(من صام اليوم الذي يشك فيه فقد عصى أبا القاسم صلى الله عليه وسلم)
“Barangsiapa berpuasa pada hari syak (yang diragukan),maka ia telah bermaksiat (durhaka) kepada Abul Qasim shallallaahu ‘alaihi wasallam.
(Hadits ini disebutkan oleh Imam Bukhari secara mu’allaq,dan dinilai maushul oleh lima Ahli hadits,dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban).
1.Dilarang berpuasa pada hari yang diragukan pada bulan ramadhan,yaitu jatuhnya hari pertama bulan ramadha tanpa keyakinan (kepastian).Pada saat itu tidak diketahui apakah hari itu termasuk bulan ramadhan atu bukan ,yaitu malam ketigapuluh dari bulan sya’ban jika ada sesuatu yang menghalangi tampaknya bulan (hilal ).
2.Keharaman berpuasa pada hari syak (meragukan) tersebut ,disebabkan menjadi bentuk kedurhakaan kepada Rasulullah sahllaahu ‘alaihi wasallam.Allah Ta’ala berfirman: Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah
3.Hadits di atas menunjukkan satu kaidah hukum yang menyatakan,Yang asal atau kuat tetap berlakunya hukum yang ada menurut keadaanya semula.Implementasi kaidah ini adalah tetapnya bulan sya’ban dan belum masuknya bulan ramadhan ,selama kita meyakini masih berlangsungnya bulan sya’ban dan belum adanya tanda-tanda masuknya bulan ramadhan.Artinya selama belum ada kepastian masuknya bulan ramadhan ,maka malam/hari itu masih bulan sya’ban.Dalam hadits lain ada larangan sehari/dua hari sebelum ramadhan.
4.Abul Qasim adalah ku nyah/gelar atau panggilan Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam.Al Qsim adalah nama putra beliau dari istri beliau Khadijah radhiyallaahu ‘anhu.
(Sumber:Disalin dari Taudhiyhul Ahkam Min Bulughil Maram dengan sedikit modifikasi ).
makasih.......!www.artikelatep.tk
BalasHapus