Senin, 15 November 2010

Ibrahim -'alaihissalam'PEMBANGUN KELUARGA PEJUANG

Khutbah Seragam DPP Wahdah islamiyah

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا.
مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأََرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
أَمَّا بَعْدُ:
فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ, وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ, وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا, وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ, وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ, وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar…..
Laa Ilaha illalllah wallahu Akbar ,
Allahu Akbar walillahil hamd.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah !
Di pagi hari ini, seiring dengan tasbih semesta alam raya, seiring dengan ketundukan semua makhluk ciptaan Allah, kita kembali melantunkan pujian dan takbir pengagungan kepada Sang Maha Pencipta…Maha Pemelihara…Penguasa Jagad raya,….Dialah Allah tabaraka wata’ala , satu-satunya yang berhak untuk disembah dan ibadahi….
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar…..
Laa Ilaha illalllah wallahu Akbar ,
Di sana,… di Padang Arafah , ketika berjuta tangan menengadah pada Sang Ilahi, ketika berjuta bibir bergetar menyebut namaNya, maka di pagi hari ini kita menyempurnakan semua itu, maka biarkan gema takbir ini membahana di angkasa, menyatu dengan tasbih semesta, membuang semua yang membuncah di dada,….
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar…..
Laa Ilaha Illalllah wallahu Akbar ,
Allahu Akbar walillahil hamd
Kaum Muslimin a’azzakumullah !

Setiap kita menyebut Haji, Idul Adha dan peristiwa-peristiwa yang mengiringinya, maka ada satu nama yang tak mungkin terlewatkan, dialah Ibrahim –alaihissalam.
Hari ini kembali kita mengenang manusia agung utusan Allah subhanahu wata’ala ini, Nabi Ibrahim alaihissalam beserta anak dan istrinya, Ismail alaihissalam dan Hajar alaihassalam. Keagungan pribadinya yang telah Allah perintahkan agar kita menjadikannya suri tauladan , Allah Ta’ala berfirman:
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِى اِبْرَاهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهُ
Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia (QS. al-Mumtahanah :4).
Pelajaran demi pelajaran, hikmah demi hikmah selalu dan senantiasa kita petik dari perjalanan hidup pribadi yang agung ini.
Diantara hikmah dan pelajaran terpenting dari perikehidupannya adalah : Perjuangan menegakkan Aqidah dan Tauhid, yang selalu melandasi dan mewarnai segala gerak dan tingkah lakunya, semua sepak terjang dan bahkan derap langkahnya.
Awal kemunculan Ibrahim di tengah kaumnya langsung menohok pada inti permasalahan yang dihadapi kaumnya yaitu penyimpangan dari tauhid, dimana mereka menyembah berhala-berhala yang tidak berdaya apa-apa, perhatikanlah bagaimana Ibrahim dengan piawai mengajak kaumnya beradu argumen tentang siapa yang sebenarnya berhak disembah
وَإِبْرَاهِيمَ إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاتَّقُوهُ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ . إِنَّمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْثَانًا وَتَخْلُقُونَ إِفْكًا إِنَّ الَّذِينَ تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوا عِنْدَ اللَّهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوهُ وَاشْكُرُوا لَهُ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ . وَإِنْ تُكَذِّبُوا فَقَدْ كَذَّبَ أُمَمٌ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمَا عَلَى الرَّسُولِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ ( العنكبوت:16-18(
Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezki kepadamu; maka mintalah rezki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan. (17) Dan jika kamu (orang kafir) mendustakan, maka umat yang sebelum kamu juga telah mendustakan. Dan kewajiban rasul itu, tidak lain hanyalah menyampaikan (agama Allah) dengan seterang-terangnya". (18).” (QS. al-‘Ankabut: 16-18)
Jawaban kaumnya bukanlah jawaban yang menyenangkan, bahkan ancaman dan kecaman .. Allah berfirman :
فمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ إِلَّا أَن قَالُوا اقْتُلُوهُ أَوْ حَرِّقُوهُ فَأَنجَاهُ اللَّـهُ مِنَ النَّارِ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ (العنكبوت: 24 )
“Maka tidak ada lagi jawaban kaum Ibrahim selain mengatakan: ‘Bunuhlah atau bakarlah dia!’, lalu Allah menyelamatkannya dari api (yang membakarnya). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang beriman.” (QS.al-‘Ankabut: 24)
Demikinlah konsekuensi dakwah yang kadang tidak menyenangkan, bahkan menuntut pengorbanan, namun pertolongan Allah tidak pernah terlambat, Allah berfirman :
قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ . وَأَرَادُوا بِهِ كَيْدًا فَجَعَلْنَاهُمُ الْأَخْسَرِينَ
Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim", (69) mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi.” (QS.al- Anbiya:69-70)
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar…..
Laa Ilaha illalllah wallahu Akbar ,
Keteguhan prinsip dan ketegaran dalam bertauhid dan beraqidah pada pribadi Ibrahim tidak hanya dimonopoli oleh diri beliau sendiri, namun ternyata seorang Ibrahim alaissalam sangat memperhatikan dakwah pada keluarganya dan karib kerabatnya, bahkan beliau mewujudkan hubungan yang paling indah antara anak dengan ayahnya dengan berwujud dakwah kepada kepada orang tua untuk aqidah dan tauhid :
إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لَا يَسْمَعُ وَلَا يُبْصِرُ وَلَا يُغْنِي عَنكَ شَيْئًا ﴿٤٢﴾ يَا أَبَتِ إِنِّي قَدْ جَاءَنِي مِنَ الْعِلْمِ مَا لَمْ يَأْتِكَ فَاتَّبِعْنِي أَهْدِكَ صِرَاطًا سَوِيًّا ﴿٤٣﴾ يَا أَبَتِ لَا تَعْبُدِ الشَّيْطَانَ ۖ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلرَّحْمَـٰنِ عَصِيًّا ﴿٤٤﴾ يَا أَبَتِ إِنِّي أَخَافُ أَن يَمَسَّكَ عَذَابٌ مِّنَ الرَّحْمَـٰنِ فَتَكُونَ لِلشَّيْطَانِ وَلِيًّا
“Ingatlah ketika ia (Ibrahim) berkata kepada bapaknya: ‘Wahai bapakku, mengapa engkau menyembah sesuatu yang tiada dapat mendengar, tiada pula dapat melihat dan menolongmu sedikitpun? Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian dari ilmu yang tidak datang kepadamu. Maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah menyembah setan, sesungguhnya setan itu durhaka kepada Allah Dzat Yang Maha Pemurah. Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa engkau akan ditimpa adzab dari Allah Dzat Yang Maha Pemurah, maka engkau akan menjadi kawan bagi setan.” (QS. Maryam: 42-45)

Keluarga ….sekali lagi keluarga, orang terdekat di sekeliling kita yang kadang luput dari perhatian dan pemenuhan hak atas mereka sebagai amanah Allah Ta’ala.
Ibrahim alaihissalam adalah tipe manusia yang sangat memperhatikan keluarganya, namun... perhatian di sini bukanlah sekedar perhatian untuk pemenuhan kebutuhan duniawi semata, namun yang lebih sejati adalah bagaimana seorang Ibrahim membangun keluarganya dengan pondasi iman dan aqidah …sehingga dengan taufiq dari Allah melahirkan keluarga pejuang yang tangguh, pantang menyerah , tauhid dan aqidah menjadi landasan dari segala tindakannya, ……
Hasil ini bukanlah datang begitu saja tentunya, namun ia adalah buah perjuangan panjang manusia yang diberkati ini…..perhatikanlah doanya yang diabadikan dalam AlQ uran :
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Wahai Tuhanku karuniakanlah padaku dari (keturunan) yang shalih “ (QS.Ash Shaffat;100)
Penantian panjang seorang Ibrahim alaihissalam dengan tidak berputus asa, membuahkan hasil dengan dikaruniakannya seorang anak yang didamba-dambakan, dialah Ismail alaihissalam.
Namun ternyata proses tarbiyah ilahiyah menghendaki lain, seorang Ismail dalam masa kecil ternyata harus berpisah dengan ayahandanya, ditinggal di negeri tandus yang kering kerontang, semuanya adalah lillah wafie sabilillah, dalam menjalankan perintah Allah seorang Ibrahim alaihissalam tidak ada kata tidak, bahkan dengan penuh keyakinan dan harapan serta optimisme ia bertawakkal pada Allah Ta’ala :
رَّبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُم مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ رَبَّنَا إِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نُخْفِي وَمَا نُعْلِنُ ۗ وَمَا يَخْفَىٰ عَلَى اللَّـهِ مِن شَيْءٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ ( ابراهيم: (38-37
Wahai Rab kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Wahai Rabb kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (37) Wahai Rabb kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit. (QS. Ibrahim:37-38)
Semangat ketaatan dan optimisme ini pula yang mengalir kepada istrinya Hajar, perhatikanlah riwayat berikut ini :
Diriwayatkan dari Sahabat Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata: “Kemudian Ibrahim membawa Hajar dan sang putra Ismail dalam usia susuan menuju Makkah dan ditempatkan di dekat pohon besar, di atas (bakal ) sumur Zamzam di lokasi (bakal) Masjidil Haram. Ketika itu Makkah belum berpenghuni dan tidak memiliki sumber air. Maka Ibrahim menyiapkan satu bungkus kurma dan satu qirbah (kantong) air, kemudian ditinggallah keduanya oleh Ibrahim di tempat tersebut. Hajar, Ibu Ismail pun mengikutinya seraya mengatakan: ‘Wahai Ibrahim, hendak pergi kemana engkau, apakah engkau akan meninggalkan kami di lembah yang tak berpenghuni ini?’ Diulangnnya kata-kata tersebut, namun Ibrahim tidak menoleh kepadanya. Hingga berkatalah Hajar: ‘Apakah Allah yang memerintahkanmu berbuat seperti ini?’ Ibrahim menjawab: ‘Ya.’ Maka (dengan serta-merta) Hajar mengatakan: ‘Kalau begitu Dia (Allah) tidak akan menyengsarakan kami.’ Kemudian Hajar kembali ke tempatnya semula.” (Lihat Shahih Al-Bukhari, no. 3364)
Demikianlah kepribadian istimewa dari suami istri ini dengan Rahmat dan Taufiq Allah juga mengalir pada anak keturunan mereka, di saat -saat sejuknya pandangan seorang Ayah melihat anaknya mulai tumbuh besar, ujian Allah pun datang lagi , tidak tanggung-tanggung, perintah untuk mengorbankan anak sendiri :
لَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَىٰ فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِي إِن شَاءَ اللَّـهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".(QS.as-Shaffat :102)
Demikianlah keluarga yang agung ini , meraih keagungan dan ketinggian derajatnya dengan tauhid, pengamalan aqidah dan ketaatan tiada henti atas setiap titah Ilahi.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar…..
Laa Ilaha illalllah wallahu Akbar ,
Allahu akbar walillahil hamd.
Akan tetapi ternyata Allah Maha Kasih dan Sayang kepada ayah dan anak ini dan mendapat pengakuan Allah sendiri tabaraka wataa’la:
فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ ﴿١٠٣﴾ وَنَادَيْنَاهُ أَن يَا إِبْرَاهِيمُ ﴿١٠٤﴾ قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا ۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ ﴿١٠٥﴾ إِنَّ هَـٰذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ ﴿١٠٦﴾ وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ ﴿١٠٧﴾ وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ ﴿١٠٨﴾ سَلَامٌ عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ ﴿١٠٩﴾ كَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). (103) Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, (104) sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (105) Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. (106) Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (107) Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (108) (yaitu)"Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim". (109) Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. ".(QS.as-Shaffat :103-110)
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Allahu akbar walillahil hamd.
Kaum Muslimin yang semoga dimuliakan Allah
Alangkah rindunya kita untuk mewujudkan keluarga seperti keluarga Ibrahim alaihissalam, alangkah rindunya kita dengan istri seperti Hajar alaihassalam, yang dengan tegar menggendong anaknya yang masih bayi, hanya berbekal sekantong korma dan sedikit air, di tanah asing, tiada berpenghuni, tandus tiada tetumbuhan... Namun dengan lugas bertanya kepada suami tercinta AALLAHU AMARAKA BIHADZA ? ketika sang suami menjawab ;Ya, maka saat itu pula iman dan tawakkal itu menyata dengan perkataannya :Idzan la yudlayyi’unaa – jika demikian Ia tak menyia-yiakan kami.
Seorang istri da’i dan pejuang seharusnya selalu menjadikan momentum ini segar di pelupuk matanya, selalu hidup dalam catatan batinnya, bahwa istri pejuang harus tegar setegar Hajar, yang lebih tegar dari batu karang… dan jangan sampai justru menjadi penghalang suami memenuhi panggilan suci berjuang dan berdakwah di jalanNya.
Namun sebelum itu tentunya seorang suami da’i dan pejuang harus pula menorehkan sejarah Ibrahim ini dalam sanubarinya, agar terpatri pada jiwa semangat ketaatan dan optimisme serta qawwamah (kepemimpinan) yang mumpuni dengan izin Allah Ta’ala.
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Allahu akbar walillahil hamd.
Kaum Muslimin yang semoga dimuliakan Allah
Mengambil pelajaran dari Ibrahim dan keluarganya adalah berarti belajar untuk taat dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah , dan inilah yang seharusnya menyertai kita setiap saat, semangat selalu mawas diri dari penyimpangan- penyimpangan dalam beragama, tidakkah kita perhatikan parade penyimpangan mulai dari tataran aqidah, hingga moral dan akhlak seakan disambut oleh alam ini dengan parade bencana dan musibah?
Negeri yang indah ini, dengan laut, gunung, sungai dan airnya, tidaklah melainkan makhluk-makhluk Allah yang taat, yang selalu bertasbih dan memuji Allah Tabaraka wata’ala:
سَبَّحَ لِلَّـهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۖ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴿١﴾
Telah bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS.as-Shaf :1)
Isyarat alam ini seakan memberi kita pesan bahwa bumi makhluk Allah ini enggan berjalan di atasnya manusia-manusia congkak dan durjana.
Sudah tiba masanya kita kembali mengintrospeksi diri, secara individu dan kolektif, sejauhmana kita melangkah jauh dari yang seharusnya....
Namun......
Ketika musibah datang dan sebagian penduduk negeri ini justru semakin merapat kepada kesyirikan dan takhayul,
Ketika musibah datang justru datang pula sokongan dan dukungan pada nabi-nabi palsu dan para pengikutnya seperti Ahmadiyah dan Qadiyaniyah,
Ketika musibah datang justru celaan, kecaman, dan bahkan pengkafiran pada generasi terbaik umat ini (Sahabat Rasulullah )menyelip dan menikam dari belakang oleh kaum Syi’ah Rafidlah
Ketika musibah datang menjelang sebagian kita bahkan dengan bangga memamerkan kedurhakaannya pada Allah, menginjak-injak harga diri dan kehormatannya sendiri.
Sungguh ini adalah musibah di atas musibah !
Wallahul musta’an
Jalan keluar tiada lain dan tiada bukan adalah kembali bertobat, kembali menapak tilasi perjalanan juang Ibrahim dan para keluarganya, menapak tilasi perjuangan Nabi dan Rasul akhir zaman Muhammad shallallahu alaihi wasallam, yang Ibrahim alaihiissalam berdoa untuk kehadirannya.
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (البقرة: 129)
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seseorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (QS. al-Baqarah:129)

Ya… bertobat, dan Ibrahim sendiri bertobat walau ia seorang khalilullah (kekasih Allah):
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (البقرة: 128)
“Ya Rabb kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (QS. al-Baqarah:128).
Mawas diri dari kesyirikan dan penyimpangan aqidah adalah sikap mukmin sejati, bukankah Ibrahim sendiri khawatir dan minta perlindungan Allah dari kesyirikan:
وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَـٰذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ (ابراهيم:35)
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.(QS.Ibrahim:35)
Kita tidak boleh lengah , setiap saat syaithan dan bala tentaranya siap menggelincirkan dan menjerumuskan kita.
Olehnya itu benteng aqidah harus berwujud pada keluarga kita, panji-panji tauhid harus terpancang dalam dan kuat pada diri, anak dan istri kita….semangat perjuangan harus selalu menggelora pada setiap dada anggota keluarga kita
Wahai para muslimah, ibunda dan saudari kita, bercerminlah selalu pada Hajar-alaihassalam yang tegar setegar hajar (batu), siap untuk berjuang dan mendampingi seorang suami pejuang dalam kondisi apapun, dan semangat perjuangan itu insya Allah akan dibalasi Allah dengan sejuknya mata memandang anak-anak anda berbaris rapi dalam shaf perjuangan
Wahai para pemuda , jadilah “Ismail-ismail” zaman ini, yang ditempa dalam perjuangan, di dalam keluarga pejuang, bahkan anda lahir dari rahim perjuangan…bersiaplah untuk berkorban di jalan perjuangan ini….”korbankanlah” beberapa kesenangan masa muda untuk memmpuh jalan perjuangan ini, percayalah kelezatan berjuang jauh lebih nikmat daripada kenikmatan semu fatamorgana dari hiruk pikuknya dunia kemaksiatan dan penyimpangan….
Munculkan semangat dan kekuatan Ismail di zaman kini. Jadilah generasi pendobrak yang memiliki prinsip hidup yang kokoh di jalan taqwa. Bukan generasi latah yang menjadi korban situasi dan kondisi. Dan bukan generasi yang mudah terombang ambing kemana angin berhembus. Jadilah Ismail baru yang mewarisi semangat tauhid dan keteguhan diri dalam menerima semua titah perintah Allah. Sekalipun nyawa adalah taruhannya.
Dan anda wahai para bapak dan suami, bercerminlah pada Ibrahim bagaimana ia menjadi kepada keluarga teladan, didiklah keluarga anda dengan tidak pantang menyerah, usaha anda yang tidak pantang menyerah adalah bagian dari perjuangan itu sendiri…..lihatlah Nuh alaihissalam, hingga detik terakhir masih saja menyeru anaknya untuk kembali ke jalan yang benar.
وَنَادَىٰ نُوحٌ ابْنَهُ وَكَانَ فِي مَعْزِلٍ يَا بُنَيَّ ارْكَب مَّعَنَا وَلَا تَكُن مَّعَ الْكَافِرِينَ
Dan Nuh memanggil anaknya, sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil: "Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir".(QS. Hud:42)
Namun Akhirnya kita kembalikan semuanya kepada Allah yang menggenggam hati semua hambaNya.
Dan kepada para pemimpin negeri yang indah mempesona ini, ingatlah bahwa setiap kita akan dimintai pertanggung jawaban akan apa yang dipimpinnya.
Ingatlah ketika bencana dan musibah datang bergelombang, bahwa semua itu adalah pengingat dari pemilik hakiki negeri ini dan setiap jengkal bumi dan langit untuk kembali bertahkim kepada ajaran yang diturunkanNya,firman Allah Ta’ala
وَبَلَوْنَاهُم بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (الأعراف:168)
Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). (QS.al-A’raf:168)
Pertegas keberpihakan anda pada kebenaran, keadilan, dan jangan justru semakin menggandeng penggusung kezaliman dan keangkara murkaan...kami percaya anda sanggup dan mampu untuk itu, dan kami berdoa agar Allah memberikan Hidayah dan InayahNya
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Allahu akbar walillahil hamd.
Dalam kesempatan ini pula kita mendoakan saudara-saudara kita yang sedang berjuang menegakkan rukun Islam kelima dengan haji ke Baitullah, agar menjadi haji yang mabrur dan selamat kembali di tanah air, berkumpul kembali dengan sanak saudara..
Dan bagi kita di sini yang melakukan Idul Qurban dan penyembelihan hendaknya senantiasa memperhatikan tuntunan syari’at dalam pelaksanaannya; maka hewan yang sah untuk dikurbankan adalah sapi yang usianya genap dua tahun atau kambing yang genap satu tahun. Jika kambing dengan umur satu tahun sulit didapatkan, maka tidak mengapa berkurban dengan domba yang genap berusia enam bulan. Tidak boleh berkurban dengan hewan yang jelas buta sebelah matanya (picak), atau pincang dengan kepincangan yang jelas, atau sakit yang jelas, atau hewan yang sangat kurus.
Dan seekor sapi atau unta boleh disembelih untuk tujuh orang.
Sebaiknya orang yang berkurban itu menyembelih hewan kurbannya sendiri, namun tidak mengapa mewakilkannya dengan syarat tidak mengupah penjagal itu dari hewan kurban, baik dengan memberikan kulit atau dagingnya. Penyembelihan dimulai setelah khutbah dan berakhir tiga hari sesudah hari Idul Adha. Daging sembelihan dapat dibagi tiga; sepertiga untuk dikonsumsi, sepertiga untuk dihadiahkan dan sepertiga untuk disedekahkan kepada fakir miskin.
Allahu akbar, Allahu akbar, walillahil hamd
Akhirnya, di penghujung khutbah ini, marilah kita menundukkan jiwa, dan menyerahkan seluruh diri ini untuk memohon dan berdoa kepada Allah azza wa Jalla. Semoga doa kita menjadi catatan akan ketundukan kita pada Allah azza wajalla, dan Dia berkenan menerima dan mengabulkannya.
Rabbana, kami tidak berhenti dan tidak akan berhenti untuk menghadap-Mu, memohon ampunan-Mu, meminta belas kasih-Mu yang luasnya meliputi segala sesuatu.
Ya Allah, dosa kami begitu berlimpah. Rasanya tiada hari yang terlalui tanpa kesalahan pada-Mu. Dosa-dosa kami sudah terlalu banyak. Jika Engkau tak mengampuni kami, maka siapakah lagi yang akan mengampuni dan menutupinya selain Engkau ya Allah, Wahai Sang Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Pengampun. Maka ampunilah, ampunilah, ampunilah diri-diri ini, ya Allah.

Rabbana, Engkau pasti Maha Tahu betapa banyak salah dan dosa kami kepada kedua orangtua kami. Betapa banyak hak mereka yang tak sempat kami tunaikan. Ya Allah, sungguh kami mohon ampunilah dosa dan kedurhakaan kami kepada mereka. Limpahkanlah Rahmat-Mu tak henti-hentinya untuk mereka. Ampuni segala kekurangan mereka sebagai hamba-Mu. Jika Engkau masih izinkan kami bersama mereka dalam kehidupan ini, beri kami kesangupan untuk berbakti pada mereka bersama menikmati Tauhid dan iltizam di Jalan-Mu, namun jika kematian memisahkan kami jadikanlah pertemuan kami di Jannah-Mu kelak menjadi pertemuan terindah anak dan orangtunya.

Rabbana, berikan kami kekuatan untuk mengubah kondisi kami dengan izin-Mu menjadi jauh lebih baik dan gemilang. Limpahkan kepada kami kekuatan tekad untuk menjadi umat yang kuat dan tegar menegakkan keadilan dan menumbangkan kezhaliman.
Ya Allah, berikanlah pertolonganMu pada saudara-saudara kami para pejuang Islam di Palestina, Irak, Afganistan dan dimana pun mereka berjuang menegakkan kalimat -Mu.

Wahai Rabb kami, limpahkanlah kedamaian dan keamanan untuk negeri kami ini dan seluruh negeri kaum muslimin di penjuru dunia. Lindungilah kami dan semua saudara kami dari makar dan muslihat musuh-musuh-Mu, ya Allah.
Wahai Rabb Penguasa langit dan bumi, pemilik sejati laut dan gunung Raja diraja semesta alam, semua nya dalam genggaman-Mu, lindungilah kami dari segala marabahaya dan bencana, janganlah engkau hukum kami disebakan keponggahan dan kebodohan sebagian dari kami.
Wahai Rabb yang menggenggam segenap hati hamba-hambaNya, satukanlah hati kami dalam ketaatan pada-Mu, persatukan jiwa kami dalam berjuang di jalan-Mu, hilangkanlah segala benci, iri, dengki, dan sangka buruk di antara kami.
Jadikanlah kami hamba-hamba-Mu yang bersaudara dan saling mencintai dan mengasihi demi Engkau ya Allah, janganlah dosa menjadi sekat penghalang cinta dan sayang di antara kami.
Rabbana, karuniakan kepada kami para pemimpin yang selalu takut kepadaMu. Jangan Engkau berikan pendamping-pendamping yang berhati busuk kepada mereka yang menyebabkan mereka menzhalimi kami. Ya Allah, limpahkanlah Hidayah-Mu kepada mereka untuk selalu mengambil keputusan yang sesuai dengan Keridhaan-Mu.
Rabbana, Engkaulah yang Maha Mengetahui kapan jiwa ini meninggalkan raga. Jika kelak Engkau menakdirkan usia ini berakhir, maka karuniakanlah ia husnul khatimah dan berakhirnya segala dosa dan kedurhakaan
Ya Allah. Berilah kami kesempatan untuk menutup kehidupan kami di dunia ini dengan kalimat Tauhid-Mu nan suci: La ilaha illallah.
Rabbana inilah doa dan munajat kami-hamba-Mu yang tiada berdaya ini kepada-Mu, dan kami hanya dapat meminta dan berdoa, sedang Engkau adalah Rabb yang Maha Kuasa mengabulkan segala doa dan permintaan, maka kabulkanlah ya Allah Amin. Amin. Amin ya Rabbal ‘alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar