Pada edisi lalu (tulisan 1 -5 ) telah kami sebutkan 20 bentuk kelalaian dalam mendidik anak. Berikut ini kembali kami sebutkan beberapa kelalaian yang lain, dan masih merupakan kelanjutan dari kelalaian sebelumnya. Diantara bentuk-bentuk kelalaian itu adalah:
21. Seringnya terjadi Perselisihan antara Kedua Orang Tua
Seringnya terjadi perselisihan antara kedua orang tua mempunyai efek negative bagi psikologis anak; Apa sikap anak ketika melihat ayahnya memukul ibunya ? Sang ayahberkata kasar kepadanya ? Apa sikap anak ketika ibunya berlaku buruk terhadap ayahnya ?
Yang pasti, kecenderungan negative telah merasuk ke dalam jiwanya, kedengkian dan dan dendam telah bergolak dalam dirinya, hingga akhirnya hilang rasa kasih sayang dalam hatinya, dan berganti dengan kejahatan dan permusuhan.
22. Sikap Orang Tua yang Kontradiktif
Seperti memerintahkan anak untuk berlaku jujur sementara dia berdusta, memerintahkan anak untuk berjanji dan dia sendiri mengingkari, memerintahkan anak untuk berbakti kepada kedua orang tua dan menyambung persaudaraa, sementara dia sendiri seorang durhaka dan pemutus persaudaraan, melarang mereka untuk tidak merokok, padahal dia sendiri yang merokok, dan seterusnya.
Hal ini tidak berarti seorang ayah berhenti memberikan nasehat kepada anak-anaknya ketika dia sendiri belum mampu melaksanakan atau adanya keterbatasan pada beberapa hal.akan tetapi sebaiknya dia menasehati mereka, sekalipun belum melaksanakanapa yang diucapkannya. Yang perlu dipahami disini, bahwa adanya sikap kontradiksi (bertolak-belakang) antara perkataan dan perbuatan (menyuruh tapi tidak melakukan, melarang tetapi melakukan) dapat menghilangkan pengaruh nasehat itu.
23. Sikap Orang Tua yang Kontradiktif
Seperti memerintahkan anak untuk berlaku jujur sementara dia berdusta, memerintahkan anak untuk berjanji dan dia sendiri mengingkari, memerintahkan anak untuk berbakti kepada kedua orang tua dan menyambung persaudaraa, sementara dia sendiri seorang durhaka dan pemutus persaudaraan, melarang mereka untuk tidak merokok, padahal dia sendiri yang merokok, dan seterusnya.
Hal ini tidak berarti seorang ayah berhenti memberikan nasehat kepada anak-anaknya ketika dia sendiri belum mampu melaksanakan atau adanya keterbatasan pada beberapa hal.akan tetapi sebaiknya dia menasehati mereka, sekalipun belum melaksanakanapa yang diucapkannya. Yang perlu dipahami disini, bahwa adanya sikap kontradiksi (bertolak-belakang) antara perkataan dan perbuatan (menyuruh tapi tidak melakukan, melarang tetapi melakukan) dapat menghilangkan pengaruh nasehat itu.
24. Pelimpahan Urusan Pendidikan Anak Kepada Pembantu Rumah Tangga atau Pengasuh
Ini adalah masalah yang sangat serius dan berbahay, khususnya jika pembantu atau pengasuh adalah wanita kafir. Maka, akan mengarahkan si anak kepada penyimpangan perilaku rusaknya keyakinan dan akhlak.
25. Membiarkan Anak Perempuan Ke Pasar Tanpa Disertai Mahram
Membiarkan anak-anak perampuan ke pasar tanpa disertai mahram adalah bentuk kecerobohan besar dan pengabaian amanah.
Ada sebagian orang yang mengajak puterinya berbelanja di pasar yang penjualnya adalah laki-laki, sehingga pada kesempatan lain, anak-anak perempuan menghabiskan waktu yang lama berkelilling diantara penjual tanpa disertai mahram, sehingga mengundang fitnah, dan menjadikan mereka sumber fitnah bagi wanita-wanita lainnya.
Jika dilontarkan pertanyaan kepada mereka, “Mengapa engkau tidak pergi ke pasar bersama mereka ?” Maka dia akan menjawab, “Saya malu jika ada seseorang yang melihatku bersama mereka (para wanita)” .
Subhanallah, apakah engkau malu kepada manusia dan tidak malu kepada Allah ?
Apakah engkau tidak takut hukuman Allah ?
Adakah engkau datangnya fitnah ?!
Sekiranya engkau punya kambing, maka engkau tidak akan membiarkannya tanpa penggembala, apakah kehormatanmu lebih murah daripada kambingmu ?
Apakah engkau tidak khawatir dengan serigalayangmenerkam ?
Siapa yang menggembala kambing di tanah kawasan binatang buas
Lalu ia tertidur
Maka kambing gembalaannya akan dikuasai oleh harimau
Pada masalah ini; dikatakan kepadanya, “jika engkau malu pergi bersama mahrammu, maka pergilah bersama puteri-puterimu ke pasar yang khusus untuk wanita, atau bawalah mereka ke wilayah terdekat dari negerimu, dan singgahlah bersama mereka; sekiranya engkau tidak dikenali siapa pun.”
26. Mengabaikan Dering Telepon dan Tidak Mengawasi Penggunaannya
Sebagian orang tua –semoga Allah memberikan petunjuk-Nya kepada mereka- mengabaikan masalah telepon, dan tidak mengawasinya sama sekali. Bahkan membrikan telepon untuk setiap anak-anaknya di kamar mereka masing-masing, atau memberikan hand phone kepada mereka sekalipun tak mengetahui bahayanya dan tidak menggunakannya dengan sebaik-baiknya.
Mereka tidak menyadari bahwaketika telepon tidak dipergunakan dengan baik, maka akan menjadi alat perusak dan penghancur bagi anak. Betapa banyak bencana dan permasalahan akibat dari ini, dan betapa banyak ia telah mengantarkan kepada keburukan dan musibah, betapa banyak kehormatan terampas karenanya, dan betapa banyak rumah tangga hancur dibuatnya.
27. Tidak Mengawasi Bacaan Anak
Sesungguhnya dengan membaca mampu membentuk pola pikir, serta memberi pengaruh positif maupun negative kepada si pembaca.
Sebagian orang tua tidak peduli dan menanyakan apa yang telah dibaca oleh anak-anaknya, tidak mengarahkan mereka kepada bacaan yang bermanfaat, dan tidak memberikan peringatan pada bacaan yang berbahaya.
(Bersambung Insya Allah)
Sumber : Disalin dari buku “Jangan Salah Mendidik Buah Hati” karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim al Hamd.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar