Oleh :Samsuddin La Hanufi
“(Generasi) akhir Ummat ini takkan membaik, melainkan dengan (mengikuti) konsep dan metode yang menjadikan ummat (terdahulu) baik”(Al Imam Malik bin Anas rahimahullah)
Pendidikan memiliki peran yang sangat signifikan dalam membangun sebuah peradaban. Bahkan dapat dikatakan, pendidikan merupakan pilar utama dalam upaya membangun peradaban yang bermartabat. Oleh sebab itu,sejarah mencatat bahwa tidak satupun peradaban yang pernah memimpin dunia melainkan diawali dengan ilmu pengetahuan.
Peradaban Barat yang saat ini menghegemoni dunia misalnya. Abad XI dikenal sebagai zaman kegelapan bagi Barat. Sebab saat itu dunia Barat berada dibawa cengkeraman kekuasaan gereja.
Namun setelah itu mereka bangkit dan berhasil melepaskan diri dari teokrasi gereja. Selanjutnya Barat memasuki babak baru dalam sejarah peradabannya yang dikenal dengan istilah zaman renaisance.
Renaisance atau kebangkitan itu sendiri bermula dari tradisi ilmu pengetahuan yang berhasil mereka bangun. Sejak itulah bermunculan cerdik pandai dan ilmuwan di Barat, seperti Charles Darwin, Galileo Galilei, Marie Curie dan lain sebagainya.
Kini, peradaban Barat masih menghegemoni dunia, salah satunya karena mereka memberikan perhatian yang serius terhadap ilmu.Budaya ilmu tertanam di Masyarakat Barat. Mereka memberikan perhatian yang serius terhadap ilmu. Hal ini terbukti dengan banyaknya pusat-pusat kajian keilmuan yang ada di Barat.
Demikian pula dengan Yahudi. Mereka terkenal sebagai bangsa yang memiliki tradisi ilmu. Dikabarkan bahwa di Israel oplah koran setiap hari melebihi jumlah penduduk. Hal ini merupakan salah satu indikasi bahwa masyarakat Yahudi Israel adalah memiliki minat baca yang luar biasa. Sementara membaca merupakan sarana utama untuk memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan.
Lalu bagaimana dengan Islam?
Islam pernah memimpin peradaban dunia selama lebih kurang 800 tahun.Ini adalah fakta sejarah yang tidak bisa ditutupi. Ketika dunia barat sedang berada dalam zaman kegelapan, Islam telah memimpin peradaban Ummat Manusia sejak beratus-ratus tahun lamanya.
Islam memimpin peradaban dunia juga berawal dari tradisi dan budaya ilmu. Bangsa ‘Arab yang merupakan tempat awal datangnya Islam sebelumnya adalah bangsa yang tidak dikenal .Mereka hidup dalam kegelapan yang disebut zaman jahiliyah. Jahiliyah sendiri berasal dari kata Jahil yang berarti “bodoh”. Bahkan Al Qur’an menyebut mereka sebagai orang-orang yang berada dalam kesesatan yang nyata .
Akan tetapi bangsa yang berada dalam kesesatan yang nyata itu bangkit menjadi bangsa yang bermartabat dan mampu membangun peradaban.Kebangkitan itu berawal dari datangnya seorang Nabi dengan membawa Risalah Islam yang menjunjung tinggi budaya Ilmu.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al Qur’an Surah Ali Imran :164.
“Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika (Allah) mengutus seorang Rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya Membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam sangat memperhatikan pendidikan dan mendorong umatnya untuk terus belajar. Banyak hadits-hadits beliau yang berisi motivasi dan anjuran untuk memuntut ilmu. Bahkan beliau mewajibkan kepada Ummatnya untuk mempelajari ilmu, sebagaimana dalam hadits :
طلب العلم فريضة على كلّ مسلم
“Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim (ah)”.
Beliau juga membuat beberapa kebijakan yang menjadi pilar pendidikan umat. Misalnya, pada perang Badr kaum muslimin berhasil menawan sejumlah kaum musyrikin. Ada beberapa usulan yang dikemukakan oleh para sahabat terkait sikap dan perlakuan terhadap para tawanan itu. Salah satu usulan yang disetujui oleh beliau adalah dengan membayar tebusan atau mengajar baca tulis kepada anak-anak kaum Muslimin. Sikap ini merupakan kebijakan yang sangat strategis karena dapat mempercepat proses terjadinya transformasi ilmu pengetahuan di kalangan masyarakat Muslimin.
Di samping itu Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam juga terlibat secara langsung dalam kegiatan pendidikan .Beliau membacakan Ayat-ayat al Quran,mengajarkan Al Kitab dan As Sunnah serta mentazkiyah (mensucikan) hati para sahabat dengan ilmu yang beliau ajarkan. Dan ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak bersama mereka, para sahabat senior menyampaikan pelajaran yang telah mereka dengar lebih dulu dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Umar bin Khathab radhiyallaahu ’anhu misalnya,beliau memilki tetangga yang menjadi partner dalam menuntut ilmu kepada Rasulullah. Jika Umar menghadiri majelis ilmu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan tetangga beliau tidak sempat hadir, maka beliau menyampaikan hadits yang ia dengar kepada tetangga tersebut. Demikian pula sebaliknya .
Pendidikan yang dijalankan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam terbukti berhasil membangun peradaban dunia yang mulia dan bermartabat. Dalam waktu singkat masyarakat Islam ketika itu mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam berbagai aspek kehidupan, tidak hanya terbatas pada pemahaman, penghayatan, pengamalan ajaran islam yang bersifat ukhrawi, tetapi juga teraplikasi pada aspek kehidupan duniawi. Kejayaan peradaban Islam pada masa-masa selanjutnya , juga tidak terlepas dari tradisi ilmu yang telah tertanam di kalangan masyarakat Muslim.
Fakta sejarah ini bukan sekadar untuk menghibur diri dengan kejayaan masa lalu. Tetapi hendaknya dijadikan sebagai bahan pelajaran bahwa peradaban Ummat dan Bangsa ini akan kembali mengulangi kejayaannya bila menempuh jalan yang sama yaitu “Membangun Tradisi Ilmu”.
Pernyataan Imam Malik menarik untuk direnungkan:
لن يصلح آخر هذه الأمة إلاّ بما صلح به أوّلها
“(Generasi) akhir Ummat ini takkan membaik, kecuali dengan (mengikuti) konsep dan metode yang menjadikan ummat terdahulu baik.”
Wallaahu a’lam bish Shawab.
(Syamsuddin La Hanufi lahir di Dopi Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara.Mahasiswa Jurusan Al Qur'an Medinah International University, Ketua Departemen Da’wah dan Pendidikan DPC Wahdah Islamiyah Makassar)
Dimuat di Eramuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar