Kamis, 18 Agustus 2011

KEISTIMEWAAN SEPULUH TERAKHIR RAMADHAN



Di awal ramadhan,masjid mana yang tak penuh sesak dengan jamaah?Terutama sholat 'isya dan tarawih.Hampir dipastikan ,di hari-hari/malam-malam awal ramadhan tidak ada yang mau ketinggalan.
Namun,seperti biasa saat tapak-tapak hari/malam Ramadhan kian menjelang akhirnya ,semangat beribadah mulai redup,fisik semakin berat dan ketaatan semakin berkurang.Saat memasuki sepuluh hari/malam terkhir ramadhan ,masjid-masjid mulai sepi dan kekurangan jamah.Sebaliknya pasar-pasar malam,mall-mall,dan pusat-pusat perbelanjaan lainnya lebih ramai dari biasanya.
Demikian yang terjadi di sekitar kita dari tahun ke ahun.Bahkan tanpa sadar ,kitapun menjadi bagian dari kasahan dan kelalaian "klasik" ini.Sebagai gejala dan indikasi bahwa keutamaan dan kemuliaan Ramadhan kurang dipahami dengan baik,sehingga kemeriahan suasana amaliyah ramadhan yang terjadi di awalnya seolah hanya karena tradisi saja.Semangat yang menggebu-gebu pada awal-awal ramadhan sepertinya tidak dilandasi oleh 'ilmu dan pemahaman yang cukup.
Sungguh,sepuluh terakhir ramadhan merupakan kesempatan khusus dan spesial yang sangat istimewa untuk menggapai ridha Allah dan mendulang banyak pahala dan kebaikkan yang berlimpah.Sebab, sepuluh terakhir ramadhan memiliki keutaman dan keistimewaan khusus yang tidak dimiliki oleh malam-malam sebelumnya.
Saat memasuki sepuluh terakhir Ramadhan ,Rasulullah biasa meningkatkan intensitas ibadah yaang beliau kerjakan .Istri beliau 'Aisyah menuturkan :" Rasulullah bersungguh-sungguh brribadah pada sepuluh malam terakhir ramadhan melebihi kesungguhan beliau pada malam-ma;am yang lain".(HR Muslim).Bahkan,Beliau mengkhususkan sepuluih malam terakhir dengan melakukan ibadah yang tidak beliau kerjakan pada malam-malam sebelumnya .Biasanya jika telah masuk bulan
ramadhan ,beliau sholat dan tidur,namun jika telah memasuki sepuluh malam terakhir beliau tidak sempat memejamkan mata .
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam turut membangunkan istri-istrinya pada bulan ramadhan .Kebiasaan seperti ini tidaklah beliau lakukan pada kesempatan-kesempatan yang lain.Abu Dzar Al Ghifari radhiyallahu 'anhu menuturkan, Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam mengimami mereka pada nalam keduapuluhtiga,keduapuluhlima,dan kedupuluhtujuh.lalu disebutkan bahwa beliau turut mengajak istri-istrinya untuk beribadah pada malam kedua puluh tujuh.Hal ini menegaskan bahwa sangat diprioritaskan membangunkan keluarga untuk beribadah pada malam-malam ganjil,karena besar kemungkinan malam-malam tersebut adalah saat terjadinya lailatulQadar.
Menghidupkan sepuluh malam terakhir Ramadhan dengan iibadah sholat,membaca al Quran,dan amalan-amalan ibadah nlainnya serta turut membangunka keluarga pada malam-malam seperti ini merupakan salahsatu sunnah Rasulullah yang diikuti oleh orang-orang sholih.Sufyan Ats-Tsauri bekata:Aku sangat menykai bagi seseorabg jika ,telah masuk sepuluh malam teakhir Ramadhan hendaknya ia bersyngguh-sungguh beribadah di malam hari dan hendaknya ia turut membangunkan istri dan anak-anaknya jikam mereka mampu melakkukan hal tersebut".
Kebiassan yang lain yang dilakukan oleha Rasulull ah shollallahu 'alaihui wasallam pada sepuluh terkhir ramdhan adalah beri'tikaf.I'tikaf artinya menetap dan berdiam diri di masjid dengan niyat taqarrub mendekatkan diri kepad Allah 'Azza wajalla.
Apa yang menyebabkan Rasulullah shollallaahu,alaihi wasallam begitu bersunnguh-sungguh beribadah pada sepuluh malam terakhir ramafdhan ini?
Mungin salahsatu alasannya karena diantara malam-malam pada sepuluh malam terakhir Ramadhan ini terdapat malam "LailatulQadar".Satu malam yang nilainya jauh berlipat melebihi jatah usia hidup kita di dunia ini.LailatulQadar(malam kemuliaan),malam yang lebih baik dari seribu bulan.Seribu bulan =83 tahun empat bulan.Beliu memerintahakan kepada kita untuk mencarinya pada sepuluah malam terakhir Ramadhan."Carilah LailatulQadar pada sepuluhmalam terakhir ramadhan".Demikian Rasulullah menganjurkan.(Syams)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar