Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari Al Ju’fi. Akan tetapi beliau lebih terkenal dengan sebutan Imam Bukhari, karena beliau lahir di kota Bukhara, Turkistan, bekas wilayah negeri Soviet.
Beliau adalah seorang yang sangat alim di bidang hadits. Beliau menyusun sebuah kitab yang kesahihannya telah disepakati oleh umat Islam dari jaman dahulu hingga sekarang.
Imam Bukhari pernah ditanya oleh seseorang: “Bagaimana mulanya engkau berkecimpung dalam bidang hadits ini?” Maka beliau mengatakan, “Saya diilhami untuk menghafal hadits ketika saya bersama dengan para penulis hadits.” “Berapa usiamu pada waktu itu?” Dia menjawab, “10 tahun, atau kurang. Saya lalu keluar dari kelompok para penulis itu dan selanjutnya saya selalu menemani ad dakhili dan ulama lainnya. Ketika saya telah berkecimpung di bidang ini saya telah hafal hadits dari Ibnul mubarak dan Waqi’. Saya lalu pergi ke Mekkah bersama ibu dan saudaraku , sesudah selesai berhaji , saudaraku lalu mengantarkan ibuku pulang, sedangkan saya memperdalam dan mematangkan diri dalam bidang hadits.”
Imam Bukhari selanjutnya berkelana ke berbagai daerah seperti Nisabur, Baghdad, Bashrah, Kufah, Mekkah, Madinah, Syam dan Mesir untuk mendapatkan hadits dari sejumlah ulama.
Beliau menulis kitabnya yang bernama Tarikh di masjid nabawi, sejumlah buku yang memuat nama-nama rijal (Orang) periwayat hadits.
Imam Bukhari pada waktu kecil pernah mendatangi para ulama yang sedang bersama para muridnya, karena beliau masih kecil beliau malu memberi salam pada mereka. Suatu ketika beliau ditanya oleh seorang alim: “Berapa hadits yang sudah kau tulis hari ini? Bukhari kecil menjawab, “Dua.” Orang-orang yang ada di sekitarnya mentertawakannya. Alim itu pun berkata, “Kalian jangan mentertawakannya, boleh jadi suatu hari kalian akan ditertawakannya.”
Beliau berkata, “Suatu kali saya bersama Ishak ibnu Rahawaih (baca Rahoyah), lalu ada sejumlah temanku yang berkata kepadaku, “Alangkah baiknya kalau sekiranya engkau kumpulkan sunnah Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah kitab yang singkat”. Hal tersebut mengena dalam hatiku, maka saya mulai mengumpulkannya dalam kitab ini (Kitab sahih Bukhari).
Beliau berkata, “Kitab ini saya pilihkan dari 600 ribu hadits. Beliau juga berkata: “Tidaklah aku tulis satu hadits dalam kitab ini kecuali saya wudhu/mandi dan shalat dua rakaat.
Imam Bukhari berkata, “Saya menulis hadits dari 1000 orang alim atau lebih. Tidak ada satu pun hadits yang ada padaku kecuali kusebutkan isnadnya.”
Imam Bukhari meninggal pada tahun 256 H pada malam hari raya Idhul Fitri pada usia 62 tahun. Kubur beliau terletak di Bikharnatk dekat dengan samarkand.
Pujian Ulama kepada Imam Bukhari rahimahullah
Al-Hafidz Ibnu Huzaimah berkata, “Tak ada orang di bawah langit ini yang lebih tahu tentang hadits melebihi Al-Bukhari”
Imam Ahmad bin Hambal berkata, “Bumi Khurasan (nama daerah tempat Imam Bukhari) tidak melahirkan orang yang semisal Muhammad bin Ismail (nama asli Imam Bukhari)”.
Al-Ahzam berkata, “Aku lihat Muslim bin Hajjaj (Imam Muslim) ada di depan Al-Bukhari dan bertanya kepada beliau layaknya seorang murid kepada gurunya.”
Berkata Abu Amr Al-Khaffaf, “Telah bercerita kapadaku seorang yang bersih, taqwa, ‘alim yang aku belum pernah melihat yang semisalnya yaitu Muhammad bin Ismail Al-Bukhari. Dia lebih tahu tentang hadits dari pada Ishaq, Ahmad dan selain keduanya sebanyak 20 derajat.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar