Senin, 22 November 2010

N A R S I S

Pernahkah anda mendengar kata narsis? Pasti pernah bahkan mungkin sudah biasa menggunakannnya.Kata ini sudah menjadi bagian dari bahasa gaul yang tengah ngetrend saatini.Kalu ada yang belum ngeh apa maksud bahasa gaul satu ini,tidak perlu mencari di kamus bahasa gaul.Soalnya, kata narsis sebenarnya lahir dari rahim istilah ilmu psikologi.Bahkan konon,kata ini merupakan istilah kuno yang telah ada sejak zaman sigmen freud pakar psikologi yang lahir tahun 1856 M.

Narsis atau narsisme dalam defenisi njlimetnya menurut ilmu psikologi adalah perasaan cinta atau kagum terhadap diri sendiri secara berlebihan .Rasa ini melahirkan pola sikap egosentris atau berpusat ada diri sendiri,penuh obsesi,dan hasrat yang besar untuk diakui dan tekenal.Untuk itu,mereka cenderung manipulatif dan selalu berusha mengeksploitasi diri atau bahkan orang lain.

Sedang defenisi plesetannya ,narsis adalah “ketika anda mulai suka merekam atau memotret diri sendiri dengan kamera HP dari sudut kanan atas dan menyebarkan hasilnya diinternet,salahsatunya melalui facebook”.Tapi itu Cuma plesetan,tidak perlu tersinggung kalau kebetulan anda pernah melakukannya.Namun bisa jadi,yang semacam itu merupakan gejala awal narsisme yang hari ini menggejala dengan berbagai bentuknya dan mulai mengarah ke taraf akut.Dan internet menjadi media yang paling bertanggung jawab terhadap pesebaran sindom ini .Lebih-lebih,hari ini internet bisa diakses dengan mudah melalui HP.
Dalam taraf akut ,sindrom ini berhbahaya karena mampu mendorong seseorang untuk menhalalkan segala cara demi terkenal dan diakaui keberadaannya atau biasa disebut “ngeksis”.Menjadi terkenal dengan modal bakat bukanlah pilihan yang yang ‘baik’ karena prosesnya lama dan spekulatif.Jalan pintas untuk terkenal adalah dengan membuat sensasi,misalnya saja dengan mengekspos kemolekan tubuh ,melakukan hal-hal kontroversial seperti mendukung artis terkenal yang terkena ‘kasus’ disaat semua orang mencercanya,sampai mengaku terlibat skandal dengan pejabat tinggi,artis terkenal atau bahkan kyai atau Dai yang sudah masyhur.Dengan bantuan media negri ini yang telah mengalami penurunan kredibilitas karena suka mengekspos hal-hal yang tidak penting ,usaha untuk narsis dan ngeksis semacam itu akan mendapat laluan yang sangat lempang.Dan wujud nyatanya seperti yang kita simak di berita harian.Tidak sedikit yang mencoba bikin sesuatu yang paling sensasional baik yang porno,konyol,sangat norak dan sebagainya.

Fenomena ini bukan murni efek samping perkembangan teknologi,tapi akibat dari kemunduran moral yang disebabkan lemahnya iman dan meningkatnya syahwat materialisme.Iman mendorong sikap tawadhu’ dan menjaga kewibawaan diri (haibatun nafsi) .Dua hal inilah yang akan menjaga seseorang dari sikap rakus serta mampu melihat sesuatu dari sudut pandang moral dan iman.Sedang materialisme membutakan mata dari semua hal selain materi,dan memandang bahwa popularitas adalah kuda terbaik untuk memburunya.Yang menghkawatirkan ,narsisme adalah pohoon akhlak tercela ,yang berakar pada rasa ujub dan cinta popularitas yang benihnya ada dalam diri setiap manusia ,tidak akan merusak asal tidak dibiarkan tumbuh.Nah,kiranya kita perlu menengok ke kebun sanubari,adakah benih itu telah merekah dan berdaun?(aviv)
Disalin dari Majalah ar Risalah No.133/Vol.X/05 dzulqa’dah-dzulhijjah 1431 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar