Senin, 05 September 2011

Renungan Pasca Ramadhan

Sungguh tidak terasa, begitu cepatnya Ramadhan meninggalkan kita, terasa baru kemarin kita berkumpul shalat berjam`ah shalat tarawih,buka bersama ,dan mengikuti kajian-kajian menarik. Ingin rasanya kita menangis ,goresan yang ditorehkan Ramadhan di dalam hati ini terasa masih segar, goresan yang tidak berdarah namun berair mata. itulah goresan kerinduan yang terukir karena kecintaan.

Betapa tidak ,Ramadhan adalah bulan jihad ,bulan perjuangan,bulan kesabaran,bulan yang menjadi symbol kemenangan melawan nafsu setan ,buan yang penuh dengan rahmah, berkah dan magfirah, bulan semangat: semangat shalat jama`ah , shalat sunnah, puasa, baca al¬-Qur`an, berzikir dan semangat berukhwah. Bulan yang di dalamnya pintu surge di buka lebar, pintu neraka di tutup rapat , setan di belenggu, malaikat di turunkan, pahala dilipat gandakan, rahmat dibentangkan. Sungguh bahagialah orang yang menatap Ramadhan dengan wajahnya ,menyambut dengan tangannya dan memeluk dengan kuatnya. Ya Allah terimalah semua amalan baik kami dan ampunilah segalah kesalahan dan dosa kami, dan luluslkan kami dari madrasah taqwa, madrasah Ramadhan, amin…, Ada sekelompok orang yang sanggat rugi dan celaka , hati keras, tidak mendapat ampunan, mendapat laknat Allah, yaitu orang yang penuh dengan debu maksiat dan kotoran dosa, yang setelah masukkan ke dalam madrasah Ramadhan ini atau di godok dan di cuci dalam mesin cuci Ramadhan, ternyata ia masih teteap seperti semula, tidak bersih dan tidak berubah menjadi putih. Setelah Ramadhan ia masih tetap malas beribadah dan giat melakukan maksiat Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: “ Barang siapa menjumpai Ramadhan dan ia tidak mendapat ampunan, maka jika ia mati akan masuk neraka” ( Hadits shahih riwayat ibnu Khuzaimah dan ibn Hibban). Karena itu ketika malaikat Jibril berkata kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam: “ sungguh hina orang yang menjumpai Ramadhan ternyata ia tidak mendapatkan ampunan,”maka Nabi berkata, “Amin (semoga hina orang tersebut).” (HR Imam Ismail al-Qadhi, di sahihkan oleh Al-Blbani).

Maka tanda orang yang lulus Ramadhan adalah yang giat beribada sesudah Ramadhan seperti giat di dalam bulan Ramadhan, dan orang yang sabar menahan diri dari maksiat di luar Ramadhan seperti ia sabar menahannya di dalam bulan Ramadhan. Mengapa demikian..?, karena yang mukmin pasti akan mengatakan baha wa:
• Allah, Tuhan yang kita sembah, kita taati dan kita takuti serta yang kita cintai di dalam bulan Ramadhan, Dia juga yang menjadi Tuhan penguasa di luar Ramadhan.
• Tuhan yang memberikana rahmat dan nikmat yang harus di sukuri di dalam Ramadhan Dia juga
yang harus di sukuri di luar Ramadhan.
• jikaRamadhan telah usai maka amalan mukmin belum dan tidak usai kecuali dengan datangnya kematian Allah Ta’ala berfirman:“Dan sembahlah Tuhanmu hingga ajal menjemputmu.”(QS. Al-Hijr: 99)
Allah Ta’ala Berfirman;
“ Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa dan janganlah kamu meniggal dunia kecuali dalam kedan muslim .” (Ali Imran: 102)
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila seseorang hamba telah mati maka putuslah amalnya”.(HR Muslim Abu Daud, Nasai dan Bukhari dalam al-adab al-Mufrad) Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam tidak menjadikan batas akhir dari amal kecuali kematian.
Semua ibadah yang ada di bulan Ramadhan ada yang harus kita lakukan di luar Ramadhan, di antaranya antara lain:
1. Majelis ilmu dan kajian -kajian
2. Shalat berjama’ah
3. Puasa sunnah
4. Infaq dan shadaqah
5. Tilawatul Qur’an
6. Qiyamul lail
7. I’tikaf memakmurkan masjid
8. Jihad memerangi nafsu dan setan
9. Semangat ukhuwah Islamiyah
10. Shalat sunnah, wirid dan do’a
11. Silaturahim
Abu Ja’far Muhammad Ibn Ali meriwayatkan secara marfu’ bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa menjumpai Ramadhan dalam keadan sehat dan muslim lalu ia puasa di siang harinya, shalat rutin di sebagian malamnya menjaga pandangan matanya, menjaga kemaluan, lisan dan tanganya, menjaga shalat berjama’ah dan bersegera pergi (pagi-pagi) menuju jum’ahnya maka ia telah berpuasa sebulan penuh, mendapatkan pahala secara utuh, mendapatkan lailatul Qadar dan berhasil memboyong piala dari Allah penguasa yang Maha Suci lagi Maha Tinggi.”(HR. Ibn Abi al-dunya)
Kemudian Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:
“Barang siapa berpuasa Ramadhan kemudian meneruskannya dengan (puasa) enam hari dari bulan Syawwal maka (pahalanya) seperti puasa satu tahun.”(HR. Muslim,dan hadits yang mirip dengan ini di riwayatkan oleh Darimi, Ibn Majah, Ahmad dan Bazzar).

Ada beberapa catatan penting mengenai puasa Syawwal dan Qadha Ramadhan:
1. Orang yang masih menanggung hutang puasa Ramadhan harus mengqadha’ dulu, baru kemudian baru kemudian puasa Syawwal, karena:
(a) . Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: “ Barang siapa puasa Ramadhan”, ini berarti Ramadhan secara keseluruhan. Kemudian Nabi berasbda: “ lalu ia teruskan dengan Syawwal.” Artinya enam Syawwal ini datang setelah selesainya keseluruha Ramadhan
(b) .Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:
“Barang siapa menjumpai Ramadhan sementara ia masih terbebani oleh sebagian tanggungan Ramadhan lalu, maka tidak akan di terima daripadanya hingga ia mengqadhanya.”(HR. Ahmad dari Abu Hurairah, hadits hasan)
2 Dari sini dapat di simpulkan pula bahwa tidak boleh berniat puasa Qadha dan Syawwala sekaligus, tetepi harus di tunaikan secara terpisah.
3 Puasa enam hari Syawwal boleh berurutan dan boleh juga di lakukan secara terpisah-pisah, dengan mengutamakan pada hari Senin dan Kamis, sebab Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:
  “Amal-amal manusia itu di laporkan pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka bila amalku dilaporkan saat aku berpuasa.” (HR. tirmidzi dari Abu Hurairah)
4 Yang menyamai fadhilah puasa Ramadhan dan enam Syawwal adalah puasa tiga hari setiap bulan. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam  bersabda:
“ Tiga hari dari setiap bulan dan Ramadhan ke Ramadhan ( berikutnya), ini adalah puasa setahun penuh:”(HR.Muslim dan Ahmad)
Inilah puasa yang di wasiatkan oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam kepada Abu Hurairah ra, dan yang paling utama tiga hari tersebut adalah hari-hari purnama, yaitu tanggal 13,14,dan,15.(Hadits Abu Dzar, riwayat Ahmad dan Nasa’i).
Di antara ibadha-ibadha yang harus di kerjakan di luar Ramadhan adalah apa yang di nyatakan oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam berikut ini:
“Wahai manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, sambungkanlah tali kekerabatan, sahalatlah di waktu malam saat manusia dalam tidur panjang kamu pasti masuk surga dengan aman.” (HR.Tirmidzi, Hasan Shahih).
Karena itu wahai saudara-saudaraku, bersemangatlah dalam melakukan ketaatan dan berjihadlah dalam menjauhi kemaksiatan agar mendapatkan kemenangan hakiki dan kebahagiaan abadi, kehidupan yang baik duniawi dan ukhrawi, serta pahala yang melimpah tiada henti.
Allah Ta'ala berfirman:
“ Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keada beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”(QS. Al-Nahl:97).

Ya, Allah tetapkanlah hati kami dalam keimanan, tegakkan semangat Ramadhan di hati kami ,bimbinglah kami ke jalan ridha-Mu, hidupkanlah kami dalam kehidupan yang indah penuh arti dan kumpulkanlah kami kedalam barisan orang-orang yang shalih.(Disalin Dari Majalah Qiblati Edisi Khusus 12/VI Syawwal –Dzulqa’dah 1432H)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar