Pertarungan antara Ahlu Tauhid dan Ahlu Syirik merupakan sunnatullah yang tetap berjalan, tidak akan berakhir hingga matahari terbit dari sebelah barat. Hal ini merupakan ujian dan cobaan bagi Ahlu al-Haq agar terjadi jihad fi sabilillah dengan lidah, pena ataupun senjata.
“Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka (dengan tidak payah kamu memeranginya) tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain.” (Terjemah Qur’an Surah Muhammad : 4)
Kita lihat musuh-musuh tauhid berusaha sekuat tenaga dengan mengorbankan waktu dan harta mereka tanpa mengenal lelah untuk membela kebatilan mereka, menebarkan kesesatan mereka, dan memadamkan cahaya Rabb mereka.
“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.” (Terjemah Qur’an Surah at-Taubah : 32)
Salah satu senjata utama mereka untuk memadamkan cahaya Allah ialah dengan menjauhkan manusia dari da’i yang berpegang teguh dengan al-Qur’an dan as-Sunnah, dengan gelar-gelar yang jelek dan mengerikan. Seperti kata yang populer di tengah masyarakat yaitu “Wahabi”. Semua itu dengan tujuan menjauhkan manusia dari dakwah yang benar.
Apa sebenarnya Wahabi? Mengapa mereka begitu benci setengah mati terhadap Wahabi? Sehingga buku-buku yang membicarakan tentang Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mencapai 80 kitab atau lebih. Api kebencian mereka begitu membara hingga salah seorang di antara mereka mengatakan bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab bukan anak manusia, melainkan anak setan, Subhanallah, adakah kebohongan setelah kebohongan ini?
“Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.” (Terjemah Qur’an surah al-Kahfi: 5)
Hal seperti ini terus diwarisi hingga sekarang. Maka kita lihat orang-orang yang berlagak alim atau ustadz bangkit berteriak memperingatkan para pengikutnya, membutakan hati mereka dari dakwah yang penuh barakah ini, dan dari para da’i penyeru tauhid pemberantas syirik dengan sebutan-sebutan dan gelaran-gelaran yang menggelikan, seperti gelaran “Wahabi”. Padahal mereka tidak mengetahui hakikat dakwah yang dilancarkan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
“… sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu.” (Terjemah Qur’an surah al-Baqarah: 13)
“…Yang demikian itu karena mereka adalah kaum yang tidak mengerti.” (Terjemah Qur’an surah al-Hasyr: 5)
Yang mereka dengar hanyalah tuduhan-tuduhan di tepi jurang yang runtuh lalu bangunannya jatuh bersama-sama mereka ke dalam neraka Jahannam. Tuduhan-tuduhan mereka tidaklah ilmiah sama sekali, lebih lemah dari sarang laba-laba.
“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.” (Terjemah Qur’an surah al-Ankabut: 41)
Semoga kalimat sederhana ini dapat membuka pandangan mata mereka terhadap dakwah ini dan agar binasa orang yang binasa di atas keterangan yang nyata pula. Dan jangan sampai mereka termasuk orang-orang yang difirmankan oleh Allah:
Dan apabila dikatakan kepadanya: “Bertakwalah kepada Allah”, bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. Dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya. (Terjemah Qur’an surah al-Baqarah: 206)
Apakah Wahabi?
Perlu ditegaskan di sini bahwa penamaan dakwah ini dengan “Dakwah Wahabiyah” dan para pengikutnya dengan “Wahabi” merupakan kesalahan kalau ditinjau dari segi lafadz dan maknanya.
Dari segi lafadz, penamaan “Wahabiyah” dinisbatkan kepada Abdul Wahhab yang tidak mempunyai sangkut paut dengan dakwah ini.[1] Ia tidak dinisbatkan kepada Muhammad bin Abdul Wahhab, yang menurut mereka, beliau adalah pendirinya. Kalaulah mereka jujur, tentu menamakannya dengan “Dakwah Muhammadiyah” karena nama beliau adalah Muhammad. Namun karena mereka menganggap bahwa jika menamakan dakwah ini dengan “Dakwah Muhammadiyah”, ia tidak akan menjauhkan manusia, maka mereka menggantinya dengan “Dakwah Wahabiyah”.
Adapun dari segi makna, maka mereka juga keliru di dalamnya sebab dakwah ini mengikuti manhaj dakwah al-Salaf al-Soleh dari kalangan sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in. Kalaulah mereka jujur, tentunya menamai dakwah ini dengan dakwah Salafiyyah.
Jadi apakah sebenarnya Wahabiyah? Dalam Kitab Fatwa Al Lajnah Ad Da’imah [2]Juz 2, hal 174 diterangkan:
Wahabiyah adalah sebuah lafaz yang dilontarkan oleh musuh-musuh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab disebabkan dakwah beliau di dalam memurnikan tauhid, membasmi syirik dan membendung seluruh tata cara ibadah yang tidak dicontohkan dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tujuan mereka dalam menggunakan lafaz ini adalah untuk menjauhkan manusia dari dakwah beliau dan menghalangi mereka agar tidak mau mendengarkan perkataan beliau.
Sungguh sangat mengherankan omongan kebanyakan manusia, ketika mereka melihat seorang yang mengagungkan tauhid, menyeru dan membelanya, mereka menyebutnya sebagai “Wahabi”. Yang lebih lucu adalah apabila mereka menyatakan bahwa Ibnu Taimiyah dan Ibnul Qayyim keduanya adalah Wahabi. Subhanallah! Apakah Muhammad bin Abdul Wahhab melahirkan orang yang hidupnya lebih dulu beberapa abad dari dirinya?[3]
Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani berkata:
Mungkin sebagian orang-orang bodoh akan menuduh Imam al-Suyuti dengan Wahabi sebagaimana adat mereka. Padahal jarak wafat antara keduanya kurang lebih 300 tahun.[4]
Aku teringat cerita menarik sekali, terjadi di salah satu sekolah di Damaskus (Syria) ketika seorang guru sejarah beragama Nashara (Kristen) menceritakan tentang sejarah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan dakwahnya dalam memerangi syirik, khurafat dan bid’ah. Sehingga seakan-akan guru Nashara itu memuji dan kagum kepadanya. Maka berkatalah salah seorang muridnya, “Wah guru kita menjadi Wahhabi!”.
Demikianlah kebencian mereka terhadap Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan orang-orang yang mengikuti dakwahnya, bahkan kepada orang Nashrani pun -yang nyata-nyata bukan Muslimin- mereka tuduh “Wahabi”.
Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji (Terjemah Qur’an al-Buruuj: 8)
Insya Allah artikel ini akan bersambung dengan tulisan menjawab tuduhan dan syubhat dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Footnote:
[1] Ini karena Abdul Wahhab adalah ayah kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Yang mendirikan dakwah ini adalah Muhammad dan bukannya Abdul Wahhab, maka sepatutnya gelaran disandarkan kepada Muhammad dan bukannya Abdul Wahhab. Sebab mengapa gelaran sengaja dialihkan dari nama Muhammad diterangkan seterusnya di atas. (Hafiz Firdaus).
[2] Sebuah lembaga pemberi fatwa di Saudi Arabia
[3] Ini kerana Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab meninggal dunia pada tahun 1206H manakala Imam Ibnu Taimiyah meninggal dunia pada tahun 728H dan Imam Ibnul Qayyim pada tahun 757H. (Hafiz Firdaus).
[4] Imam al-Suyuti meninggal dunia pada tahun 911H.
Sumber: www.hafizfirdaus.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar