman dan keangkara murkaan...kami percaya anda sanggup dan mampu untuk itu, dan kami berdoa agar Allah memberikan Hidayah dan InayahNya
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Allahu akbar walillahil hamd.
Dalam kesempatan ini pula kita mendoakan saudara-saudara kita yang sedang berjuang menegakkan rukun Islam kelima dengan haji ke Baitullah, agar menjadi haji yang mabrur dan selamat kembali di tanah air, berkumpul kembali dengan sanak saudara..
Dan bagi kita di sini yang melakukan Idul Qurban dan penyembelihan hendaknya senantiasa memperhatikan tuntunan syari’at dalam pelaksanaannya; maka hewan yang sah untuk dikurbankan adalah sapi yang usianya genap dua tahun atau kambing yang genap satu tahun. Jika kambing dengan umur satu tahun sulit didapatkan, maka tidak mengapa berkurban dengan domba yang genap berusia enam bulan. Tidak boleh berkurban dengan hewan yang jelas buta sebelah matanya (picak), atau pincang dengan kepincangan yang jelas, atau sakit yang jelas, atau hewan yang sangat kurus.
Dan seekor sapi atau unta boleh disembelih untuk tujuh orang.
Sebaiknya orang yang berkurban itu menyembelih hewan kurbannya sendiri, namun tidak mengapa mewakilkannya dengan syarat tidak mengupah penjagal itu dari hewan kurban, baik dengan memberikan kulit atau dagingnya. Penyembelihan dimulai setelah khutbah dan berakhir tiga hari sesudah hari Idul Adha. Daging sembelihan dapat dibagi tiga; sepertiga untuk dikonsumsi, sepertiga untuk dihadiahkan dan sepertiga untuk disedekahkan kepada fakir miskin.
Allahu akbar, Allahu akbar, walillahil hamd
Akhirnya, di penghujung khutbah ini, marilah kita menundukkan jiwa, dan menyerahkan seluruh diri ini untuk memohon dan berdoa kepada Allah azza wa Jalla. Semoga doa kita menjadi catatan akan ketundukan kita pada Allah azza wajalla, dan Dia berkenan menerima dan mengabulkannya.
Rabbana, kami tidak berhenti dan tidak akan berhenti untuk menghadap-Mu, memohon ampunan-Mu, meminta belas kasih-Mu yang luasnya meliputi segala sesuatu.
Ya Allah, dosa kami begitu berlimpah. Rasanya tiada hari yang terlalui tanpa kesalahan pada-Mu. Dosa-dosa kami sudah terlalu banyak. Jika Engkau tak mengampuni kami, maka siapakah lagi yang akan mengampuni dan menutupinya selain Engkau ya Allah, Wahai Sang Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Pengampun. Maka ampunilah, ampunilah, ampunilah diri-diri ini, ya Allah.

Rabbana, Engkau pasti Maha Tahu betapa banyak salah dan dosa kami kepada kedua orangtua kami. Betapa banyak hak mereka yang tak sempat kami tunaikan. Ya Allah, sungguh kami mohon ampunilah dosa dan kedurhakaan kami kepada mereka. Limpahkanlah Rahmat-Mu tak henti-hentinya untuk mereka. Ampuni segala kekurangan mereka sebagai hamba-Mu. Jika Engkau masih izinkan kami bersama mereka dalam kehidupan ini, beri kami kesangupan untuk berbakti pada mereka bersama menikmati Tauhid dan iltizam di Jalan-Mu, namun jika kematian memisahkan kami jadikanlah pertemuan kami di Jannah-Mu kelak menjadi pertemuan terindah anak dan orangtunya.

Rabbana, berikan kami kekuatan untuk mengubah kondisi kami dengan izin-Mu menjadi jauh lebih baik dan gemilang. Limpahkan kepada kami kekuatan tekad untuk menjadi umat yang kuat dan tegar menegakkan keadilan dan menumbangkan kezhaliman.
Ya Allah, berikanlah pertolonganMu pada saudara-saudara kami para pejuang Islam di Palestina, Irak, Afganistan dan dimana pun mereka berjuang menegakkan kalimat -Mu.

Wahai Rabb kami, limpahkanlah kedamaian dan keamanan untuk negeri kami ini dan seluruh negeri kaum muslimin di penjuru dunia. Lindungilah kami dan semua saudara kami dari makar dan muslihat musuh-musuh-Mu, ya Allah.
Wahai Rabb Penguasa langit dan bumi, pemilik sejati laut dan gunung Raja diraja semesta alam, semua nya dalam genggaman-Mu, lindungilah kami dari segala marabahaya dan bencana, janganlah engkau hukum kami disebakan keponggahan dan kebodohan sebagian dari kami.
Wahai Rabb yang menggenggam segenap hati hamba-hambaNya, satukanlah hati kami dalam ketaatan pada-Mu, persatukan jiwa kami dalam berjuang di jalan-Mu, hilangkanlah segala benci, iri, dengki, dan sangka buruk di antara kami.
Jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang bersaudara dan saling mencintai dan mengasihi demi Engkau ya Allah, janganlah dosa menjadi sekat penghalang cinta dan sayang di antara kami.
Rabbana, karuniakan kepada kami para pemimpin yang selalu takut kepadaMu. Jangan Engkau berikan pendamping-pendamping yang berhati busuk kepada mereka yang menyebabkan mereka menzhalimi kami. Ya Allah, limpahkanlah Hidayah-Mu kepada mereka untuk selalu mengambil keputusan yang sesuai dengan Keridhaan-Mu.
Rabbana, Engkaulah yang Maha Mengetahui kapan jiwa ini meninggalkan raga. Jika kelak Engkau menakdirkan usia ini berakhir, maka karuniakanlah ia husnul khatimah dan berakhirnya segala dosa dan kedurhakaan
Ya Allah. Berilah kami kesempatan untuk menutup kehidupan kami di dunia ini dengan kalimat Tauhid-Mu nan suci: La ilaha illallah.
Rabbana inilah doa dan munajat kami-hamba-Mu yang tiada berdaya ini kepada-Mu, dan kami hanya dapat meminta dan berdoa, sedang Engkau adalah Rabb yang Maha Kuasa mengabulkan segala doa dan permintaan, maka kabulkanlah ya Allah Amin. Amin. Amin ya Rabbal ‘alamin.

Dua Pemuda Afsel Berhaji dengan Bersepeda

Mekah, Melewati Bostwana, Zimbabwe, Mozambique, Malawi, Tanzania, Kenya, Turki, Suriah, dan Yordania, Nathim Caircross (28 tahun) dan Imtiyaz Ahmad Haron (25 tahun) mengayuh sepeda ke Arab Saudi. Setiap hari mereka harus mengayuh sejauh 80-100 km, bermula dari Cape Town, Afrika Selatan.

“Mengayuh sepeda ke Kerajaan dari Cape Town adalah pengalaman yang melelahkan. Kami melakukan perjalanan dengan cara ini sehingga kita siap untuk menjalani kerasnya ibadah haji,” kata Cairncross, yang berprofesi sebagai perencana kota, sepeti dikutip arabnews.com.

Di Cape Town mereka kuliah hukum Islam di sebuah universitas. Cairncross hobi berselancar angin, Haron hobi kickboxing dan mendaki gunung. Cairncross kemudian kursus perencanaan kota yang kemudian mengantarnhya kepada dunia kerja. Mereka mengaku bahagia begitu tiba di perbatasan Arab.

Mereka memulai perjalanan pada 7 Februari 2010. Ini adalah perjalanan haji pertama mereka. “Kami bisa naik pesawat, tapi kami menghargai perjalanan yang berbeda. Jadi kami memilih menggunakan sepeda kami. Bersepeda adalah kegiatan yang paling kami sukai,” kata Cairncross.

Senja tiba, mereka akan mencari masjid atau memasang untuk beristirahat. Selepas Subuh, mereka melanjutkan perjalanan lagi. Selama perjalanan, Selama perjalanan,eka menemukan orang-orang yang ramah dan menyambut baik mereka. Orang-orang salut atas perjalanan haji mereka. Tawaran makan pun berdatangan selama di perjalanan

Mereka membawa bekal yang minim. Tawaran bantuan uang pun berdatangan kepada mereka. Di perbatasan Arab, petugas keamanan juga menyambut ramah dua jamaah yang harus pula turun naik pegunungan dengan mengayuh sepeda. Melewati sembilan negara selama sembilan bulan, mereka sering mengganti ban dan memperbaiki rantai sepeda.

Masalah bahasa sedikit menjadi kendala dalam perjalanan mereka. Tapi, mereka bisa mengatasinya. Selesai berhaji, mereka akan pulang melalui Afrika Barat. mch/Riyanto (RoL/ut)
sumber :http://www.dakwatuna.com/2010/dua-pemuda-afsel-berhaji-dengan-bersepeda/