Minggu, 10 Oktober 2010

TAUHID ITU FITRAH


            Pengakuan akan keberadaan ,kemahakuasaan dan kemahasempurnaan Allah sebagai pencipta (tauhid rububiyah) adalah hal fithrawiy yang dimiliki oleh setiap manusia .Tidaklah fitrah ini diingkari melainkan oleh segolongan kecil manusia yang memiliki kelainan dalam sifat dan tabiatnya.
            Diantara golongan yang dikenal menyimpang dalam masalah ini adalah kaum Nasrani yang memiliki konsep trinitas dalam masalah ketuhanan .Namun , adakah mereka mengingkari kemahaesaan Allah sebagai pencipta . . . ? T i d a k .Mereka tidak mengingkari keberadaan Allah .Mereka yakin bahwa pencipta alam raya ini adalah satu dan tidak berbilang.Hanya saja ,mereka memiliki konsep trinitas yang  mereka tafsirkan  dengan penafsiran yang begitu beragam dan sangat  membingungkan .Hal ini dinyatakan sendiri oleh tokoh-tokoh mereka .Dr.R.Soedarmo mengakui bahwa trinitas memang tidak dapat dimengerti.Alban Douglas menyatakan barang siapa mencoba mengerti  tritunggal secara tuntas dengan daya akal manusiawi akan jadi tidak waras.Adolf Heuken Sj.Menyimpulkan bahwa trinitas adalah dasar dari puncak misteri iman mutlak .Dan masih banyak lagi tokoh gereja Kristen yang jujur mengakui doktrin trinitas adalah keimanan semu dan tidak teruji kebenarannya.(Fakta on 26 feb 01).
            Terlepas dari kesembrawutan konsep mereka tersebut ,satu hal yang ingin dipetik bahwa tidak ada yang mengingkari kebeadaan Tuhan Yang Esa dalam penciptaan alam raya ini.
            Diantara kelompok yang juga dianggap memyimpang dari konsep ketuhanan Islam adalah kelompok yang mengakui bahwa alam ini tercipta dari dua unsur ,yaitu cahaya (nuur) dan kegelapan (dzulmah).Meskipun demikian kelompok ini bersepakat  bahwa cahaya lebih baik dari kegelapan.Kalau demikian adakah mereka ingkar akan keberadaan Tuhan pencipta?.Adakah mereka mereka meyakini keberadaan dua Tuhan yang masing-masing memiliki sifat yang sama antara satu dengan yang lainnya ?.Sekali lagi “tidak “.Maka dari ulasan ini ,diketahui secara jelas bahwa tauhid rububiyah merupakan tauhid yang lazim diimani oleh seluruh manusia.
            Sesungguhnya alam raya ini dengan  segala keteraturannya adalah bukti akan keberadaan penciptanya.Dikisahkan bahwa pernah suatu ketika al Imam Abu Hanifah diajak debat oleh sekelompok orang ahli kalam tentang keberadaan Tuhan .Sebelum memulai debatnya ,ia berkata kepada sekelompok orang tersebut , “Bagaimana pendapat kalian terhadap peristiwa yang terjadi di daerah Dajlah? Sebuah perahu tanpa nakhoda dan tak seorangpun berada di dalamnya ,mengisi barang,berlayar,berlabuh,menurunkan barang ,dan kembali . . . seluruhnya terjadi secara spontan tanpa seorangpun yang mengaturnya ?!!.Mendengar kisah tersebut sontak orang-orang itu  berkata ;Peristiwa itu adalah dusta !, Lantas Imam Abu Hanifah berkata , “Kalau peristiwa itu kalian nyatakan sebagai sebuah kebohongan ,maka bagaimanakah dengan keyakinan kalian bahwa alam raya ini dengan segala keteraturannya adalah sesuatu yang terjadi secara spontan ,tanpa ada yang mengaturnya???.
            Sekali lagi,kisah ini bukti nyata keniscayaan iman terhadap rububiyah Allah.Oleh sebab ini Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
            ما من مولود إلاّ يولد على الفطرة , فأبواه يهوّدانه أو ينصّرانه أويمجّسانه
“Tidak satupun manusia terlahir ke dunia ini melainkan ia terlahir di atas fitrah.Lalu kedua orangtuanyalah yang menjadikannya yahudi,atau Nasrani atau Majusi”.(Muttawaq ‘alaihi).
            Dalam hadits ini ,Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam tidaklah mengatakan “lalu kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Islam ....”.Mengapa??... Karena islam adalah fitrah yang merupakan asal keyakinan setiap manusia.
            Hal dasar  yang juga merupakan fitrah manusia selain pengakuan terhadap keberadaan Allah adalah pengakuan terhadap kemahaesaan Allah dalam segenap kebijakan-Nya.Hal inilah yang hendak Allah nyatakan lewat firman-Nya:
$tB xsƒªB$# ª!$# `ÏB 7$s!ur $tBur šc%Ÿ2 ¼çmyètB ô`ÏB >m»s9Î) 4 #]ŒÎ) |=yds%©! @ä. ¥m»s9Î) $yJÎ/ t,n=y{ Ÿxyès9ur öNßgàÒ÷èt/ 4n?tã <Ù÷èt/ 4 z`»ysö6ß «!$# $£Jtã šcqàÿÅÁtƒ ÇÒÊÈ  
 Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada Tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada Tuhan beserta-Nya, masing-masing Tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu,(Qs Al Mu’minun:91).
            Dalam ayat ini Allah tegaskan bahwa sekiranya di muka bumi ini ada dua Tuhan yang masing-masing memiliki sifat kesempurnaan yang sama,maka kemungkinan yang akan terjadi ketika masing-masing dari keduanya memiliki kebijakan yang berbeda tidak akan lepas dari tiga hal,yaitu;
Pertama:Masing-masing akan melaksanakan kebijakannya sendiri terhadap mahluk-Nya ,dan tentu hal ini adalah sebuah kemustahilan,yaitu menggabungkan dua kebijakan kontradiksi pada satu objek dan keadaan yang sama.
Kedua,Masing-masing akan mengalah dan menghapuskan kebijakan tersebut terhadap seluruh makhluk ,dan hal inipun –lagi-lagi- merupakan sesuatu yang mustahil karena akan berimplikasi kepada kekosongan kebijakn penguasa alam terhadap makhluk.
Ketiga,Salah satu darimkeduanya akan mengalah ,yang ketiga ini mengisyaratkan kelemahan (Tuhan yang mengalah).kelemahan merupakan mustahil dimiliki oleh Tuhan yang berhak disembah.
            Demikianlah pemaparan Allah yang sungguh teramat jelas,maka adakah setelah kebenaran melainkan kesesatan ??..
            Satu hal yang sangat disayangkan dari sebagian orang yang sangat terpukau dengan ilmu kalam adalah ketika mereka mencurahkan seluruh potensi yang mereka miliki –hanya- untuk menjelaskan kepastian akan keberadaan Allah.Bukankah hal ini kesia-siaan???...
            Berpanjang lebar dan mengahabiskan potensi untuk menjelaskan sesuatu yang sudah jelas ,ibarat berpanjang lebar menjelaskan bahwa matahari itu ada dan bersinar kepada seorang yang melihat di siang hari yang sangat terik.
            Pernyataan ini samasekali tidak bermaksud menafikan urgensi penjelasan.Karena kenyataannya masih ada saja orang atau kelompok-kelompok yang menyimpang dalam masalah ini ,sebagaimana pemaparan terdahulu.Lagipula dalam banyak ayat-ayat Nya ,Allah telah menjelaskan tentang kebehakkan-Nya untuk disembah lewat pemaparan-Nya akan bukti-bukti keberhakkan-Nya itu.Namun yang tercela adalaha takalluf,berlebih-lebihan menghabiskan seluruh potensi dalam melayani pertanyaan (baca;syubhat) orang-orang yang pada asalnya tidaklah menginginkan kebenaran ,melainkan sekedar melempar jaring-jaring syubhat dan menebarnya di sela-sela pemikiran seorang muslim.
            Karena itu,jika syubhat itu datang menghampiri ,maka ingatlah wasiat Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam:
“Renungkan dan pelajarilah ciptaan-ciptaan Allah dan janganlah engkau (sibuk) memikirkan Dzat Allah.” (Shahih al Jaami’).
            Demikianlah tujuan dari pemaparan tentang tauhid rububiyah,yaitu agar keimanan seseorang bertambah dengan mengetahui kebesaran Allah melalui segala ciptaan-Nya,bukan -justru menambah kebingungan manusia- khususnya orang awwam – dengan seabrek teori-teori ketuhanan yang diinduksi dari para ilmuwan yang tidak jelas loyalitasnya terhadap agama ini,terlebih dari mereka yang telah jelas permusushannya terhadap agama.
            Semoga Allah ,lewat sekian banyak fenomena alam yang kita saksikan ini ,senantiasa membuka pintu hati kita dan kaum Muslimin untuk menerima cahaya iman dan menambahnya pada setiap pergantian hari dalam usia yang sungguh sangat terbatas ini.Allah berfirman :
žcÎ) Îû È,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur É#»n=ÏF÷z$#ur È@øŠ©9$# Í$pk¨]9$#ur ;M»tƒUy Í<'rT[{ É=»t6ø9F{$# ÇÊÒÉÈ   tûïÏ%©!$# tbrãä.õtƒ ©!$# $VJ»uŠÏ% #YŠqãèè%ur 4n?tãur öNÎgÎ/qãZã_ tbr㍤6xÿtGtƒur Îû È,ù=yz ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚöF{$#ur $uZ­/u $tB |Mø)n=yz #x»yd WxÏÜ»t/ y7oY»ysö6ß $oYÉ)sù z>#xtã Í$¨Z9$# ÇÊÒÊÈ  
 Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.(QS Ali Imran :190-191).
Disalin dari tulisan Ust Muhammad Irfan Zain Lc di Majalah al Bashirah edisi 07 tahun II Rabi’ul-Tsani 1429 H dengan sedikit perubahan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar