Rabu, 03 April 2013

Kekayaan Hakiki

Ternyata untuk memiliki “kekayaan” seukuran dunia dan segala isinya tidak susah. Yah, tidak terlalu susah bagi mereka yang mau. Cukup mengamalkan beberapa anjuran dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka dunia beserta segala isinya bisa segera dibawa pulang. Bayangkan, hanya dua rakaat sebelum shalat subuh, kata Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita telah mendapat dunia dan segala isinya. (lihat Nash Hadits dalam Shahih Muslim, no. 725, dari Aisyah radhiyallahu 'anha). Yang menjadi persoalan di sini, cara pandang kita terhadap “kekayaan” seluas dunia dan segala isinya itu. Kalau dalam memandang itu kita gunakan kacamata materi, mungkin saja kita akan kecewa. Namun jika kacamata hati dan iman yang dipakai, maka kita akan menyaksikan sebuah keajaiban nikmat yang sangat luar biasa dalam diri kita.

Nah, untuk semisal kekayaan ini, mari kita simak kandungan Hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam berikut ini. Dari Ubaidillah bin Muhshan al-Anshary al-Khuthamy radhiallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Siapa diantara kalian di waktu pagi dalam keadaan merasa aman dalam dirinya, sehat pada tubuhnya dan memiliki persiapan makanan untuk hari itu, maka seakan telah diberikan untuknya dunia dan segala isinya”. HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad no. 300, at-Tirmidzi no. 2347, Ibnu Majah, 2/525, dan dihasankan oleh Syaikh Nashiruddin al-Albani dalam as-Shahihah, no. 2318.

Ada beberapa hal yang dapat kita petik dari hadits yang mulia ini, diantaranya:

Pertama: Isyarat untuk melatih diri bersikap zuhud terhadap dunia. Sebab zuhud merupakan ibadah hati yang mulia dan sanggup mendatangkan kecintaan Allah dan manusia kepada seorang hamba. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Berlaku zuhudlah terhadap kehidupan dunia, niscaya Allah akan mencintaimu, dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia, niscaya mereka akan mencintaimu” (HR. Ibnu Majah no 4102 dengan Sanad Hasan).

Kedua: Zuhud tidak berarti kemiskinan. Sebab keduanya memang berbeda. Akan tetapi, zuhud itu meninggalkan godaan dan rayuan dunia, kendati ia memilikinya karena sadar dan paham akan hakikat dunia yang hina ini (Lihat: Ibnu Qudamah, Minhaj al-Qashidin, hal. 409).

Ketiga: Padanya terkandung anjuran untuk selalu mensyukuri nikmat Allah yang ada pada diri kita. Sebab, kadang kala nikmat yang kelihatannya sepele, ternyata begitu agung jika direnungi dengan hati terbuka.

Keempat: Tiga perkara yang merupakan pondasi pokok bagi tegaknya sebuah kehidupan sosial, yakni rasa aman, kesehatan tubuh serta persediaan makanan. Makanya dalam banyak ayat al-Qur’an, Allah Ta’ala hanya menyebutkan dua pokok dari tiga hal ini, yang menunjukkan bahwa jika kedua pokok ini terpenuhi maka sebuah organisasi negara akan tegak kuat, diantaranya pada surah Qurays ayat: 4 , dan surah al-Baqarah ayat 126.

Kelima: Bahwa siapa yang Allah Ta’ala kumpulkan baginya antara kesehatan badan, rasa aman dalam hati dan kecukupan bahan pangan untuk harinya tersebut serta keselamatan pada keluarganya, maka sungguh Allah telah mengumpulkan baginya seluruh nikmat-nikmat dimana orang yang memiliki dunia ini tidak akan mendapatkan selain dari apa yang disebutkan itu (Lihat: al-Munawi, Faidh al-Qadir, 6/88).

Keenam: Secara logika, memang demikian adanya. Bahwa siapa yang pagi hari dalam keadaan sehat, merasa aman dalam dirinya serta masih memilki bekal makanan hari itu, maka seakan ia memiliki dua dan segala isinya. Silahkan renungkan nikmat sehat yang ada pada tubuh kita. Berapa miliyar jumlah pembuluh darah dan syaraf kita?, berapa banyak sumsum tulang, darah, enzim, hormon, kelenjar, antibiotik dan sebagainya?? Renungkan pula keadaan organ-organ penting dalam tubuh kita, jantung, hati, ginjal, lambung dan sebagainya. Jika Allah kehendaki, satu dari sekian miliyar syaraf atau pembuluh darah atau sumsum tulang kita bermasalah, maka berapa biaya yang harus dikeluarkan??, sungguh, jika kita menghitungnya, maka akan sama atau mendekati dengan harga dunia dan segala isinya itu. Wallahu a’lam. By. RSMD (Sumber: Notes Ustad Rapung Samuddin, Lc, MA/ https://www.facebook.com/rappung.samuddin/posts/594919917187095)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar